Home / Fantasi / Love in The Game (INDONESIA) / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Love in The Game (INDONESIA): Chapter 81 - Chapter 90

131 Chapters

Car Chase

Claire menyetir mobilnya dengan gila-gilaan di jalanan yang cukup sibuk hari itu. Kemacetan menanti di hadapannya. Claire melirik ke arah jalur sebaliknya yang terlihat cukup lenggang. Leon melebarkan matanya saat bisa menebak apa yang dipikirkan Claire. Ia tidak bicara apapun, karena percuma saja, jadi ia hanya memegang erat ke jok mobil. Luka bakarnya terasa berdenyut-denyut tapi ia tidak menghiraukannya. Yang ia inginkan hanyalah kabur dari kejaran mobil-mobil hitam itu.Claire membanting setirnya menuju jalur yang berlawanan arah. Mobil-mobil mulai menekan klakson saat melihat mobil Claire melaju cepat melawan arah. Claire tidak peduli, ia membanting setir ke kiri dan kanan menghindari mobil-mobil yang ada di hadapannya. Leon nyaris terjatuh, tapi ia berusaha bertahan sambil memejamkan matanya. Ia tidak ingin mengganggu konsentrasi Claire yang sedang menyetir dengan kecepatan penuh.Mobil-mobil hitam yang mengejar di belakang mereka, mengikuti Claire memasuki jalur
Read more

The Truth

Ketika mereka sampai di apartemen Leon, keadaannya masih sama seperti ketika Leon meninggalkannya terakhir kali. TV-nya bahkan masih menyala. Leon masih membayar biaya maintenancenya secara otomatis dari rekening tabungannya sehingga semuanya masih berfungsi dengan baik. Kunci pintunya masih menggunakan sidik jari Leon.Apartemen mewah dan modern itu terlihat berantakan dengan pakaian yang berserakan di sana sini, komputer dengan layar-layar besar masih menyala di salah satu ruangan yang Claire duga adalah ruangan kerja.“Maafkan aku apartemennya berantakan,” kata Leon agak malu.“Aku akan membereskannya nanti,” jawab Claire.“Aku bisa memanggil jasa cleaning service untuk itu,” sahut Leon.“Tidak perlu. Kita tidak perlu memanggil orang-orang untuk datang kemari. Kita harus lebih hati-hati, Leon,” kata Claire.“Kamu benar,” jawab Leon.Claire berjalan menyusuri ruangan dan me
Read more

Leon's Breakdown

Bel pintu apartemen Leon berbunyi dan Claire sudah tahu siapa yang datang. Claire membuka pintu dan seorang pria dengan topi merah ada di sana.“Pesanan atas nama Miss. White,” katanya sambil tersenyum.“Ya, itu aku,” jawab Claire.Ia menyodorkan kantung makanan itu ke arah Claire.“Terima kasih,” jawab Claire.Claire kemudian cepat-cepat hendak menutup pintu, tapi tiba-tiba orang tersebut bertanya.“Aku pikir tuan Maxwell sudah tidak akan kembali kesini,” katanya tiba-tiba.“Hmm?” Claire pura-pura tidak mengerti.“Salam untuk tuan Maxwell,” katanya lagi.“Maaf, aku tidak mengenal siapapun dengan nama itu,” jawab Claire.Pengantar makanan itu masih menatap Claire dengan tatapan bertanya-tanya, tapi Claire segera menutup pintu. Sepertinya mereka tidak bisa lama-lama tinggal di apartemen ini. Tapi semua peralatan yang Leon butuhkan a
Read more

The Revenge Plan

Pagi-pagi sekali, Leon sudah terbangun dan kembali bekerja di depan komputernya. Claire terbangun lalu langsung melihat Leon sedang bekerja dengan punggung terbuka.“Leon...” katanya sambil mendekat.“Sudah bangun, sayang?” tanya Leon. Ia sudah nampak baik-baik saja. Claire mengangguk lalu mengecup kening Leon.“Aku akan buatkan sarapan, lalu kamu harus minum obat. Setelah itu aku akan mengoleskan obat ke lukamu,” kata Claire. Ia kemudian berjalan keluar dari ruang kerja Leon.“Claire... Kurasa aku tahu bagaimana kejadiannya,” kata Leon.“Kejadian apa?” tanya Claire.“Saat mereka menjebakku dan membuatku berpikir aku punya seorang ibu,” jawab Leon.“Aku akan menceritakannya saat sarapan nanti, sekaligus, aku akan memberitahumu rencanaku dan apa yang sedang kukerjakan,” lanjutnya lagi.“Baiklah,” jawab Claire.Ia kemudian seger
Read more

The Revenge Plan (Part 2)

“Masuk kembali ke dalam the Myth? Kamu gila, Leon? Aku tidak mau masuk kembali ke dalam game itu!” seru Claire.“Tenanglah, Claire. Kali ini akan berbeda, kita tidak akan benar-benar masuk ke dalam. Aku sudah membuat modifikasi. Kita hanya akan menggerakkannya dari luar, kita akan punya kesadaran penuh dan bisa berhenti kapan saja kita mau,” jawab Leon sambil tersenyum lebar.“Lalu apa rencanamu dengan game itu?” tanya Claire.Leon hanya tersenyum sambil memakan telurnya.“Leon?” tanya Claire penasaran.“Kamu akan lihat setelah ini,” jawabnya.Claire dan Leon menghabiskan sarapan mereka dengan cepat dan mereka langsung menuju ruang kerja Leon yang kini tampak jauh lebih bersih dan rapi.“Coba pakai ini,” kata Leon sambil memberikan sesuatu yang bentuknya seperti helm dengan banyak kabel di sana-sini.“Aku akan memperbaiki penampilannya nanti,” k
Read more

