Perempuan itu berdiri di depan rumah tahanan yang berada di timur kota megapolitan. Tubuh yang sedang berbadan dua itu tidak sanggup harus berdiri terlalu lama. “Bu, duduk saja dulu.” Suara lembut seorang wanita paruh baya membuyarkan lamunan, membuat dia menoleh dan kemudian tersenyum. “Terima kasih, Bu,” ucap perempuan itu. Dia duduk di kursi yang disodorkan. Setelah itu, mata menatap isi warung kecil milik wanita paruh baya. “Ibu menjual es teh?” tanya perempuan itu. “Ada, Bu.” “Saya pesan satu, Bu.” “Tunggu sebentar, ya.” Sambil menunggu pesanan, perempuan itu kembali menatap ke pintu gerbang rutan yang tertutup rapat. Beberapa kali dibuka karena pengunjung keluar masuk untuk membesuk keluarga mereka. Perempuan itu menarik napas kemudian mengeluarkan dengan berat. Tubuh yang duduk tegak serta matahari yang lumayan menyengat, padahal waktu masih menunjukkan pukul sembilan pagi, waktu bagian barat. “Kenapa tid
Last Updated : 2021-05-20 Read more