Home / Romansa / Mantan Bos / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Mantan Bos: Chapter 91 - Chapter 100

167 Chapters

Bab 90 |Chidorigafchi

Setelah kegiatan mandi paginya kini mereka sedang duduk berhadapan untuk menikamati sarapan.Sarapan kali ini mereka memilih nasi putih, sup miso, tamagoyaki alias omelet gulung ala Jepang, ikan salmon panggang, dan terakhir tsukemono untuk acarnya.“Itadakimasu,” ucap Zora sebelum menyantap sarapannya.“Itadakimasu.” Jawab Eros lalu mulai menyantap menu sarapannya.***Setelah puas dengan sarapannya, seperti yang dikatakan pria itu tadi bahwa sekarang ia akan mengajak istrinya itu ke suatu tempat dan untuk perjalanannya kali ini pria itu memilih untuk berjalan kaki. Padahal bisa saja ia menyewa sopir untuk mengantar jemput mereka ke manapun, akan tetapi Eros ingin perjalanan ini hanya untuk mereka berdua, tidak ada orang lain yang boleh ikut dan karena jaraknya juga yang tidak terlalu jauh juga yang menjadi alasannya untuk berjalan kaki. Ya, anggap saja pria itu sedang ingin bermesra-mesraan dan bermanja-manjaan pada istrin
last updateLast Updated : 2021-09-28
Read more

Bab 91 |Akhir Dari Sebuah Penantian (bagian 1)

Pagi-pagi sekali Naura sudah sibuk di dapur untuk membuat sarapan untuk suami serta putri tercintanya. Namun, disaat ia sedang memotong sosis tiba-tiba perutnya seperti ada yang menggelitikinya sehingga membuatnya mual, akan tetapi wanita itu tidak terlalu mempedulikannya dan tetap melanjutkan acara memasaknya.Pagi ini Naura membuat nasi goreng sosis untuk sang suami dan semangkuk bubur untuk putrinya yang masih terbaring sakit di dalam kamar.Setelah menatap makanannya di meja makan Naura beranjak ke lantai atas untuk membangunkan suaminya, akan tetapi sebelum ia sampai Arya sudah berjalan ke arahnya dengan pakaian kerja yang sudah rapih itu.“Pagi, Sayang.” Sapa Arya seraya mencium kening istrinya tersebut. Wanita itu hanya membalasnya dengan senyuman lalu menyuruh agar suaminya itu segera menikmati sarapannya.Mereka berdua menyantap sarannya hanya berdua dikarenakan Kesya masih sakit dan butuh istirahat yang banyak. Kening Arya berkerut s
last updateLast Updated : 2021-09-29
Read more

Bab 91 |Akhir Dari Sebuah Penantian (bagian 2)

Naura menutup mulutnya karena merasa mual dan tanpa sadar wanita itu langsung berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Padahal yang memakan bubur Kesya, tetapi justru yang muntah malah Naura. *** Perut Naura semakin mual dan terus memuntahkan isi perutnya yang hanya air itu dikarenakan pagi ini ia belum ada secuilpun makanan yang masuk. Wanita itu menatap pantulannya di cermin. Ia sedikit meringis ketika menyadari wajahnya sedikit pucat dan badannya tiba-tiba menjadi lemas. “Ada apa denganku?” tanyanya dalam hati. “Bunda.” Panggil Kesya yang sudah berdiri di daun pintu. Menampilkan wajah pucat dan mata sayunya karena demam. “Astaga, Sayang, kenapa turun dari tempat tidur?!” Kaget Naura dan langsung berjalan kea rah putrinya tersebut berniat untuk memangkunya, akan tetapi sebelum tangannya sampai, Kesya mundur satu langkah dan menolaknya secara harus karena ia merasa ibunya sedang tidak baik-baik saja. “Bunda sakit
last updateLast Updated : 2021-10-01
Read more

