Beranda / Romansa / You're My Destiny / Part 13, Katakan Apa yang Kau Rasa

Share

Part 13, Katakan Apa yang Kau Rasa

Penulis: Cathalea
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-11 15:25:57

“Itu ... hmm ...,” ujar Windi terbata. Oh Tuhaaann, tolong aku, teriak Windi dalam hati, “itu ... tamu bulananku datang,” kata Windi lagi dengan suara semakin hilang. Ampuunn, malunya. Rasanya Windi pengen jungkir balik lalu menghilang dari hadapan Yoo Ill.

“What? Ohh.. I see ... tunggu sebentar,” kata Yoo Ill  sambil berlalu. Sekilas Windi melihat wajah pemuda itu juga memerah. Ya, wajarlah berhadapan dengan masalah bulanan seorang gadis tentu bukanlah hal yang sering dia alami. Terlebih lagi di lembah ini, yang jumlah penduduknya masih bisa dihitung dengan jari.

Windi masih berdiri di pintu kamar mandi dengan perasaan serba tidak menentu menunggu Yoo Ill yang tidak lama kemudian datang dengan sebuah bungkusan di tangannya.

“Ini ... lebih baik menggunakan ini dari pada sapu tangan,” ujarnya sambil menyodorkan bungkusan itu ketangan Windi. Suaranya serak, dan rona wajahnya tidak kalah merahnya dengan Windi. Wi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • You're My Destiny   Part 14, Menggenggam Asa

    “Luka kamu sudah mengering, besok perbannya sudah bisa di lepas,” kata Yoo-Ill ketika usai memeriksa luka di kaki Windi.Windi menarik nafas lega mendengar kalimat itu. Hari ini adalah hari ke lima ia berada di lembah ‘rahasia’ ini, itu artinya telah 1 minggu ia menghilang.Windi jadi meragukan tentang GPS yang tertanam di badge-nya. Jangan-jangan mereka bohong lagi, tanya Windi dalam hati. Kalau memang benar, seharusnya mereka telah menemukan Windi sekarang.“Kenapa? Kamu terlihat gelisah?” tegur Yoo-Ill. Sepertinya helaan nafas Windi barusan terdengar jelas olehnya.Windi memandangnya beberapa saat. Lalu melemparkan pandangannya ke arah pepohonan, sebisa mungkin menahan riak yang mulai bergelombang di kelopak matanya.“Hei.. kamu menangis ?” tanya Yoo Ill penasaran, seraya menghampiri. Windi segera menyeka bulir yang mulai meleleh dengan lengan bajunya.“Ah, tidak. Hanya ... kemas

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • You're My Destiny   Part 15, Kesaksian

    Fina mempercepat langkahnya menyusuri lantai tiga kantor Rainbow Organizer. Tujuannya menemui Lee Kwang Soo penanggung jawab Tour Bike kemarin. Beberapa langkah dari tempatnya berdiri dia melihat orang yang dimaksud sedang berjalan di depannya. Fina pun mempercepat langkahnya menyusulnya.“Tn. Lee ? Maaf mengganggu waktu Anda. Hmm.. Apakah sudah ada perkembangan pencarian Windi ?”Lee Kwang Soo menghentikan langkahnya, lalu menatap Fina dengan tatapan yang sulit dipahami.“Nona Fina, ini adalah pertanyaan yang ke sepuluh yang saya dengar dalam hari ini. Dan saya berada dalam fase stress karena harus mengulang jawaban yang sama ke orang-orang yang berbeda. Saya sama dengan Anda dan yang lainnya, sangat ingin sahabat Anda itu ditemukan. Jika ada perkembangan terbaru, Anda adalah orang pertama yang pasti saya hubungi, percayalah,” jawabnya sambil menggenggam tangan Fina.Ad

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • You're My Destiny   Part 16, The First Kiss

    Tidak lama lagi Windi akan kembali ke kehidupannya yang normal. Yang berarti juga kembali ke kehidupan yang sepi, tanpa ada yang memberinya kehangatan sebuah perhatian. Seandainya bisa ia ingin tetap di sini, bersama Yoo Ill.Tapi ia sadar, ini tidak adil untuk Fina dan Oom Faris yang tentu mencemaskannya sekarang. Setidaknya ia harus menampakkan diri dulu di hadapan mereka, untuk memberi tahu bahwa dirinya baik-baik saja. Setelah keadaan normal kembali, barulah ia akan memikirkan langkah selanjutnya yang terbaik bagi kebahagiaannya.Lagi pula hal itu sepertinya juga tidak adil untuk Yoo Ill, yang harus terbebani oleh perempuan yang tidak memiliki status apapun dengannya. Yaah ... bagi Yoo Ill, tindakan yang ia lakukan tentu tidak lebih dari kegiatan kemanusiaan semata. Seperti aksi-aksi kemanusiaan lainnya yang kerap ia lakukan. Entah mengapa sejumput rasa kecewa hadir di hati Windi atas kenyataan itu.Yoo Ill duduk di samping Windi dengan ekspresi yang sulit u

