Beranda / Romansa / You're My Destiny / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab You're My Destiny: Bab 11 - Bab 20

93 Bab

Part 11, Random Memories

Suara kokok ayam membangunkan Windi dari tidurnya, perlahan ia membuka mata, berusaha mengenali ruang dimana dia berada.Ingatannya melayang kepada kejadian saat ia terguling-guling di tebing, melewati lorong yang lembab, kemudian terhempas di tempat yang keras. Hal itu tidak urung membangkitkan rasa nyeri yang semula sempat terlupakan saat tidur. Tidak ayal suara rintihan keluar dari mulut Windi.Tiba-tiba Windi teringat dengan Fina, sahabat yang mengajaknya ikut serta dengan event ini, Fina pasti tengah cemas karena keberadaan Windi yang tidak jelas.Windi mengeluarkan ponsel dari tas pinggang yang masih ia kenakan. Ekspresinya terlihat kecewa. "Sial, tidak ada sinyal lagi," makinya dalam hati. Namun beberapa saat kemudian ia berseru kaget.“Ya, Tuhan!” Dia kaget mendapati angka di layar ponselnya yang menunjukkan tanggal 27, dan itu berarti dia telah menghilang selama 3 hari.Gubrak !Sebuah suara menyerupai benda jatuh terdengar
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-07
Baca selengkapnya

Part 12, Bunga-bunga Cinta

“Kan aku udah bilang, jangan kemana-mana dulu sampai kakimu sembuh.”Windi meringis menahan nyeri di kakinya.“Sorry.. aku mau ke kamar mandi,” jawab Windi berbohong.Krriiuuukkk..Oh my God, desis Windi dalam hati. Perutnya tidak mau kompromi, dia berhasil membongkar kebohongan Windi dengan sukses. Seketika wajah Windi memerah, ia tertunduk karena malu, sementara Yoo-ill memandanginya penuh arti dengan senyum tak lepas dari wajahnya.“Kamu lapar,kan?” tebaknya. “Ya, sudah kamu tunggu disini sebentar, aku sedang menyiapkannya untukmu,” lanjutnya lagi sambil mendudukkan Windi kembali di atas dipan lalu beranjak dan menghilang di balik lemari.Windi tidak menjawab karena masih terlalu malu untuk mengangkat kepala. Dalam hati merasa senang karena merasa diperhatikan. Hal yang sangat langka terjadi dalam hidupnya.Windi jadi teringat kepada Bunda Fatma, yang selalu memperlakukannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-09
Baca selengkapnya

Part 13, Katakan Apa yang Kau Rasa

“Itu ... hmm ...,” ujar Windi terbata. Oh Tuhaaann, tolong aku, teriak Windi dalam hati, “itu ... tamu bulananku datang,” kata Windi lagi dengan suara semakin hilang. Ampuunn, malunya. Rasanya Windi pengen jungkir balik lalu menghilang dari hadapan Yoo Ill.“What? Ohh.. I see ... tunggu sebentar,” kata Yoo Ill  sambil berlalu. Sekilas Windi melihat wajah pemuda itu juga memerah. Ya, wajarlah berhadapan dengan masalah bulanan seorang gadis tentu bukanlah hal yang sering dia alami. Terlebih lagi di lembah ini, yang jumlah penduduknya masih bisa dihitung dengan jari.Windi masih berdiri di pintu kamar mandi dengan perasaan serba tidak menentu menunggu Yoo Ill yang tidak lama kemudian datang dengan sebuah bungkusan di tangannya.“Ini ... lebih baik menggunakan ini dari pada sapu tangan,” ujarnya sambil menyodorkan bungkusan itu ketangan Windi. Suaranya serak, dan rona wajahnya tidak kalah merahnya dengan Windi. Wi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-11
Baca selengkapnya