Bab 92 |Teka-Teki Baru

Setelah berjalan-jalan di Chidorigafchi Eros mengajak Zora untuk pergi ke kampus Chiko yang kebetulan juga berada di Tokyo. Pria itu terlihat berseri-seri karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan sang adik yang sangat sulit dihubungi itu. Namun, sebelum pergi Eros mengajak Zora untuk makan siang terlebih dahulu disalah satu restoran jepang yang cukup terkenal di kota Tokyo, Restoran Hitsumabushi Bincho. Terletak di Ginza, restoran di Tokyo ini menyajikan hidangan khas ala Nagoya, dengan menu andalan mereka yaitu unagi panggang. Unagi atau kita menyebutnya belut air tawar dipanggang sampai kulitnya renyah dan dagingnya empuk, lalu diletakan di atas nasi yang masih panas, dan dihidangkan dengan beberapa pelangkap serta kaldu. Bangunan restoran estoran Hitsumabusi Bincho ini didominasi warna kayu dengan ornamen besar dari bambu di tengah-tengah ruangan, serta latar belakang gedung-gedung metropolitan yang menambahkan nuansa modern. Saking enak
last updateLast Updated : 2021-10-03
Read more

Bab 92 |Teka-Teki Baru (Bagian 2)

“Bagaimana bisa?” tanya Eros entah kepada siapa. Pria itu merasa dibohongi karena setelah mengecek nama-nama pendaftar benar saja Chiko tidak ada di daftaran tersebut. Lantas dimana adiknya itu berada sekarang? Kenapa hidupnya penuh teka-teki seperti ini? *** “Mas,” panggil Zora sedikit khawatir karena semenjak suaminya itu pulang dari Waseda University ia belum juga membuka mulutnya. Padahal biasanya suaminya itu sering menggodanya sampai membuatnya terkadang kesal. Zora lebih memilih Eros menggodanya sesuka hatinya dari pada murung seperti ini. Ah, bahkan wanita itu tidak yakin apakah suaminya itu murung, bingung, marah, sedih, atau kecewa. Karena pria itu begitu pintar menyembunyikan perasaannya. “Sayang.” Panggil Zora lagi dan kali ini memanggi suami tampannya itu dengan panggilan sayang. Zora berharap siapa tahu saja jika ia memanggilnya dengan sebutan yang sangat disukai pria itu, dia bisa merespon walaupun hanya mengeluarkan satu kata p
last updateLast Updated : 2021-10-04
Read more

Bab 93 |Ancaman

‘Nyonya aku ingin berhenti’ Rahang wanita setengah abad itu mengeras dan tidak terasa bahwa tangannya itu menggenggam erat benda pipih pintar tersebut seakan bend aitu akan hancur dalam sekali tekanan. Tanpa menunggu-nunggu lagi wanita itu langsung mendial nomor untuk menanyakan apa maksud pesan singkat dari orang tersebut. Emosinya benar-benar sudah di ubun-ubun. “Hallo,” ucap seseorang di sebrang sana. “Apa maksud pesanmu itu? Kau ingin bermain-main denganku anak kecil?” tanya Naima kepada seseorang yang ia sebut anak kecil itu. “Maaf, Nyonya. Saya sudah tidak sanggup menutupinya lagi. Saya tidak bisa terus-terusan membohonginya,” katanya. Wanita itu menggeram sebelum menimpalinya, “Hei! Rupanya kau benar-benar ingin bermain dengan saya ya? Baiklah jika kau ingin mengakhirinya, silakan, tetapi jangan salahkan saya jika hidupmu dan hidup keluargamu akan menderita, jauh lebih menderita dari dulu.” Orang yang disebut anak kecil
last updateLast Updated : 2021-10-05
Read more

Bab 94 |Chiko dan Rahasianya

Naura mengehela napasnya lalu beranjak untuk membawakan segelas air minum untuk sang adik. Siapa tahu setelah adiknya itu minum ia bisa membuatnya sedikit tenang dan mau menceritakan masalahnya. “Minumlah.” Perintah Naura memberikan segelas iar minum untuknya. Manik wanita itu tidak pernah melepaskan pandangannya dari sang adik yang kini masih menundukkan kepalanya – tidak berani menatap matanya. “Apakah lantai rumahku begitu menarik perhatiamu hingga kau sangat betah memandangnya?” tanya Naura yang sebenarnya menyindirnya secara halus. Karena Eros sama sekali tidak membuka mulutnya, wanita itu menjadi kesal. Ia tidak habis pikir kenapa adik bungsunya itu tidak pernah mau berbagi masalah dengannya, tetapi dengan kakak iparnya pria itu masih bisa menceritakannya walau tetap tidak semua cerita. “Aish! Sebenarnya di sini siapa yang kakak kandungmu itu? Aku atau mas Arya?” saking kesalnya wanita itu sampai memiliki pikiran konyol seperti ini. “ken
last updateLast Updated : 2021-10-06
Read more

