Home / Thriller / Anathema: Back to the Past / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Anathema: Back to the Past : Chapter 111 - Chapter 120

122 Chapters

Part 110 - War in the Fairy World(1)

"OMG! K-kita p-punya sayap juga!" Tania yang mendadak melayang."Huaahhh!" Desti berteriak, tak menyangka ia juga memiliki sayap seperti teman-temannya yang lain. "Kalian semua yang baru memiliki sayap silahkan latihan terbang dulu di goa ini, tapi jangan lama-lama ya." Ujar Peri Agatha. DUURRRRRR!DUUUURRRRR!DUUURRRR!Terdengar suara gemuruh dari luar goa laboratorium prayogashaala, dari luar ternyata Peri Anjana sedang menggunakan tongkat kesaktiannya untuk menyerang goa laboratorium prayogashaala supaya goa itu runtuh dan Sumelika beserta yang lainnya mati di dalam sana. "Gayatri, Iik, Mohini, Laras, Kamya, Tono bantu aku meruntuhkan goa laboratorium prayogashaala!" teriak Peri Anjana yang masih terbang untuk menyerang goa laboratorium prayogashaala. Komplotan Peri Anjana menyerang goa laboratorium prayogashaala dengan kekuatannya masing-masing, goa itu mulai runtuh dan akan hancur dalam beberapa men
Read more

Part 111 - War in the Fairy World(2)

"Hahaha! Temanmu sebentar lagi gugur! Mungkin Rindu adalah satu-satunya orang pertama dari kubumu yang gugur dalam peperangan ini, rasakan itu! Hahaha!" Iik yang tertawa di atas penderitaan Rindu."Kejam!" Sumelika sangat marah kepada Iik karena sudah menghina sahabatnya, Rindu. Sumelika mencoba merauk buntut Iik yang melilitnya, seketika Iik yang terkena raukan Sumelika langsung berteriak kesakitan."Huaaahhhh!" jerit Iik, ia langsung melepaskan lilitannya dari Sumelika. "Terimalah ini!" Sumelika menusuk jantung Iik dengan pedang."Aaaaaaa!!" Iik semakin kesakitan dan berteriak dengan kencang sampai membuat semua komplotannya menoleh.DAAARRRR!Lagi-lagi, raga Iik meledak dan menjadi abu, sekarang Iik menjadi pemimpin pasukan peri yang pertama gugur di medan perang. Sumelika langsung mengeluarkan botol lalu abu Iik masuk ke dalam botol secara otomatis."Harghhhh! Awas kau, Sumelika!" teriak Gayatri, ia pun  mendekati Sumel
Read more

Part 112 - Victory or Defeat?

Tak pantang menyerang, Nenek Laras menyerang Arsela dan Irene lagi dengan telapak tangannya. Sekarang ia mengeluarkan bola api besar supaya mereka berdua bisa terluka parah, tapi lagi-lagi serangannya malah berbalik ke dirinya sendiri lagi.DAAAARRR!Nenek Laras terluka parah, dia mundur dan menyuruh para pasukannya untuk menyerang Arsela dan Irene kembali. "Serang Irene dan Arsela hingga mereka semua terluka dan tak berdaya lagii!" jeritan Nenek Laras membuat semua pasukannya menyerang Irene dan Arsela dengan membabi buta. Di sisi yang lain, Aisyah, Popon, Tania, Desti sampai Rindu terpojok karena serangan dari Kamya, Mohini, Tono dan juga monster singa phoenix, mereka semua berhasil menumpas setengah pasukan peri jahat juga seperti Irene dan Arsela tapi karena siluman jahat menyerang mereka tanpa henti, membuat mereka semua sulit menumpas semua sebagian pasukan peri jahat yang masih tersisa. Sumelika pun terpojok bersama dengan Peri Chahat d
Read more