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-17
  • You're My Destiny   Part 17, Pahitnya sebuah Kejujuran

    “Yoo Ill-ssi ... bagaimana kamu tahu tempat ini? Rasanya aku tidak pernah cerita,” tanya Windi heran ketika mereka telah berdiri di depan gedung itu.Yoo Ill tidak menjawab, hanya tangannya yang bergerak ke arah badge yang tergantung di leher Windi.“Maaf, sebelumnya aku tidak cerita sama kamu. Ini ... sebenarnya ... aku adalah salah satu penanggung jawab acara ini,” ujarnya seraya menunjukkan nama yang tertera di belakang badge.“Event Manager : Han Yoo Ill, ini ... ini ... apakah benar kamu ?” tanya Windi tidak percaya.“Ya, Rainbow Organizer adalah salah satu perusahaan ayahku. Sebagai sarana pelatihan, aku ditugaskan disini, dan bertanggung jawab dalam penyelanggaraan event ini. Tapi aku yang tidak bertanggung jawab justru menghilang tepat setelah pengumuman pemenang lomba blog dikeluarkan.”Windi terdiam, mematung, karena shock

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • You're My Destiny   Part 18, Hati yang Tersakiti

    Mereka telah berada di kamar hotel. Windi membongkar tasnya, mencari setelan untuk dipakai tidur. Meski malam belum larut, tapi rasanya Windi ingin segera melepaskan semua kepenatannya ke alam mimpi, dan berharap besok pagi dia terbangun dalam keadaan segar tanpa ada rasa kecewa lagi. Yah, di satu sudut hatinya yang terdalam, Windi masih sangat menginginkan hubungannya dengan Yoo Ill akan membaik, dan berharap jika sebuah jalan yang spesial akan menjadi rute berikutnya. Tapi apakah itu mungkin ? “Jadi Yoo Ill itu Event Manager-nya, Win ?” tanya Fina tidak percaya. “Iya, kamu ga percaya kan? Sama, aku juga. Tapi begitu lihat ada nama dia di belakang badge yang kita pakai, aku ga ragu lagi. Terlebih lagi dia turut berbicara waktu konferensi pers kemarin. Sudah pasti dia orangnya,” jawab Windi sambil berjalan ke kamar mandi. “Tapi dia cerdik juga ya, Win. Lihat nih, di situs ini disebutkan, dia menemukan kamu ketika sedang melakukan kegiatan amal yang ru

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-22
  • You're My Destiny   Part 19, Kotak Pandora

    Mobil yang membawa Windi melaju pelan membelah jalanan kota Seoul yang tampak indah di malam hari. Gedung-gedung tinggi dengan beraneka lampu warna-warni nampak begitu rapat satu sama lain, seolah tidak memberi celah bagi angin untuk bertiup di antaranya.Seoul yang dari luar terlihat begitu angkuh, tapi entah mengapa hati Windi merasa hangat di kota ini. Adakah takdir lain yang menghubungkanku dengan kota ini? Bisik batin Windi. Pertanyaan itu terus berputar-putar di ruang benak Windi.Di depan sebuah gerbang yang tinggi besar, mobil yang Windi tumpangi berhenti. Tanpa menunggu terlalu lama, gerbang itu terbuka, dan mereka pun masuk ke dalamnya.Pria bertubuh besar yang kemudian diketahui bernama Hyung Min membukakan pintu untuk Windi. Sementara Windi masih terperangah melihat kemegahan bangunan yang ada di hadapannya. Jika ingatannya tidak salah, rumah bergaya mediteranian itu pernah dilihatnya dalam salah satu drama y

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • You're My Destiny   Part 20, Mendadak Kaya Raya

