Home / Romansa / GADIS IMPIAN SANG CEO / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of GADIS IMPIAN SANG CEO: Chapter 31 - Chapter 40

52 Chapters

BAB 31

Saat Igo mengundang Liana untuk datang ke rumah Raka, ia berharap bahwa pertemuan ini akan menjadi kesempatan bagi Liana dan Mona untuk saling mengenal dan memahami. Dengan niat baik dan penuh harapan, Igo berencana memperkenalkan Liana kepada Mona sebagai teman masa kecil yang lama terpisah. Namun, saat Mona dan Liana berhadapan untuk pertama kalinya, suasana menjadi tegang. Mona terkejut, tatapannya langsung berubah saat melihat wajah Liana yang tampak mirip dengannya. “Mona?” tanya Liana pelan, seolah tak percaya pada pandangannya. Mona membalas dengan nada yang dingin. "Liana? Kau benar-benar di sini?" Wajah Mona yang semula penuh keingintahuan berubah menjadi kemarahan yang tak tertahan. Tanpa berpikir panjang, Mona bergerak maju dan langsung menyerang Liana. “Kali ini kau tidak akan bisa membully aku lagi, Liana!” seru Mona dengan penuh emosi. Suaranya mengandung kemarahan yang tertahan selama bertahun-tahun. Liana mundur selangkah, mencoba menghentikan Mona yang semakin men
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

BAB 32

Pertemuan di hari itu rupanya tak cukup menenangkan hati yang penuh luka lama. Ketika Mona dan Liana bertemu lagi di perusahaan Raka beberapa hari kemudian, emosi keduanya kembali memuncak. Awalnya, suasana tampak tenang. Mona tengah berbicara dengan Raka di ruangan kerjanya, ketika Liana datang bersama Igo. Mereka datang untuk mengurus beberapa hal bisnis, dan kebetulan saja harus bertemu dengan Mona. Ketika Liana masuk, Mona langsung melempar pandangan tajam ke arahnya. Ada api di matanya yang tak bisa ia sembunyikan. “Apa yang kau lakukan di sini, Liana? Masih ingin membuat hidupku kacau seperti dulu?” seru Mona dengan nada sinis. Liana yang awalnya berusaha menahan diri akhirnya terpancing. "Aku hanya di sini untuk urusan penting. Jangan terlalu merasa penting, Mona!" Raka dan Igo mulai merasa bahwa situasi ini akan memburuk. Raka mencoba menenangkan Mona, sementara Igo berusaha menarik Liana agar tidak terpancing lebih jauh. Namun, sudah terlambat. Kata-kata tajam telah terlan
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 33

Setelah kejadian memalukan di kantor, Mona dan Liana menyadari bahwa mereka tidak bisa terus hidup dalam dendam dan perselisihan. Raka dan Igo, yang masing-masing menginginkan kedamaian bagi pasangan mereka, akhirnya mengatur pertemuan khusus antara Mona dan Liana untuk membicarakan kerja sama pertama mereka dalam proyek besar yang melibatkan perusahaan keluarga Hartono dan Rahman. Proyek ini menjadi kesempatan yang langka, karena kedua keluarga besar biasanya bekerja secara terpisah. Meski keduanya awalnya menolak gagasan itu, namun desakan dari Raka dan Igo, serta dorongan untuk menunjukkan profesionalisme, membuat mereka akhirnya menyetujui. Pertemuan awal dijadwalkan di sebuah kafe eksklusif di pusat kota. Mona tiba lebih awal, mengenakan setelan formal berwarna gelap yang menambah kesan profesionalnya. Beberapa menit kemudian, Liana tiba dengan pakaian yang elegan dan penuh percaya diri. Meskipun tampak saling tidak menyukai, keduanya mencoba menekan ego masing-masing untuk fokus
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 34

