Home / Romansa / You're My Destiny / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of You're My Destiny: Chapter 71 - Chapter 80

93 Chapters

Bab 71, Bukan Promosi

'Mutasi ke Jeongseon? Itu 'kan kota kecil di Gangwon? Jumlah penduduknya saja ga sampai lima puluh ribu jiwa. Apa yang bisa aku lakukan di sana?' batin Windi resah."Terimakasih atas tawaran promosinya, Pak. Namun, saat ini saya sedang dikejar deadline membuat prospektus untuk Jisung Mine & Co. Jadi menurut saya le ....""Kamu tidak perlu khawatir, perkerjaan itu akan ada yang mengambil alih," potong Tn. Kim cepat. "Bantuanmu sangat dibutuhkan oleh kantor cabang kita di Jeongseon, Windi. Jadi kamu harus secepatnya berangkat. Selamat untuk promosinya," sambung Tn. Kim.Ia berdiri lalu mengulurkan tangan untuk menyalami WIndi. Windi paham, itu adalah sebuah pertanda bahwa meeting mereka sudah berakhir.Windi keluar dari ruangan Tn. Kim dengan perasaan kesal. 'Promosi? Promosi macam apa itu? Kalau promosi itu dari kantor cabang ke kantor pusat. Kalau sebaliknya, bukan promosi namanya, tetapi diasingkan,' teriak Windi di dalam hati.Wa
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more

Bab 72, Nama di Batu Nisan

"Halo, Windi. Sudah lama tidak bertemu. Apa kabar?" tanya sebuah suara yang sangat familiar di telinga Windi.Windi terpaku. Setengah jiwanya seolah pergi meninggalkan tubuhnya."Han Tae Soo?!" desis Windi kaget.'Bagaimana bisa lelaki jahat itu ada di sini? Apakah dia sosok partner yang dimaksud?' tanya Windi di dalam hati."Ke-kenapa ka-kamu ada di—"Kalimat Windi terpotong karena sebuah suara familiar lainnya kembali terdengar."Windi?! Ternyata kamu berkerja di sini? Aku sudah mencarimu ke mana-mana."Han Tae Joon muncul dari ruangan kaca yang ada di belakang Tae Soo. Ia tampak kaget, tapi juga bahagia dalam waktu yang bersamaan."Han Tae Joon?!" pekik Windi.'Bagaimana bisa dua bersaudara yang paling ia benci berada di hadapannya saat ini?"Dalam momen yang singkat itu, otak cerdas Windi langsung menganalisis. Sebuah benang merah terhubung di kepalanya. Akhirnya Windi mengulas senyum. Ya, ia tersenyum p
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Bab 73, Tak Sendiri Lagi

Han Tae Joon tidak mau menyerah begitu saja. Dia pernah kehilangan Windi di masa lalu, dia tidak kejadian yang sama terulang lagi. Dengan langkah kaki panjang Tae Joon menyusul Windi menggunakan lift lainnya.Sekarang dia sudah tahu Windi berkerja di perusahaan saudaranya, jadi ia tahu harus mencari wanita itu kemana. Tae Joon menekan tombol lima, lantai yang ia yakini tempat Windi tuju saat ini. Lift berdenting, Tae Joon langsung melesat mencari Windi di area lantai itu. Sayangnya, Windi sudah tidak ada lagi. Berita pengunduran diri Windi bahkan sudah santer terdengar dari mulut para pekerja di lantai itu.Tae Joon memutar tubuhnya, kembali berlari mencari Windi di luar gedung. Ia sangat yakin Windi masih belum jauh, sehingga masih bisa disusul.Tae Joon sampai di jalan raya, bergegas menuju halte terdekat, tetapi nihil, Windi tidak ada di halte itu. Ia kembali mengedarkan pandangan ke sekeliling. Nasib baik berpihak padanya, ia melihat Windi melangkah tergesa
last updateLast Updated : 2022-02-04
Read more

