“Stop bikin muka kayak gitu, bikin gemes tahu nggak.” Amir menangkup wajah Ina, membuat mereka berhadapan dengan manik mata yang saling mengunci satu sama lain. Amir menjepit pipi gembul istrinya itu hingga bibir Ina terbentuk seperti bibir Donald Duck. Lalu, tangannya menggoyang-goyangkan kepala Ina. “Lucu... lucu... lucunya istri aku....”Ina memicingkan matanya, “Apa-apaan,” gumamnya terbata. “Jangan digituin, nanti kamu makin cinta sama aku.”“Nggak perlu ngomong gitu aku juga udah makin cinta sama kamu,” balas Amir terkekeh melepaskan tangannya pada pipi istrinya itu.Ina mengusap pipinya, “Pasti merah nih.”“Iya merah, merah karena malu kan kamu,” Amir terkekeh membuat Ina memutar bola matanya.“Nggak karena malu, tapi sakit!” balas Ina kesal.Amir tidak menanggapi kalimat Ina lagi, memilih untuk menarik tubuh istrinya itu mendekat–membawanya pada pelukan. “Karena hari ini, hari terakhir kita di sini harus dimanfatin dengan baik,” Amir menarik kepala Ina agar menghadap ke arahn
Last Updated : 2023-12-02 Read more