Setelah menyaksikan kesuksesan dan persatuan antara Mona dan Liana, Dania tidak bisa menahan amarah dan rasa iri yang semakin menggerogoti hatinya. Dalam diam, ia menyusun rencana untuk menjatuhkan Mona. Berbeda dari masa lalu, kali ini Dania bertekad untuk melakukan segala cara agar Mona tidak hanya kehilangan reputasinya, tetapi juga hubungannya dengan Raka dan kepercayaan yang telah dibangunnya dalam dunia bisnis. Dania mulai merancang rencana dengan teliti. Pertama-tama, ia mendekati orang-orang yang pernah merasa iri atau tidak suka dengan Mona. Salah satunya adalah seorang karyawan lama di perusahaan Hartono yang pernah merasa direndahkan oleh keputusan Mona dalam sebuah proyek. Dania mendekati karyawan tersebut dan berpura-pura mendukungnya, sambil memanipulasi fakta seolah Mona memang sengaja menjatuhkannya. Karyawan itu yang awalnya bimbang, mulai tertarik dengan gagasan Dania untuk balas dendam. Rencana kedua Dania adalah dengan menghasut beberapa pemegang saham kecil di pe
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 35

Mona menatap tajam ke arah Dania, amarah dan tekad membara di matanya. “Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkanku, Dania,” ucapnya dengan suara penuh ketegasan. Kata-katanya tegas, dan sorot matanya tidak bisa dianggap enteng. Selama ini, Mona memilih menahan diri dan memberi kesempatan bagi Dania untuk berubah, namun upaya Dania yang berulang kali untuk menghancurkan hidupnya telah mencapai batas kesabarannya. Dania yang berdiri di hadapannya hanya tersenyum sinis. “Kau terlalu sombong, Mona. Aku hanya mengambil kembali apa yang sudah kau rebut dariku!” balasnya dengan penuh kebencian. Baginya, persaingan ini adalah sesuatu yang pribadi; semua yang Mona miliki dianggapnya adalah miliknya yang telah dirampas. Namun, Mona tetap tenang, meskipun dalam hatinya dia kecewa. “Apa yang aku rebut darimu, Dania? Semua yang aku raih selama ini adalah hasil kerjaku sendiri. Aku telah berusaha membangun karier dan kehidupanku sendiri. Jika kau merasa kehilangan sesuatu, itu karena kau tak pern
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

BAB 36

Dania yang belum puas melihat Mona berhasil mengatasi rencananya, mulai merencanakan sesuatu yang baru. Ia berpikir keras, menyusun strategi untuk membuat Mona semakin terpojok. Kali ini, Dania memutuskan untuk mengambil pendekatan yang berbeda. Ia menyadari bahwa salah satu kelemahan Mona adalah hubungannya yang masih rapuh dengan Liana. Meskipun Mona dan Liana telah mulai bekerja sama dalam beberapa proyek perusahaan, hubungan mereka masih sering diwarnai ketegangan. Dania yakin jika ia berhasil memanipulasi situasi, ia bisa menyalakan api permusuhan lama antara Mona dan Liana. Ia merancang rencana untuk menciptakan kesalahpahaman antara kedua wanita itu dan memanfaatkannya untuk menghancurkan kepercayaan yang mulai tumbuh di antara mereka. Langkah pertama yang diambil Dania adalah mendekati Liana dengan sikap ramah. Pada kesempatan tertentu, Dania mencoba mendekatkan diri dan berpura-pura seolah ia peduli pada perasaan Liana. Liana, yang mulai merasa lebih dihargai, pun menerima k
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

BAB 37

Pernikahan Liana dan Igo digelar dengan penuh kemewahan, sesuai dengan reputasi keluarga Rahman sebagai salah satu dari empat keluarga besar di negara itu. Gedung tempat pernikahan dipenuhi oleh tamu-tamu penting, dekorasi mewah, dan suasana yang begitu meriah. Para tamu datang dari kalangan elite, termasuk teman-teman keluarga besar Rahman, Hartono, Abbas, dan Wijaya, yang semuanya terhormat dan berpengaruh di negara tersebut. Raka tiba di acara tersebut dengan Mona, istrinya. Meskipun hubungan antara Mona dan Liana telah sedikit membaik setelah berbagai konflik dan kesalahpahaman yang pernah terjadi di antara mereka, ketegangan masih terasa. Mona dan Liana saling menyadari ada beberapa luka lama yang belum sepenuhnya sembuh, tetapi mereka sepakat untuk menutupi perasaan itu demi hari bahagia Liana dan Igo. Ketika memasuki ruangan, Raka dengan tenang menggandeng Mona, memperkenalkan dirinya kepada beberapa tamu terhormat yang hadir. Di sisi lain, Igo tampak gagah dengan pakaian pern
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