Bab 95 |Merenggut Kehormatan Istriku

Lampu-lampu disko dan music keras menemani hari-hari Endru di kota Paris. Pria itu duduk di salah satu kursi seraya menuangkang bir pada gelas kecilnya dan ini sudah botol ke empat – menuangnya lalu meneguknya. Terus seperti itu sampai minuman itu habis tidak tersisa. “Satu bolol lagi!” Teriak Endru kepada bartender dengan memakai bahasa inggris. Bartender tersebut langsung membawa satu botol penuh dan memberikannya. Setelah itu ia pergi – kembali ke tempatnya untuk melayani pelanggan yang lain. “Hai, tampan.” Sapa sesorang wanita seksi – menggodanya. “Aish! Pergi wanita sialan!” pekik Endru mengibas-ngibaskan tangannya di udara. “Mari bersenang-senang.” Ajak wanita itu menyentuh pipi Endru serta menggigit bibir bawahnya – benar-benar seorang wanita penggoda. Bahkan ia tidak merasa tersinggung sedikitpun padahal pria itu telah melontarkan kata-kata kasar padanya. “Pergi, sialan! Aku tidak berminat dengan tubuhmu itu.” Teriak En
last updateLast Updated : 2021-10-06
Read more

Bab 96 |Dilema

Setelah bertemu dengan wanita setengah abad tersebut pemuda itu jadi banyak melamun. Berulang kali ibunya memanggilnya untuk makan malam, tetapi pemuda itu tidak menggubrisnya. Tatapannya kosong tidak bercahaya, bibirnya pucat karena sedari tadi perutnya belum terisi apapun. “Apa yang harus kulakukan ayah? Aku tahu engkau pasti sangat kecewa memiliki putra sepertiku,” ucap pemuda itu menatap satu bintang di atas sana – menganggap bahwa bintang itu adalah sosok ayahnya. “Nak,” panggil Maya – ibunya menghampirinya. “Ibu.” Balas pemuda tersebut memutar kepalanya untuk melihat siapa yang memanggilnya. “Ini sudah malam, mau sampai kapan kau berada di sini?” tanya sang ibu. Pemuda itu tersenyum tipis agar wanita paruh baya itu tidak khawatir. “Sebentar lagi Deni masuk, Bu. Deni masih ingin berada di sini untuk menenangkan diri.” Jawab pemuda itu lagi, “Ibu masuklah. Di sini dingin, tidak baik untuk kesehatan Ibu.” Wanita paruh baya i
last updateLast Updated : 2021-10-07
Read more

Bab 97 |Semuanya Sia-Sia

“Di mana aku?” Bingung Deni menatap tempat yang sangat asing di matanya. Lapangan luas yang diapit oleh dua air terjun, dan pohon-pohon di sana tidak berwarna hijau seperti di bumi melainkan berwarna putih akan tetapi bukan karena tertutup salju. “Di mana aku? Apakah aku sedang berada di dunia lain?” pikir pemuda itu karena ia benar-benar tidak akan pernah percaya bahwa tempat yang sedang dipijaknya adalah bumi. Namun detik berikutnya ia menggeleng-gelengkan kepalanya karena sudah memiliki pemikiran aneh seperti itu. Jika ini bukan di bumi, lantas di manakah dia berada sekarang? Dan kenapa ia bisa berada di sana? Pemuda itu benar-benar tidak tahu akan kemana ia sekarang, dia hanya mengikuti ke mana kakinya melangkah. Sampai suara berat yang sangat dirindukannya membuat tubuh pemuda itu menegang. “Deni,” panggil pemilik suara berat tersebut. “A-ayah,” ucap Deni dengan suara yang sedikit bergetar. “Benarkah ini Ayah?” Tanya deni
last updateLast Updated : 2021-10-08
Read more
PREV
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status