Part 14, Menggenggam Asa

“Luka kamu sudah mengering, besok perbannya sudah bisa di lepas,” kata Yoo-Ill ketika usai memeriksa luka di kaki Windi.Windi menarik nafas lega mendengar kalimat itu. Hari ini adalah hari ke lima ia berada di lembah ‘rahasia’ ini, itu artinya telah 1 minggu ia menghilang.Windi jadi meragukan tentang GPS yang tertanam di badge-nya. Jangan-jangan mereka bohong lagi, tanya Windi dalam hati. Kalau memang benar, seharusnya mereka telah menemukan Windi sekarang.“Kenapa? Kamu terlihat gelisah?” tegur Yoo-Ill. Sepertinya helaan nafas Windi barusan terdengar jelas olehnya.Windi memandangnya beberapa saat. Lalu melemparkan pandangannya ke arah pepohonan, sebisa mungkin menahan riak yang mulai bergelombang di kelopak matanya.“Hei.. kamu menangis ?” tanya Yoo Ill penasaran, seraya menghampiri. Windi segera menyeka bulir yang mulai meleleh dengan lengan bajunya.“Ah, tidak. Hanya ...  kemas
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-13
Baca selengkapnya

Part 15, Kesaksian

Fina mempercepat langkahnya menyusuri lantai tiga kantor Rainbow Organizer. Tujuannya menemui Lee Kwang Soo penanggung jawab Tour Bike kemarin. Beberapa langkah dari tempatnya berdiri dia melihat orang yang dimaksud sedang berjalan di depannya. Fina pun mempercepat langkahnya menyusulnya. “Tn. Lee ? Maaf mengganggu waktu Anda. Hmm.. Apakah sudah ada perkembangan pencarian Windi ?” Lee Kwang Soo menghentikan langkahnya, lalu menatap Fina dengan tatapan yang sulit dipahami. “Nona Fina, ini adalah pertanyaan yang ke sepuluh yang saya dengar dalam hari ini. Dan saya berada dalam fase stress karena harus mengulang jawaban yang sama ke orang-orang yang berbeda. Saya sama dengan Anda dan yang lainnya, sangat ingin sahabat Anda itu ditemukan. Jika ada perkembangan terbaru, Anda adalah orang pertama yang pasti saya hubungi, percayalah,” jawabnya sambil  menggenggam tangan Fina. Ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-15
Baca selengkapnya

Part 16, The First Kiss

Tidak lama lagi Windi akan kembali ke kehidupannya yang normal. Yang berarti juga kembali ke kehidupan yang sepi, tanpa ada yang memberinya kehangatan sebuah perhatian. Seandainya bisa ia ingin tetap di sini, bersama Yoo Ill.Tapi ia sadar, ini tidak adil untuk Fina dan Oom Faris yang tentu mencemaskannya sekarang. Setidaknya ia harus menampakkan diri dulu di hadapan mereka, untuk memberi tahu bahwa dirinya baik-baik saja. Setelah keadaan normal kembali, barulah ia akan memikirkan langkah selanjutnya yang terbaik bagi kebahagiaannya.Lagi pula hal itu sepertinya juga tidak adil untuk Yoo Ill, yang harus terbebani oleh perempuan yang tidak memiliki status apapun dengannya. Yaah ... bagi Yoo Ill, tindakan yang ia lakukan tentu tidak lebih dari kegiatan kemanusiaan semata. Seperti aksi-aksi kemanusiaan lainnya yang kerap ia lakukan. Entah mengapa sejumput rasa kecewa hadir di hati Windi atas kenyataan itu.Yoo Ill duduk di samping Windi dengan ekspresi yang sulit u
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-17
Baca selengkapnya

Part 17, Pahitnya sebuah Kejujuran

“Yoo Ill-ssi ... bagaimana kamu tahu tempat ini? Rasanya aku tidak pernah cerita,” tanya Windi heran ketika mereka telah berdiri di depan gedung itu. Yoo Ill tidak menjawab, hanya tangannya yang bergerak ke arah badge yang tergantung di leher Windi. “Maaf, sebelumnya aku tidak cerita sama kamu. Ini ... sebenarnya ... aku adalah salah satu penanggung jawab acara ini,” ujarnya seraya menunjukkan nama yang tertera di belakang badge. “Event Manager : Han Yoo Ill, ini ... ini ... apakah benar kamu ?” tanya Windi tidak percaya. “Ya, Rainbow Organizer adalah salah satu perusahaan ayahku. Sebagai sarana pelatihan, aku ditugaskan disini, dan bertanggung jawab dalam penyelanggaraan event ini. Tapi aku yang tidak bertanggung jawab justru menghilang tepat setelah pengumuman pemenang lomba blog dikeluarkan.” Windi terdiam, mematung, karena shock
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-19
Baca selengkapnya