BAB 38

Fauzi Wijaya, salah satu pewaris keluarga Wijaya yang terpandang, telah menjalani sebagian besar hidupnya dengan satu misi besar yang tak pernah pudar—mencari kedua adik kandungnya yang hilang sejak kecil. Tragedi yang menimpa keluarga mereka bertahun-tahun silam selalu menghantui pikirannya. Saat itu, mereka semua mengalami kecelakaan besar yang menyebabkan adik-adiknya terpisah darinya. Fauzi yang masih kecil selamat dan dibesarkan oleh kerabat jauh, sementara jejak kedua adiknya tak pernah ditemukan. Waktu berlalu, dan Fauzi berhasil bangkit dari tragedi itu, meraih pendidikan terbaik, dan mengambil alih sebagian besar tanggung jawab keluarga Wijaya. Namun, dalam hati kecilnya, dia tahu bahwa ada bagian dari hidupnya yang belum sempurna. Ketiadaan kedua adiknya selalu meninggalkan lubang dalam hatinya, membuat Fauzi bertekad untuk menemukan mereka. Selama bertahun-tahun, Fauzi mencoba berbagai cara untuk mencari mereka. Dia menyewa detektif swasta, memasang iklan di berbagai media
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

BAB 39

Mona dan Liana saling berpandangan dengan perasaan campur aduk. Keduanya baru saja mengetahui bahwa mereka adalah saudara kembar—satu fakta yang mengubah seluruh pandangan hidup mereka. Selama ini, mereka merasa terpisah oleh permusuhan dan rasa sakit dari masa lalu, tetapi kenyataan bahwa mereka adalah saudara kembar membuat segalanya menjadi lebih rumit. "Jadi kita ini benar-benar saudara kembar, ya, Liana?" tanya Mona dengan suara bergetar. Ada keharuan yang terpancar di matanya, meskipun ia tahu bahwa hubungan mereka tidak mudah diperbaiki. Liana mengangguk perlahan, masih mencoba mencerna fakta baru ini. "Aku tidak pernah menyangka kalau aku punya saudara kembar... Dan itu kamu, Mona." Dia tersenyum kecil, tapi senyum itu penuh keraguan. "Tapi jujur, Mona... meskipun kita kembar, aku belum bisa melupakan semua yang terjadi di masa lalu antara kita. Aku nggak tahu apakah aku bisa melupakannya, tapi aku akan berusaha," ucapnya sambil menundukkan kepala. Mona menarik napas panjang
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

BAB 40

Raka dan Igo tampak bercanda santai dengan Fauzi saat mereka duduk bersama di ruang keluarga seusai acara pernikahan Liana dan Igo. Suasana akrab antara mereka membuat Fauzi merasa nyaman, meskipun ia sadar bahwa kedua adik iparnya ini tidak akan berhenti menggodanya. "Halo, Kakak Ipar!" Raka menyapa dengan suara ceria, sambil melayangkan senyum penuh arti ke arah Fauzi. "Kakak nggak pengen nyusul kita-kita, ya? Sebentar lagi keburu tua, lho," godanya, membuat Igo tertawa kecil. "Iya, Kak. Kalau Kakak terus-terusan sibuk kerja, nanti siapa yang akan menemani di rumah?" Igo menimpali dengan nada bercanda, tetapi matanya berbinar-binar menggoda Fauzi. Fauzi hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis. Meskipun ia sudah terbiasa dengan ledekan seperti ini, kali ini ia merasa sedikit terpojok. "Hei, kalian berdua jangan pikir aku belum punya rencana, ya," jawabnya sambil tersenyum. "Aku cuma... belum menemukan orang yang tepat saja," tambahnya dengan sedikit serius. Mendengar jaw
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status