Beryl hanya mengiyakan ketika temannya nerocos berucap sesuatu. Pikiran Beryl masih melayang pada kepolosan Lidya.“Ah, cewe Jawa. Begitu sopan, sangat ramah, dan menjunjung tinggi tata krama. Tapi, tak ada yang tahu juga apa yang ada di hatinya. Mas Beryl begitu sombong sekarang. Kenapa tak mau lagi datang ke tempat kost? Kenapa, sih Mas? Ah, kepolosan yang begitu sempurna, begitu apa adanya,” pikir Beryl.Beryl melangkah hanya dengan separo hati. Yang separo masih tetap tertinggal bersama Lidya.“Lidya memintaku datang. Tapi hanya untuk mendengarkan hinaan dan ceramah dari ibu kostnya?” kata Beryl tanpa bersuara.“Kedatanganku hanya untuk mendengarkan cerita tentang kesuksesan calon suaminya?” gerutu Beryl yang sambil membu
Terakhir Diperbarui : 2021-06-18 Baca selengkapnya