Bab 74, Hutang Penjelasan

Suasana rumah sakit mendadak ramai oleh kerumunan karyawan. Berita kecelakaan yang dialami Tae Joon ternyata sudah tersiar ke mana-mana. Sementara itu Windi yang masih berada di rumah sakit menjadi bingung sendiri karena terjebak di depan ruang operasi. Dia ingin pergi sejak tadi, tetapi Tae Soo masih belum juga datang menampakkan batang hidungnya."Tuan Tae Soo, apakah Anda masih lama?" tanya Windi.Dengan terpaksa ia menguatkan diri untuk menghubungi sosok yang paling ia benci itu. Kalau bukan demi Tae Joon, Windi tidak akan sudi berbicara dengan Tae Soo yang arogan, licik, dan bermulut tajam."Kenapa? Kalau tidak bisa sabar menunggu pergi saja!" jawabnya kasar. Dengan seenaknya, Tae Soo menutup telepon tanpa menunggu respon dari Windi.Windi menggertakkan rahang menahan amarah."Aaarggh, sial banget sih aku hari ini!" pekik Windi kesal. Ia melirik penuh emosi ke ruang operasi yang lampunya masih menyala, menandakan operasi masih berlangsung.
last updateLast Updated : 2022-02-08
Read more

Bab 75, Membangkit Luka Lama

Dari arah lift Windi melihat Yoo-ill berjalan mendekat. Langkahnya penuh wibawa dengan sorot mata bersahabat. Pandangan mereka bertemu, menghadirkan getaran setara ratusan volt di hati Windi.'Syukurlah, penglihatannya sudah pulih kembali,' bisik Windi di dalam hati."Apa kabar, Windi? Lama tidak berjumpa," sapanya Yoo-ill dengan sorot mata menembus lurus ke manik Windi."Ba-baik," jawab Windi gugup. "Kamu sudah mendapatkan donor. Syukurlah," sambung Windi dengan ekspresi lega."Yah, satu minggu setelah kepergianmu, kabar baik itu datang," jawab Yoo-ill tanpa melepaskan pandangan dari wajah Windi."Syukurlah," jawab Windi, dengan senyum yang sangat dipaksakan.Ia menghindari kontak mata dengan Yoo-ill, berulang kali menunduk dengan sambil mengetuk ujung sepatu ke lantai. Windi mengangkat kepalanya, lalu mengalihkan pandangan pada Yoona yang berdiri di samping Yoo-ill."Senang bertemu denganmu, Yoona. Karena kalian sudah ada di sini, s
last updateLast Updated : 2022-02-20
Read more

Bab 76, Tak Akan Muncul Lagi

Tak tahan dengan penasaran yang mengusik hati dan pikirannya, Windi pun berjalan mendekati Yoo-ill."Yoo-ill-ssi, ada apa dengan matamu? Mengapa kamu sangat kesakitan?" tanya Windi cemas.Kehadiran Windi yang begitu tiba-tiba menarik perhatian Yoona dan Jihyun yang berada di samping Yoo-ill."Eonni ... kau masih di sini?" Yoona balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Windi."Ya, aku ... teringat sesuatu, makanya kembali lagi," jawab Windi. "Ada apa dengan Yoo-ill, Yoona-ssi?" Windi kembali bertanya.Yoona belum sempat menjawab, tiba-tiba Jihyun sudah berdiri di hadapan Windi."Apakah kamu yang bernama Windi?" tanyanya dengan tatapan tajam."Ya, benar. Anda siapa?" jawab Windi seraya balik bertanya.Tiba-tiba tangan Jihyun sudah berada di kedua lengan Windi, mencengkeramnya dengan kuat seraya mendorong tubuh Windi ke belakang. Windi hampir saja terjungkal kalau saja dirinya tidak berpegang pada ranjang tempat Yoo-ill berbaring.
last updateLast Updated : 2022-02-23
Read more

Bab 77, Tidak Butuh Restu

Windi menatap nanar plafon kamarnya. Sudah tiga puluh menit ia seperti itu, terbaring di atas ranjang dengan tatapan kosong menatap langit-langit. Di sudut matanya, bulir-bulir bening terus mengucur dengan deras.'Ya, Tuhan. Mengapa sulit sekali menghindari keluarga mereka? Apakah ini memang takdir yang Kau tetapkan untukku?' 'Ya, Tuhan. Apakah permintaanku terlalu mewah untuk dikabulkan?''Haruskah aku kembali ke Indonesia? Tetapi makam kedua orang tuaku ada di negara ini. Tempatku berkeluh kesah ada di sini. Jika aku pergi, kemana lagi tempatku mengadu?''Tuhan, tolong bantu aku melepaskan diri dari bayang-bayang masa lalu yang menyakitkan ini. Kirimkanlah padaku seseorang tempatku bersandar, tempat untuk melimpahkan semua cinta yang tak bersambut ini.'Windi terus bermonolog hingga larut malam, hingga rasa kantuk itu datang, ia pun tertidur tanpa sempat mengganti pakaiannya.***Matahari telah meninggalkan peraduannya, siap bertugas memberikan terang pad
last updateLast Updated : 2022-02-27
Read more