Tamu Tak Diundang

“Jangan buka pintunya,” kata Leon.Dengan jantung berdegup kencang, Leon berjalan perlahan menuju pintu rumah. Ia mencoba melihat di layar monitor, siapa yang datang. Sialnya, kamera tidak menunjukkan apapun, itu tandanya siapapun yang menekan bel sedang bersembunyi di tempat yang tidak terlihat kamera.“Shit! Mereka menemukan kita,” kata Leon dengan suara berbisik.Dengan cepat ia berjalan kembali ke ruang kerjanya. Claire langsung berlari ke kamar mengambil obat-obatan Leon dan barang-barang yang bisa ia jangkau saja dan dimasukkan ke tasnya. Leon mengambil satu buah drive penting dari seluruh rangkaian komputer yang dia miliki. Setelah itu ia menghancurkan sisanya dengan palu.“Ayo, lewat sini!” seru Leon saat bertemu dengan Claire di ruang tengah. Leon mengambil kunci mobil lalu berjalan menuju ke suatu tempat yang Claire tidak memperhatikan sebelumnya. Ternyata apartemen Leon terhubung dengan elevator pribadi langs
Read more

Invisible

Leon kemudian mengajak Claire masuk ke dalam villanya. Pemandangan yang begitu luar biasa membuat Claire tercengang. Bagian dalam vila itu luas dengan banyaknya kaca-kaca sehingga sinar matahari masuk langsung ke bagian dalam rumah. Pemandangan di luar kaca-kaca besar adalah sebuah kolam renang yang indah.“Arghhh...” kata Leon pelan. Ia meringis karena punggungnya terasa amat sakit saat ia berjalan.“Sudah waktunya diobati lagi. Efek obat penghilang rasa sakitnya sudah habis,” kata Claire.“Kamu benar,” kata Leon.Claire membuka tasnya dan mengeluarkan obat dari dokter.“Duduk di sini, punggungmu harus dibersihkan dulu. Di mana aku bisa mendapatkan handuk bersih dan air hangat?” tanya Claire.“Di sebelah sana,” tunjuk Leon ke arah kanan.“Di depannya ada laci, di situ seharusnya ada handuk-handuk bersih,” lanjutnya lagi.Claire segera berjalan ke arah yang
Read more

Di Sarang Naga

Claire dan Leon seketika menoleh ke belakang dan benar saja, di belakang mereka terlihat seekor naga besar berwarna hijau. Geramannya membuat tanah serasa bergetar, diiringi dentuman-dentuman langkah kakinya yang besar.“Itu bukan seekor naga laut, bukan?” tanya Claire dengan mata melebar.“Shit!” seru Leon. Seperti dugaannya, air laut di hadapan mereka mulai bergelombang bagai tsunami. Dari dalamnya keluar kepala seekor naga. Ia mengeluarkan sayapnya dan kemudian mulai terbang di udara. Tanpa menunggu waktu lama, naga itu mulai menyemburkan api dari mulutnya.“Menghindar!” seru Leon saat naga yang berada di belakang mereka juga mulai menyemburkan api. Claire dan Leon berguling untuk menghindari api yang keluar dari mulut naga tersebut.“Itu naga gunung. Semburan apinya lebih kuat dibandingkan naga laut. Tapi dia tidak terlalu senang terbang karena bobotnya yang amat besar. Naga laut bertubuh langsing
Read more

Almost Give Up

Leon mulai bekerja lagi di depan komputernya, sibuk mengamankan dan meningkatkan sekuriti dari perubahan-perubahan yang telah dibuatnya dalam The Myth. Perlahan-lahan, Claire mendekati Leon dengan mata dan wajah yang masih dibasahi dengan air mata.“Leon...”“Hmmm?” tanya Leon.“Bisakah kita menghilang saja?” tanya Claire pelan. Takut akan reaksi Leon.Seketika Leon menghentikan jari jemarinya yang tadinya sedang menari lincah di atas keyboard. Ia menghela napas pendek sebelum menatap Claire.“Claire, kamu sendiri yang bilang kita tidak bisa lari terus menerus. Lalu bagaimana dengan ibumu?” tanya Leon dengan tatapan mata yang tajam. Claire jatuh terduduk, ia sebuah kursi di hadapan Leon, lututnya terasa lemas.“Leon... Kurasa...”“Apa, Claire?” tanya Leon sambil menahan perasaan kesalnya.“Kurasa ibuku sudah tiada,” jawab Claire. Tangisnya pecah
Read more

The Late Night War

Claire menari naik dan turun di atas tubuh Leon, merasakan nikmatnya berada di posisi seperti ini. Nafas mereka yang memburu membuat kaca di belakang mereka berembun. Bekas telapak tangan Claire tercetak di dinding kaca tersebut, seolah menjadi saksi malam mereka yang panas. Setelah kejadian yang hampir menghancurkan mental Claire, bercinta merupakan pilihan kegiatan yang terdengar aneh, tapi Claire tidak peduli. Ia ingin merasakan kehangatan tubuh Leon sekali lagi, di dunia nyata. Mereka melakukannya hingga mencapai puncaknya bersama-sama.“Claire... Aku harus bekerja,” kata Leon sambil tersenyum miring.“Maaf, menginterupsi,” jawab Claire. Leon terkekeh pelan mendengarnya.“Interupsi yang menyenangkan,” ujar Leon akhirnya, membuat Claire seketika merona merah karena malu.“Sekarang, biarkan aku benar-benar bekerja,” kata Leon lagi sambil berjalan keluar dari kamar mandi. Leon menghela napas sambil memakai
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status