Home / Romansa / GADIS IMPIAN SANG CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of GADIS IMPIAN SANG CEO: Chapter 21 - Chapter 30

52 Chapters

BAB 21

Dania berdiri di sudut ruangan, wajahnya memerah karena kemarahan yang tak terucapkan. Dia tidak dapat menerima kenyataan bahwa semua orang, termasuk keluarganya sendiri, tampaknya lebih menghormati Mona daripada dirinya. Ketika dia melihat Mona yang tersenyum ramah, dikelilingi oleh tamu-tamu yang penuh perhatian, rasa cemburu menggelora di dalam dirinya. “Semua orang sepertinya melupakan siapa yang seharusnya menjadi bintang di acara ini,” Dania berbisik sinis kepada Nyonya Wisnu yang berdiri di sampingnya. “Mona tidak pantas berada di sini, dia hanya istri Tuan Raka.” Nyonya Wisnu menghela napas, berusaha menenangkan putrinya. “Sudahlah, Dania. Kita harus menerima kenyataan bahwa sekarang Mona adalah bagian dari keluarga besar. Dia adalah istri Tuan Raka, dan kita tidak bisa melawan statusnya.” Dania menggelengkan kepalanya dengan penuh frustrasi. “Tapi dia bukan dari keluarga kaya, dia tidak memiliki reputation yang sama. Bagaimana bisa semua orang menghormatinya? Ini sangat tid
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

BAB 22

Helen mendekati Mona, senyumnya merekah di antara keramaian yang mengelilingi mereka. Dengan penuh kasih, ia merangkul Mona, menampilkan momen yang hangat dan menyentuh hati. “Kau tahu, aku sangat bangga padamu, Mona. Kau telah menjadi wanita yang luar biasa, dan aku bersyukur kau menjadi bagian dari keluarga kita,” katanya, suaranya lembut namun penuh ketulusan. Mona merasakan kehangatan dalam pelukan itu, mengingat semua perjalanan yang telah dilalui. Dia tahu bahwa dengan segala yang terjadi, hubungan mereka semakin kuat. Namun, saat pelukan itu berlangsung, Dania yang berdiri di sudut ruangan merasakan kepanasan yang menjalar ke wajahnya. Melihat ibunya begitu akrab dengan Mona membuatnya merasa cemburu dan tersisih. “Kenapa mereka harus begitu dekat?!” Dania bergumam pada dirinya sendiri, matanya meneliti momen itu dengan penuh kemarahan. Dia merasa seolah-olah semua perhatian dan kasih sayang yang seharusnya dimilikinya teralihkan kepada Mona. “Mona sudah cukup. Dia tidak perlu
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

BAB 23

Dania kembali dari percakapannya dengan Ardhi, tetapi wajahnya masih tampak tegang. Amarahnya terhadap Mona masih membara. Meskipun Ardhi telah berusaha menenangkannya, Dania merasa dihantui oleh kenyataan bahwa Mona yang dulu dianggapnya lemah, kini memiliki posisi yang lebih kuat dan dihormati. Di sisi lain, Mona berdiri di samping Raka dengan penuh percaya diri. Mendapatkan dukungan dan cinta dari Raka memberinya kekuatan baru. Dia tahu, meski banyak orang di sekitarnya yang memandang rendah, ada juga yang mulai mengakui keberadaannya. Helen mendekati Dania, menatap anak kandungnya itu dengan rasa cemas. “Dania, jangan buat dirimu sendiri terlihat buruk di hadapan mereka. Kau sudah memiliki Ardhi, dan Mona tidak pernah berusaha merebutnya darimu. Semua ini hanya akan menyakiti dirimu sendiri,” ujar Helen dengan lembut, berharap kata-katanya bisa meredakan kebencian di hati Dania. Namun, Dania menggeleng. “Aku tidak bisa melupakan semuanya begitu saja, Bu. Mona selalu membuatku me
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