Part 18, Hati yang Tersakiti

Mereka telah berada di kamar hotel. Windi membongkar tasnya, mencari setelan untuk dipakai tidur. Meski malam belum larut, tapi rasanya Windi ingin segera melepaskan semua kepenatannya ke alam mimpi, dan berharap besok pagi dia terbangun dalam keadaan segar tanpa ada rasa kecewa lagi. Yah, di satu sudut hatinya yang terdalam, Windi masih sangat menginginkan hubungannya dengan Yoo Ill akan membaik, dan berharap jika sebuah jalan yang spesial akan menjadi rute berikutnya. Tapi apakah itu mungkin ? “Jadi Yoo Ill itu Event Manager-nya, Win ?” tanya Fina tidak percaya. “Iya, kamu ga percaya kan? Sama, aku juga. Tapi begitu lihat ada nama dia di belakang badge yang kita pakai, aku ga ragu lagi. Terlebih lagi dia turut berbicara waktu konferensi pers kemarin. Sudah pasti dia orangnya,” jawab Windi sambil berjalan ke kamar mandi. “Tapi dia cerdik juga ya, Win. Lihat nih, di situs ini disebutkan, dia menemukan kamu ketika sedang melakukan kegiatan amal yang ru
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-22
Baca selengkapnya

Part 19, Kotak Pandora

Mobil yang membawa Windi melaju pelan membelah jalanan kota Seoul yang tampak indah di malam hari. Gedung-gedung tinggi dengan beraneka lampu warna-warni nampak begitu rapat satu sama lain, seolah tidak memberi celah bagi angin untuk bertiup di antaranya. Seoul yang dari luar terlihat begitu angkuh, tapi entah mengapa hati Windi merasa hangat di kota ini. Adakah takdir lain yang menghubungkanku dengan kota ini? Bisik batin Windi. Pertanyaan itu terus berputar-putar di ruang benak Windi. Di depan sebuah gerbang yang tinggi besar, mobil yang Windi tumpangi berhenti. Tanpa menunggu terlalu lama, gerbang itu terbuka, dan mereka pun masuk ke dalamnya. Pria bertubuh besar yang kemudian diketahui bernama Hyung Min membukakan pintu untuk Windi. Sementara Windi masih terperangah melihat kemegahan bangunan yang ada di hadapannya. Jika ingatannya tidak salah, rumah bergaya mediteranian itu pernah dilihatnya dalam salah satu drama y
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-24
Baca selengkapnya

Part 20, Mendadak Kaya Raya

Windi masih merasa tidak percaya dengan semua informasi yang ia dengar. Dia membuka amplop itu, kemudian membaca lembar demi lembar kertas yang berisikan laporan keuangan Han Group. Netra Windi terpaku pada lembaran yang berisikan informasi rekapitulasi dividen tahunan yang dikirim ke rekening atas nama ayahnya. Totalnya lebih dari 15 juta dollar. Jika di konversi ke rupiah dengan kurs 13.500 nilainya mencapai lebih dari 202 milyar rupiah. Kepala Windi langsung berdenyut membayangkan jumlah uang yang ia miliki saat ini. “Tidak mungkin, tidak mungkin,” bisik Windi sambil terus menggelengkan kepalanya. Tangannya bergetar hebat karena shock mengetahui dirinya mendadak kaya raya dalam semalam. “Tidak ada yang tidak mungkin, Windi." tukas Tn. Han. "Hidup itu ibarat bertani. Apa yang kamu tanam hari ini, itulah yang akan kamu tuai di hari berikutnya. Dan semua yang kamu terima hari ini adalah hasil dari benih yang di tanam ayahmu saat dulu. Meski pun ketika melakuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status