Beranda / Urban / Suami Dibuang Sayang / Bab 241 - Bab 250

Semua Bab Suami Dibuang Sayang: Bab 241 - Bab 250

3330 Bab

Bab 241

Dalam waktu singkat, Michael tiba sampai di rumah keluarga Tian. Ruby sendiri yang menyambut Michael di depan pintu. Namun dia berusaha menunjukkan sikap yang dingin.“Apa yang kamu inginkan dari kakekku?” Ruby bertanya sambil berkacak pinggang. Michael melihat Ruby menyambutnya dengan bertelanjang kaki. Untung suasana masih pagi, jadi matahari belum terlalu terik. Kalau tidak, kakinya bisa terbakar. “Hei nona, apakah kamu tidak sanggup beli sepatu?” ujar Michael dengan geli. “Betul, apakah kamu mau membelikanku?” jawab Ruby cepat. Michael menaikkan pundaknya dan berkata, “Barang-barangmu pasti semuanya bermerek. Aku sudah pasti tidak sanggup.”“Apakah kamu benar-benar berpikir aku wanita seperti itu? Aku sudah membelikanmu mobil dan kamu bisa membelikanku sepatu. Apakah itu berlebihan?” tanya Ruby. “Baiklah kalau begitu maumu.”Ruby berlari ke dalam rumah dan akhirnya menemukan kesempatan untuk berinteraksi dengan Michael lagi. Yang paling penting, dia harus mencari tah
Baca selengkapnya

Bab 242

Michael berkata pada Ruby kalau dia tidak punya waktu untuk menemaninya berbelanja sepatu. Hari ini dia bisa terhindar dari bencana ini. Tapi Ruby memberinya waktu tiga hari untuk Michael membelikannya sepatu baru. Jadi Michael setuju saja. Setelah Michael pulang, kebahagiaan Ruby menguap, seperti terong yang tiba-tiba layu. Dia lalu duduk di sofa dengan lemas. Energinya tiba-tiba seperti hilang begitu saja. “Kalau kamu tidak punya kerjaan, kamu bisa saja pergi ke vila keluarga Su,” Teddy mencoba menggoda Ruby. “Aku tidak mau pergi ke vila keluarga Su lagi dengan alasan apapun.” Ruby biasanya punya banyak kesibukan dengan teman-temannya. Entah itu belanja atau melakukan kegiatan menyenangkan lainnya ketika tidak ada kelas. Tapi akhir-akhir ini, hatinya begitu tertambat pada Michael. Tidak saja kagum pada kekuatannya, Michael juga adalah sang pangeran piano. Ruby jadi tidak punya semangat untuk melakukan hal-hal lainnya. “Pergilah ke keluarga Su. Biarkan mereka tahu alasan kelu
Baca selengkapnya

Bab 243

“Nona Tian, karena kakekmu tidak menyetujuinya, mengapa kamu datang kemari? Apakah hanya ingin mempermalukanku saja?” tanya nenek gusar. “Apakah kamu tidak mendengar apa yang aku katakan sebelumnya? Angin yang tak tahu malu dan cukup besar yang membawaku ke sini. Aku tidak mau datang dengan suka rela,” Ruby berkata dengan polos. Nenek sangat tersinggung dan marah. Dia menggertakkan giginya lalu berkata, “Nona, kalau kamu tidak ada kepentingan yang lain, kamu boleh pulang saja. Aku sudah tua, jadi sebentar lagi harus istirahat.”“Waktunya istirahat? Aku tidak akan lama lama,” jawab Ruby sambil tersenyum.“Kamu …” Nenek sangat marah. Sambil menunjuk ke arah Ruby, seluruh tubuhnya gemetar. Ruby sebenarnya bukan orang jahat. Dia mencontek semua ucapannya barusan dari drama TV. Melihat nenek sangat marah, Ruby lalu berkata dengan lebih tenang, “Nenek, aku datang ke sini hari ini untuk memberitahu sesuatu. Sumber kekuatan Michael selama ini adalah dari keluarga Tian.”“Aku sudah men
Baca selengkapnya

Bab 244

Setelah sampai di vila, nenek tidak sabar ingin membagikan berita baik tentang kerja sama dengan keluarga Tian ini pada Edward. Edward sangat menginginkan posisi penting di perusahaan. Kesempatan itu sempat direbut oleh Bella, dan Edward berambisi ingin menjadi pemimpin tertinggi di perusahaan. Karena hanya dengan cara itu, dia bisa menyingkirkan Bella dan membalas dendam pada Michael. Michael sudah mempermalukannya sebanyak tiga kali. Edward tidak bisa lagi menahan penghinaan ini. Tapi Edward berusaha untuk terlihat gembira dan bersyukur. “Nenek, terima kasih sudah percaya padaku. Semuanya akan aku urus dengan baik. Aku tidak akan mengecewakanmu,” ujar Edward. Nenek terlihat sangat puas, lalu berkata, “Aku harap kamu bisa menunjukkan kemajuan dalam hal ini. Kalau kamu bisa melakukannya dengan baik, maka posisi pemimpin perusahaan akan segera kuserahkan padamu.”Bisakah kamu melakukannya dengan baik? Aku tidak bisa menunggu terlalu lama. Edward berusaha menyembunyikan em
Baca selengkapnya