BAB 24

Malam telah larut saat Mona dan Raka kembali ke rumah mereka. Mona masih terdiam, mencoba mencerna segala hal yang terjadi di acara pertunangan Ardhi dan Dania. Ada perasaan campur aduk dalam hatinya—antara lega karena Raka selalu mendukungnya dan sedikit getir karena perseteruan lama dengan Dania kembali muncul. Sesampainya di rumah, Raka menggenggam tangan Mona dengan lembut. “Jangan terlalu memikirkan mereka,” katanya, memecah keheningan. “Biarkan saja. Yang penting, kita tetap fokus pada kehidupan kita.” Mona tersenyum tipis dan mengangguk. “Aku hanya tidak menyangka semua ini akan terus berlanjut. Mereka sepertinya tidak pernah benar-benar bisa menerima bahwa aku sekarang sudah berubah. Bahwa aku bukan lagi Mona yang mereka anggap lemah.” Raka menarik Mona ke dalam pelukannya. “Kau jauh lebih kuat dari yang kau kira, Mona. Kau sudah membuktikan itu. Dan aku sangat bangga padamu,” ucapnya lembut. Mona merasakan ketenangan dalam pelukan Raka. Dukungan darinya memberinya kekuatan
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

BAB 25

Setelah malam yang panjang dan penuh refleksi, Mona bangun dengan perasaan yang lebih kuat dari sebelumnya. Raka masih tertidur di sampingnya, tampak damai dan tenang. Melihat wajah suaminya yang penuh kasih membuat Mona kembali merasa bahwa ia telah menemukan tempat yang tepat, sebuah keluarga yang benar-benar menerima dan mencintainya apa adanya. Pagi itu, saat Mona berjalan menuju ruang makan, ia mendapati Roni sudah menunggu dengan setumpuk dokumen. "Nona Mona," sapa Roni sambil tersenyum, "ini adalah laporan-laporan terbaru dari proyek yang Anda tangani. Tuan Raka ingin memastikan Anda memeriksanya sebelum pertemuan besar minggu depan." Mona mengangguk dan tersenyum kembali. "Terima kasih, Roni. Aku akan segera memeriksanya. Tolong sampaikan pada Raka bahwa aku akan siap untuk pertemuan itu." Setelah mengambil beberapa dokumen, Mona kembali fokus pada tanggung jawabnya. Meski tantangan selalu ada, ia merasa setiap hari adalah kesempatan baru untuk belajar dan memperkuat posisin
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

BAB 26

Di suatu pagi yang tenang, suasana kediaman keluarga Rahman mendadak berubah tegang. Igo, tuan muda dari keluarga Rahman yang terpandang, menatap kakaknya, Andra, dengan penuh emosi. Andra baru saja memberi tahu kabar yang membuat hatinya bergolak—Mona, wanita yang sejak lama ia kagumi, ternyata telah menikah. Dan lebih mengejutkan lagi, Mona menikah dengan Raka, salah satu teman dekatnya. “Kenapa kau baru memberitahuku sekarang, Kak?” tanya Igo, matanya menatap tajam, penuh dengan rasa kecewa dan kemarahan yang terpendam. Selama ini, ia diam-diam menyimpan perasaan mendalam terhadap Mona, berharap suatu hari bisa mendekatinya. Namun kini semua harapan itu seakan hancur berkeping-keping. Andra menghela napas panjang. “Aku tahu ini berat, Igo. Tapi aku pikir kau harus tahu. Aku tahu kau menyimpan perasaan untuk Mona, tapi dia sudah menjadi istri Raka sekarang. Tidak ada yang bisa kau lakukan selain menghormati keputusan mereka.” Namun, kata-kata Andra tidak cukup untuk menenangkan Ig
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

BAB 27

Dalam sunyi malam yang sepi, Igo duduk sendirian di tepi jendela kamarnya, memandangi kota yang gemerlap di bawah sana. Meski sudah berminggu-minggu berlalu sejak pernikahan Mona dengan Raka, rasa sedih di hatinya masih tetap membekas. Pikirannya terus berputar pada kenangan masa lalu yang baginya begitu berarti, namun tampaknya sudah lama dilupakan oleh Mona. Ia ingat dengan jelas bagaimana mereka pertama kali bertemu di panti asuhan ketika mereka masih kanak-kanak. Saat itu, Igo masih remaja dan sedang dalam kunjungan amal bersama keluarganya ke panti asuhan tempat Mona tinggal. Di tengah-tengah anak-anak lain yang juga berada di sana, Igo merasa ada yang berbeda dari gadis kecil yang ia lihat di sudut ruangan. Mona yang pendiam, dengan tatapan lembut dan senyum malu-malu, menarik perhatiannya. Igo teringat saat ia dan Mona, meski masih kecil, berbicara panjang lebar tentang mimpi-mimpi mereka. Mona yang lugu saat itu bercerita bahwa ia ingin punya keluarga yang menyayanginya, dan
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