Part 113 - Tengkorak Village Residents Make a Full Recovery

Sumelika dan kawan-kawannya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada Ratu Peri Alice dan semua peri yang sudah memberikannya alat teleportasi waktu. Sumelika mungkin akan pulang saat itu juga ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi terakhirnya yang merupakan inti dari perjalanannya ke masa lampau."Ini terlalu cepat, apa kalian tidak mau lihat-lihat alam peri dulu untuk melepas ketegangan sejenak? Aku harap kalian bisa menerima undanganku ini," tawa Ratu Peri Alice."Maaf, Ratu. Kami harus cepat-cepat ke Desa Tengkorak untuk menyelesaikan misi kami yang terakhir mungkin kami akan datang kemari lagi setelah kami menyelesaikan misi terakhir kami untuk menghentikan kutukan manusia serigala kepada leluhur kami yang masih hidup sekarang." Sumelika menolak tawaran Ratu Peri Alice dengan sopan. "Baiklah kalau begitu, semoga misi kalian semua selesai dan kalian bisa memenangkannya. Kalau ada apa-apa hubungi aku lewat Peri Chahat yang ada di Curug Bubble Ice
Read more

Part 114 - Letter From Gayatri

Malam tiba, Kevin mulai sadarkan diri. Di tengah malam yang sunyi itu, Kevin bangkit dan menuju ke kamar Gayatri, mencari Gayatri yang nyatanya sudah tak ada lagi di kamar itu. Ia memanggil-manggil nama Gayatri, berharap Gayatri muncul kembali di hadapannya. "Gayatri! Gayatri!" dalam keadaan masih merasa sakit karena lukanya belum 100% pulih, ia paksakan mencari Gayatri karena ia sangat mencintainya setulus hati."Gayatrii!" sudah beberapa menit ia memanggil nama Gayatri, dia tak kunjung datang, ia memutuskan untuk berteriak sekencang-kencangnya memanggil nama Gayatri supaya Gayatri bisa mendengar suaranya.Suara teriakan Kevin yang begitu keras, membangunkan Sumelika dan kawan-kawannya. Sumelika, Fanny dan Aisyah terbangun, mereka bertiga begegas ke kamar Gayatri untuk memeriksa keadaan Kevin. "Astaghfirullahaladzim!" alangkah kagetnya mereka bertiga ketika melihat Kevin mengacak-acak kamae Gayatri untuk mencari Gayatri. Kevin me
Read more

Part 115 - Ending of Kevin and Gayatri Love Story

Keesokan harinya, Bu Iis, Sumelika dan kawan-kawannya yang lain menyiapkan sarapan di dapur kembali, kali ini Sumelika dan kawan-kawan dibantu oleh Bu Iis dalam menyiapkan sarapan. Bu Iis sekarang memasak nasi sego tiwul kelapa untuk menu sarapan pagi hari ini, Bu Iis sangat pandai sekali dalam membuat masakan dan sarapan, hidangannya selalu saja mengugah selera.Dalam beberapa menit, Bu Iis sudah bisa menyiapkan makanan besar untuk dijadikan santapan sarapan orang-orang banyak yang singgah di rumahnya. Semua orang di sana benar-benar menikmati masakan Bu Iis, bahkan ada yang menambah nasi dan lauk-pauknya. Di tengah sarapan pagi yang hangat, ceria dan dipenuhi dengan semangat, mendadak menjadi hening dan dingin ketika mereka semua melihat Kevin yang keluar dari kamarnya dengan raut wajah yang begitu lesu dan datar. Di wajahnya nampak tak ada lagi tanda semangat hidup, dia begitu lelah. Semua orang sangat takut kepada Kevin, takut Kevin membabi buta lagi seperti
Read more

Part 116 - Sumelika's Last Mission(1)

Keesokan harinya, pagi baru yang sangat ceria menyambut Desa Tengkorak. Pagi itu entah mengapa Sumalika sangat senang dan bersemangat tapi di hati terdalamnya ia merasakan ketakutan seperti ada sesuatu yang besar akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat.  Tak hanya perasaan takut, Sumelika pun merasakan cemas dan gelisah. Ia sepertinya akan berpisah jauh dari orang-orang yang ia kenal di masa lampau, seperti dengan Rindu, Romi, bu Iis, Hamalia, Bani sampai abang-abang tukang nasi goreng yang biasanya menjadi andalannya untuk menambah nafsu makan di masa lampau. Setelah sarapan, mendadak Sumelika dikejutkan dengan kedatangan Hamalia dan Bani, mereka berdua baru saja pulang dari rumah setelah kemarin. Saat mereka sampai, mereka berdua langsung mencari-cari keberadaan Sumelika. Sumelika yang mengetahuinya langsung menemui Hamalia dan Bani."Sumelika! Gawat, Mell!" ucap Hamalia, dengan nada penuh ketakutan dan kepanikan yang luar biasa. "Ada apa i
Read more