    Windi masih merasa tidak percaya dengan semua informasi yang ia dengar. Dia membuka amplop itu, kemudian membaca lembar demi lembar kertas yang berisikan laporan keuangan Han Group. Netra Windi terpaku pada lembaran yang berisikan informasi rekapitulasi dividen tahunan yang dikirim ke rekening atas nama ayahnya. Totalnya lebih dari 15 juta dollar. Jika di konversi ke rupiah dengan kurs 13.500 nilainya mencapai lebih dari 202 milyar rupiah. Kepala Windi langsung berdenyut membayangkan jumlah uang yang ia miliki saat ini. “Tidak mungkin, tidak mungkin,” bisik Windi sambil terus menggelengkan kepalanya. Tangannya bergetar hebat karena shock mengetahui dirinya mendadak kaya raya dalam semalam. “Tidak ada yang tidak mungkin, Windi." tukas Tn. Han. "Hidup itu ibarat bertani. Apa yang kamu tanam hari ini, itulah yang akan kamu tuai di hari berikutnya. Dan semua yang kamu terima hari ini adalah hasil dari benih yang di tanam ayahmu saat dulu. Meski pun ketika melakuk

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • You're My Destiny   Part 21, Hanya Salah Paham

    Tn. Han tersentak. Tidak menyangka akan mendengar penolakan yang begitu lugas dari Yoo Ill. Dia mengerti jika hubungan mereka memang tidak pernah berjalan harmonis. Namun, ia juga tidak sepenuhnya siap dengan jawaban Yoo Ill yang terdengar begitu menyakitkan di telinganya.“Apa? Waeo? Oh ... itu pasti karena sikap ayah yang sudah keterlaluan selama ini, ya? Ya, ya, ayah mengerti. Ayah tidak akan memaksamu untuk memaafkan ayah sekarang ini. Hanya saja tolong beri ayah kesempatan untuk menjadi ayah yang baik ke depannya," ujar Tn. Han, mengambil kesimpulan dengan wajah muram.Meski kecewa dengan jawaban Yoo-ill, Tn. Han berusaha untuk tetap berbesar hati. Bagaimana pun ia sudah bertekad akan memulihkan hubungannya dengan putra satu-satunya itu. Tapi tetap saja, tengorokannya terasa tercekat. Seolah ada gumpalan besar yang memicu kelenjar air matanya untuk berproduksi lebih cepat. Sepasang mata Tn. Han mulai berkaca-kaca.“Tidak, aku tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28

Bab terbaru

  • You're My Destiny   Bab 93, Takdir yang Menyatukan Mereka (TAMAT)

    Windi terpaku di tempatnya berdiri, sementara matanya tak berkedip menatap Yoo-ill. Untuk beberapa saat ia hanya berdiri mematung dengan ekspresi bingung, terlebih saat melihat tangan Yoo-ill yang terulur padanya. Ia pun tersadar tak lama kemudian. Dengan raut wajah gelisah dan bingung, Windi mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Ia baru sadar kalau kursi-kursi di gereja itu telah banyak yang ditinggalkan penghuninya. Hampir separuh dari tamu undangan itu pergi setelah mengetahui pengantin prianya sosok yang berbeda.Di barisan paling depan Windi berharap menemukan keluarga Pandu, tetapi barisan itu pun terlihat lengang. Hanya rekan kerjanya yang setia menyaksikan acara pemberkatan itu sampai selesai."Ha-ni-yah. Apa yang terjadi. Mana Kak Pandu dan keluarganya?" tanya Windi dengan mata berkaca-kaca.Ha-ni yang bertugas sebagai bridesmaids tak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya kepada Windi. Ia menghampiri Windi lalu memeluknya dengan erat. "Maafkan aku, Win. Aku tidak bisa m

  • You're My Destiny   Bab 92, Hadiah untuk Pandu

    Satu jam sebelumnya. Di ruang tunggu pengantin pria, Pandu bercengkrama dengan sejumlah tamu yang merupakan teman kuliahnya dulu. Ternyata perihal pertunanganan Yoo-ill yang batal telah menyebar luas di kalangan mereka."Aku tidak mengerti dengan cara pikir si Yoo-ill itu. Padahal kalau aku tidak salah dengar, ini pertunangannya yang kedua kali. Yang pertama dulu, belum sempat dikenalin ke publik, masih di kalangan internal perusahaan aja. Tapi, hanya beberapa bulan, Yoo-ill memutuskan wanita itu secara sepihak," kata salah satu di antaranya."Tapi aku dengar wanita itu ada skandal dengan salah satu pamannya," kata yang lain pula.Namun, pria yang lain membantah dengan gerakan tangannya. "Itu tidak benar. Kamu lupa kalau aku juga bekerja di Han Enterprise? Skandal itu adalah hoaks yang diciptakan oleh Han Tae Soo, paman Yoo-ill yang lain, karena ingin menurunkan tunangan Yoo-ill dari kursi direktur.""Gila. Parah juga persaingan di perusahaan itu.""Paman Yoo-ill yang satu itu memang