BAB 28

Dengan langkah gontai, Igo meninggalkan perusahaan Raka. Setelah percakapannya dengan Mona, hatinya dipenuhi rasa kecewa yang sulit diungkapkan. Janji masa kecil yang ia jaga selama bertahun-tahun ternyata hanya kenangan sepihak. Igo merasa hampa, seakan bagian dari dirinya telah hilang. Di tengah-tengah perjalanan, Igo memutuskan untuk menenangkan pikirannya dengan berjalan-jalan di taman kota yang tak jauh dari sana. Taman itu dipenuhi pepohonan rindang dan bangku-bangku kayu tempat orang-orang duduk menikmati sore yang tenang. Langit berwarna jingga ketika matahari perlahan tenggelam, dan burung-burung terbang kembali ke sarangnya. Igo berjalan perlahan, menikmati semilir angin yang sejenak membawa ketenangan. Namun, langkahnya terhenti tiba-tiba ketika ia melihat sosok seorang gadis yang berjalan dari arah berlawanan. Sekilas, gadis itu tampak seperti Mona. Wajahnya serupa, memiliki kelembutan yang sama, dan mata yang mengingatkannya pada gadis yang selama ini ia kagumi. Namun, a
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

BAB 29

Igo dan Liana duduk berdua di bangku taman yang biasa mereka kunjungi setiap kali bertemu. Senja mulai meredup, dan angin sore yang sejuk mengelus lembut rambut Liana yang tergerai sebahu. Igo memandangi wajah Liana dengan tatapan yang dalam, merasakan bahwa ada sesuatu yang semakin mengikat mereka. Setelah beberapa saat hening, Igo mengumpulkan keberaniannya untuk menanyakan sesuatu yang selama ini memenuhi pikirannya. “Liana, bolehkah aku bertanya sesuatu?” Igo mengucapkan kalimatnya dengan hati-hati. Liana menoleh dan tersenyum tipis. “Tentu, tanyakan saja, Igo.” Igo menarik napas panjang. “Saat kecil, kamu tinggal di mana?” Liana terdiam sejenak, seolah pertanyaan itu membawanya kembali ke masa lalunya yang kelam dan sunyi. Matanya menerawang, dan perlahan ia menjawab, “Aku… aku tumbuh di panti asuhan. Di Panti Asuhan Kasih Harapan, di Jalan Asih No. 12.” Mendengar jawaban itu, Igo merasakan dadanya bergetar hebat. Panti Asuhan Kasih Harapan… jalan itu, nomor itu—semua sesuai
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

BAB 30

Igo duduk di ruang kerjanya, memandangi foto masa kecil yang penuh kenangan. Di sana, seorang anak laki-laki kecil terlihat memegang tangan seorang gadis kecil yang tersenyum manis, mirip sekali dengan Mona. Ia menarik napas panjang, mengenang betapa ia sangat menyayangi gadis kecil itu, yang ternyata bukan Mona, tetapi Liana. Perlahan-lahan, bayangan ingatan masa kecilnya semakin jelas, membantunya memahami bahwa cinta pertamanya bukanlah Mona, melainkan Liana. Igo membelai lembut foto itu, seolah-olah sedang berbicara dengan gadis kecil dalam gambar tersebut. "Liana... Kamu memang yang pertama," gumamnya dengan suara rendah. Bayangan tentang Liana kembali memenuhi pikirannya. Dia mengingat janji masa kecilnya yang pernah ia berikan pada gadis kecil itu. Janji untuk membawanya keluar dari panti asuhan, janji untuk selalu ada di sisinya. Saat itu, Igo kecil hanya tahu bahwa ia ingin membahagiakan Liana. Tapi kehidupan dan waktu yang berjalan memisahkan mereka, membuatnya kehilangan k
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status