Part 117 - Sumelika's Last Mission(2)

DOOORRRR!Suara tembakan terlepas dari senapan. Suaranya terdengar dan bergema di telinga, mereka semua kaget tapi mereka berusaha untuk tenang dan tidak panik. Mereka tetap bersembunyi tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Ternyata oh ternyata sumber suara itu berasal dari senapan besar milik Tono dan para saudara-saudaranya yang sudah tiba di goa emas serigala, mereka semua datang dengan menggunakan baju besi dan membawa banyak sekali senjata dimulai dari sniper, senapan besar, pedang, samurai, pisau dan benda-benda tajam yang lainnya. Mereka melakukan ini demi bisa mendapatkan harta karun manusia serigala yang tersimpan di goa emas serigala. "Itu Kak Tono!" ucap Hamalia memberitahukan soal kedatangan Tono kepada Sumelika dan yang lainnya. Mereka semua bersiap untuk membuat Tono dan semua saudara-saudaranya terkepung. Sesuai dengan aba-aba dari Sumelika mereka semua pun pergi mengepung Tono dari segala arah sampai-sampai Tono lagi semua
Read more

Part 118 - Sumelika's Last Mission(3)

Tono membuka pintu goa emas serigala, seketika dari dalam keluarlah cahaya yang terpancar dari emas, permata dan berlian. Cahayanya begitu terang sampai-sampai menerangi hutan Desa Tengkorak, Tono tersenyum licik, ia sebentar lagi akan mendapatkan tujuannya yang selama ini ia incar. Tono memandangi semua harta karun yang ada di sana, dalam hatinya ia ingin membawa semua harta karun itu ke gudang emasnya.  "Hahaha! Akhirnya, saya bisa mendapatkan tujuan saya yang sudah saya pendam selama bertahun-tahun! Hahaha! Sekarang tak ada lagi yang mampu menghalangi jalan saya lagi, tak ada yang mampu menghalangi jalan saya untuk menjadi orang yang paling kaya raya! Hahaha!"Mendengar Tono yang mengatakan hal-hal yang tak pantas, serigala-serigala penjaga goa emas serigala berdatangan dari dalam goa itu, mereka semua menyerang Tono dan juga semua saudara-saudaranya. Tono punya segala cara untuk menghalau badai yang menerpa dirinya sewaktu-waktu, sewaktu di alam naaglok Tono
Read more

Part 119 - Mission Complate!

Saat Tono akan melepaskan peluru dari senapan, tiba-tiba ..."Tonoooo!!!" terdengar suara teriakan seorang perempuan dengan nada yang sangat tinggi, suara perempuan itu terdegar serak sekaligus berganda-ganda, suaranya ini berbeda dari siluman yang biasa ditemui di misi petualangan Sumelika kemarin, suaranya memiliki 10 kali lipat yang membuat seseorang yang mendengarnya bergidik ketakutan.Datanglah sesosok perempuan cantik bergaun hitam yang menggunakan mahkota serigala, dia datang bersama dengan 2 manusia serigala berwarna ungu yang membawa tameng dan pedang. Dia adalah Ratu Iravati, ratunya para serigala. "Kurang ngajar!"Sreet!Ratu Iravati mencakar wajah Tono sampai wajah Tono berdarah, ia membalas Tono atas perilaku tak pantas yang dilakukan oleh Tono kepada para serigala-serigala di hutan kawasan Desa Tengkorak, ditambah lagi Tono sudah mencuri harta karun milik kerajaan serigala, Ratu Iravati sangat marah dan sangat murka kepada Tono
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status