  • You're My Destiny   Bab 91, At The Wedding Day

    Untuk beberapa saat Windi terpaku di tempatnya berdiri karena tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang. Windi tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat melihat Yoo-ill sedang bersandar di mobilnya dengan kedua tangan yang sibuk memainkan ponsel. Windi juga heran bagaimana Yoo-ill bisa tahu tempat kerjanya."Yoo-ill? Kamu kenapa bisa ada di sini? Kamu tahu dari mana aku kerja di sini?" Windi mencecar Yoo-ill tanpa jeda.Yoo-ill mendekat tanpa melepaskan tatapannya dari wajah Windi, wajah wanita yang selama beberapa tahun terakhir ini terus mengusik hati dan pikirannya bahkan di saat tidur."Aku sudah menerima undangan pernikahanmu. Jujur ... aku kaget sekali karena tidak menyangka kalian akan menikah secepat itu," ujar Yoo-ill mengabaikan pertanyaan Windi."Apanya yang aneh? Kami memang sudah merencanakan sejak lama, hanya sedikit dipercepat saja karena keluarga Pandu inginnya begitu," jawab Windi beralasan. Padahal ia sendiri yang meminta hal itu pada Pandu, karena tidak i

  • You're My Destiny   Bab 90, H-3

    Dua hari berlalu. Di kediaman keluarga Han sedang terjadi ketegangan. Pasalnya adalah kepulangan Yoo-ill setelah tiga hari menghilang pasca membatalkan pertunangannya dengan Ji-hyun.PLAK! PLAK!Tamparan keras dari tangan Tn. Han mendarat di wajah Yoo-ill. Tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali. Masih tak puas juga, tetua keluarga Han itu juga menendang Yoo-ill dengan kakinya yang memakai sepatu pantofel. Sakit? Jangan ditanya. Ringis kesakitan dari Yoo-ill sudah menjawab semua itu, betapa sakit tubuhnya yang didera pukulan bertubi-tubi dari sang ayah.Sementara Ny. Ko hanya bisa menangis tersedu sambil menahan kaki sang suami agar berhenti memukuli buah hatinya."Cukup, Yeobo. Jangan pukuli Yoo-ill lagi. Berhenti memukuli kepalanya, matanya masih sangat rentan dengan guncangan. Tolong berhentilah!" pinta Ny. Ko yang kalut melihat luka di kening Yoo-ill. Ia takut sekali penglihatan Yoo-ill kembali bermasalah akibat pukulan itu.Namun, Tn. Han mengabaikan rengekan istrinya. Matanya y

  • You're My Destiny   Bab 89, H-5

    Dengan penuh tanda tanya Windi menyeret langkah menuju pintu, lalu mengintip lewat peephole yang ada di sana. Windi mengernyit heran saat melihat wajah Ji-Hyun di sana. Tak ingin memendam rasa penasarannya lebih lama, ia pun membuka pintu itu."Ji-Hyun?! Ada keperluan apa kamu di sini?" "Aku mau bicara." Dengan lancangnya, Ji-Hyun menerobos masuk lalu berkeliling kamar, masuk ke kamar mandi, membuka pintu lemari seolah sedang mencari sesuatu. Setelah gagal menemukan apa yang dicari, dia pun duduk di sofa yang tersedia di sudut kamar."Kamu sendiri?" tanyanya dengan tatapan menyelidik."Bersama Pandu. Dia sedang membeli makanan ke luar."Ji-hyun tak percaya. "Kenapa tidak pesan di restoran hotel saja?""Dia lagi pengen makan masakan Indonesia. Di restoran hotel ini tidak ada," jawab Windi asal. Padahal ia tidak tahu pasti Pandu ke mana, karena lelaki itu pergi saat dirinya sedang mandi.Windi menghela napas panjang, menutup pintu, lalu duduk di pinggir ranjang, berhadapan dengan Ji-hy

  • You're My Destiny   Bab 88, Tamu Tak Diundang

    "Aku senang sekali, Win. Memang itu yang aku mau. Tetapi, kalau aku boleh tau, apa alasan kamu tiba-tiba ingin mempercepat pernikahan kita?" Pandu bertanya tak sabar setelah mereka berada di hotel. Tadi ia terpaksa beralasan ada pekerjaan mendadak sehingga bisa pamit lebih awal dari pesta pertunangan Yoo-ill dan Ji-hyun. Meskipun ia sendiri heran dengan sikap Windi yang bersikeras untuk pulang, tetapi demi kenyamanan sang kekasih hati ia pun menuruti permintaan Windi."Tidak ada alasan khusus. Melihat Kak Pandu dikelilingi wanita-wanita cantik saat di pesta tadi membuatku berpikir sepertinya aku harus segera mengikatmu dengan cincin pernikahan," jawab Windi beralasan. Padahal ia melakukan itu karena takut hatinya kembali goyah oleh Yoo-ill. Windi takut, nama Yoo-ill yang telah terkubur di hatinya hidup kembali karena terbayang tatapan laki-laki itu yang dipenuhi rasa bersalah saat menatapnya tadi. Sementara ia sudah berkomitmen dengan Pandu. Pandu dan keluarganya adalah orang-orang