Bab 78, Perjodohan Tak Terduga

Kesendirian dan kesepian mungkin menjadi dua hal yang akan selalu ada di dalam hidup Windi. Terkadang Windi merasa hidup begitu tidak adil padanya. Tidak cukupkah penderitaan yang ia alami saat kecil dulu, mengapa hingga dewasa pun ia belum juga bisa mencicip kebahagiaan. Ia sempat berpikir jika cinta Yoo-ill akan membawanya pada kebahagiaan yang ia idamkan, tetapi justru cinta pria itu yang membuatnya semakin jatuh dan terpuruk dalam kubang kesedihan.Hari ini, untuk kesekian kalinya, Windi pergi menjauh dari semua orang bermarga Han itu. Di sebuah desa, di pulau Jeju, jauh dari siapa pun, Windi menenggelamkan diri dengan berkerja di sebuah bank daerah. Turun profesi? Turun jabatan? Terserah apa namanya, Windi tidak peduli lagi. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, itu berarti sudah waktunya ia untuk pulang. Sebuah pesan singkat menghentikan aktivitasnya dalam berberes."Hm, dari Ny. Baek," gumam Windi.Ny. Baek adalah salah satu k
last updateLast Updated : 2022-03-08
Read more

Bab 79, Lamaran Mendadak

"Duduklah, Win. Mari kita bercerita tentang masa depan. Seandainya saja aku tahu kalau wanita yang selalu nenek puji itu adalah kamu, aku pasti akan pulang lebih awal," ujar Pandu dengan tangan menepuk kursi kosong di sebelahnya.Windi tersenyum mendengar kata-kata Pandu, tanpa membuang waktu lagi ia pun duduk di sebelah Pandu."Boleh aku bertanya sesuatu yang pribadi?" "Tentu, silakan.""Saat kita bertemu di bandara empat tahun yang lalu, aku penasaran akan sesuatu.""Apa?""Maaf, bukan aku bermaksud merendahkanmu atau sejenisnya—""To the point aja, Kak. Aku gak suka bertele-tele," sela Windi."Oh, oke. Waktu itu kamu duduk di bangku penumpang first class, 'kan?""Iya.""Itu yang membuatku bertanya-tanya. Sepanjang pengetahuanku, kamu tidak diadopsi oleh keluarga mana pun, status kamu juga masih mahasiswa 'kan saat itu. Sementara harga tiket first class itu mahal sekali.""Ooh ... jadi Kak Pan
last updateLast Updated : 2022-03-26
Read more

Bab 80, Firasat Buruk

"Mari kita saling melengkapi, Win. Apakah kamu bersedia memberiku kesempatan untuk menjadi calon suamimu?"Windi terpaku menatap Pandu yang tengah menatapnya dengan penuh rasa. Ia bingung harus bereaksi seperti apa, karena kata-kata Pandu sangat tiba-tiba. Di hari pertama bertemu setelah empat tahun lebih tidak bertemu, Windi tidak percaya jika Pandu meminta hal itu. Bagaimana bisa? Pacaran saja tidak pernah, kenapa tiba-tiba melamar? Eh ... tunggu, kalimat Pandu tadi bisa diartikan lamaran, 'kan?Windi menggaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal."Kakak memintaku untuk apa? Memberi kesempatan untuk menjadi suamiku?" ulang Windi masih dengan tatapan tidak percaya."Ya. Kita berdua sudah sama-sama dewasa dan juga memiliki latar belakang yang sama. Mungkin saat ini di antara kita belum ada rasa, tetapi sepertinya hal itu bisa tumbuh belakangan asalkan kita berdua saling mengenal dengan baik."Pandu terus berusaha meyakinkan Windi agar
last updateLast Updated : 2022-03-28
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status