  • You're My Destiny   Bab 87, Aku Tidak Mau Menunda Lagi

    Pandu heran melihat Yoo-ill dan Windi terdiam dengan tatapan saling bertaut, sementara wajah mereka menggambarkan ekspresi yang sulit untuk digambarkan. Terkejut, kecewa, luka, dan juga rindu yang tersirat dalam. Berada di antara mereka membuat Pandu mendadak merasa berada di dunia yang berbeda. Keadaan itu berlangsung cukup lama sampai suara tunangan Yoo-ill membuyarkannya. "Wah, dunia ini sempit sekali, ya. Ternyata wanita yang ingin kamu kenalkan itu Windi, Pan?" tanya Ji-hyun pada Pandu. Pandu dan Ji-hyun merupakan teman saat duduk di bangku SMA dulu, sementara Yoo-ill adalah temannya di saat kuliah. Itu sebabnya Pandu sangat antusias menghadiri pesta pertunangan ini karena kedua calon pengantin adalah temannya. "Kamu kenal Windi?" Pandu balik bertanya dengan heran. Ji-hyun melirik Yoo-ill yang masih menatap Windi tanpa jeda, lalu bergelayut manja di lengan lelaki itu. Lewat sikapnya itu ia ingin memberi tahu Windi bahwa Yoo-ill adalah miliknya. "Bukan aku yang kenal Windi sec

  • You're My Destiny   Bab 86, Pertemuan Tak Terduga

    Windi mematut pantulan dirinya yang ada di cermin. Sungguh ia merasa takjub sendiri melihat penampilannya dalam balutan gaun malam berwarna maroon itu. Gaun pesta ala mermaid membungkus tubuh Windi yang sintal dengan indah, menonjolkan bagian-bagian tertentu dalam porsinya yang pas. Setelah merasa cukup puas dengan gaun pilihannya, Windi pun keluar dari kamar ganti itu.Pandu yang menunggu di luar kamar ganti spontan berdiri dengan bola mata membesar saat melihat Windi keluar. Mulutnya ternganga, terpesona akan kecantikan Windi yang tak biasa."Bagaimana, Kak? Cocok, tidak?" tanya Windi malu-malu. Pandu tidak menjawab, hanya tepuk tangannya yang menggema ke seantero toko. "Kamu cantik sekali, Win. Super-duper-cantik!" puji Pandu sambil berdecak panjang."Kak Pandu ini bisa saja. Jangan berlebihan, Kak. Jangan buat aku malu," ucap Windi dengan bibir mengerucut, sedikit protes, tetapi tetap saja pipinya merona."Aku tidak berlebihan. Coba saja tanya pada pramuniaga itu," sahut Pandu. "

  • You're My Destiny   Bab 85. Ramyeon Mokgo Gallae?

    Windi terkesiap, ia terduduk, spontan menjauh dari Pandu. Napasnya masih tersengal dan wajahnya masih memerah karena lonjakan libido. "Maaf, Kak. Aku tidak bisa melakukannya. Maafkan aku kalau mengecewakanmu," ujar Windi sambil menenangkan debaran jantungnya."It's okay, Win. Aku juga minta maaf karena telah lepas kendali tadi," ujar Pandu dengan kepala menunduk."Tidak apa, Kak. Ini salah kita berdua, jadi mari jadikan pelajaran saja," kata Windi berusaha untuk bijak.Pandu mengangguk."Silakan mandi dan ganti pakaianmu, aku akan menunggu di luar," kata Pandu.Ia keluar dari kamar, lanjut menuju dapur lalu meminum segelas air dingin. Ia butuh meredakan gelora hasratnya yang masih membara.Sementara itu, di Seoul. Sebuah acara yang mempertemukan dua keluarga baru saja berakhir. Tn. Han tampak antusias melepas kepergian tamu mereka. Tangannya tak henti melambai, dan senyumnya juga tak henti mengembang. Di sampingnya Yoo-ill berdiri dengan ekspresi datar.Mereka yang baru saja pergi ada

DMCA.com Protection Status