Bab 245

Robert menganggukkan kepalanya. Walaupun ibunya itu tidak selalu berlaku baik padanya, tapi tetap saja dia ibu kandungnya. Sudah pasti dia sangat sedih. Begitu juga dengan Bella. Walaupun nenek selalu menganggap remeh dirinya, tapi dia tidak bisa menerima berita mendadak ini. “Bagaimana begitu tiba-tiba? Mengapa nenek meninggal?” Bella masih merasa tidak percaya. “Aku juga tidak tahu. Ayo cepat kita ke vila nenek,” ujar Robert sambil berdiri. Keluarga itu pergi terburu-buru. Makanan di meja belum sempat banyak di makan. Sebelum pergi, Suzy berkata pada Berta, “Makanan hari ini rasanya seperti makanan murahan.”Ketika sampai di vila, semua keluarga Su sudah berkumpul. Di kamar nenek, Edward dan Jonathan terduduk di samping tempat tidur dan menangis tersedu-sedu. Wajah Edward terlihat sembab dan menunjukkan ekspresi wajah yang sangat sedih, yang membuat orang-orang tidak dapat melihat ekspresi liciknya. Bella begitu sedih melihat pemandangan ini. Matanya langsung sembap.
Baca selengkapnya

Bab 246

Pernyataan Edward jelas dibuat dari sudut pandangnya sendiri, dan tidak ada seorang pun di ruangan itu yang keberatan. Mereka tahu, nenek akan menyerahkan kelurga Su kepada Edward. Sekarang nenek sudah meninggal, tentu saja secara otomatis dia mewarisi posisi ini.“Edward, maksudmu kita hanya bisa pasrah menerima semua ini?” ujar Jonathan dengan ekspresi tidak yakin.Edward menghela napas. "Apa menurutmu sekarang kita bisa langsung berurusan dengan keluarga Tian? Jika kita menyinggung keluarga Tian, akibatnya bisa fatal. Mungkin dengan situasi saat ini, lebih baik kita tidak melakukan apa apa dulu. Lebih baik menyimpan rencana itu untuk kemudian hari."Semua orang setuju dengan ucapan Edward. Nenek sudah tidak ada. Tidak ada alasan untuk menunda pemakamannya. Pada momen ini, kondisi keluarga Su seperti serangga yang melawan api. Kematian nenek tidak boleh dihubung-hubungkan dengan keluarga Tian. Jika tidak, keluarga Tian pasti tidak akan diam saja. Semua anggota keluarga Su
Baca selengkapnya

Bab 247

Bella tak pernah punya pikiran kalau Michael akan melakukan hal semacam itu. Tapi dia tidak mau mengatakannya. Jadi dia diam saja, tidak menggelengkan kepala atau mengangguk. Semua datang ke ruang tamu untuk membahas pemakaman wanita tua itu. Ketika Michael tahu Amanda akan mengambil mas kawin itu, dia berkata, "Amanda, kamu harus hemat dengan mahar tersebut atau lebih baik kamu membaginya dengan yang lain. Jika tidak, nanti kamu bisa jadi malah tidak akan mendapatkan apa apa."Amanda melihat Michael dengan pandangan merendahkan. "Apa maksudmu? Kenapa kamu mengatakan hal seperti itu? Jangan lupa kamu hanya orang luar. Kamu tidak ada hak untuk menasehatiku."“Kamu yakin mas kawin itu untukmu?” tanya Michael dengan datar."Tentu saja," jawab Amanda dengan penuh kemenangan. "Selain aku, siapa lagi yang berhak menerima mas kawin itu?""Aku hanya coba memberikan saran. Jika dia bisa memberikan mas kawin sebanyak itu, pasti mengharapkan sesuatu yang besar juga darimu. Jika kamu tidak b
Baca selengkapnya

Bab 248

Keesokan harinya, acara pemakanan untuk nenek sudah dimulai di vila keluarga Su. Banyak tamu yang datang ke tempat itu untuk memberikan penghormatan terakhir. Meskipun setelah terlibat di proyek Chengxi keluarga Su tidak sedang bekerja sama dengan pihak lain, hubungan persahabatan sebelumnya masih terjalin dengan baik. Begitu banyak teman dan kerabat yang datang ke vila keluarga Su.Di depan orang-orang, sikap Edward sebagus kemarin. Matanya merah dan bengkak. Dia terlihat sangat sedih. Saat orang-orang bertanya apa penyebab kematian nenek, Edward menjawab karena kambuhnya penyakit lama.Mereka pikir kejadian yang tiba-tiba ini adalah hal yang normal untuk wanita seusia nenek. Ini juga adalah masalah internal keluarga Su. Orang luar tidak bisa ikut campur. Michael berdiri di luar vila dengan pakaian hitam. Bahkan dia tidak berhak untuk mengenakan pakaian keluarga. Vila ini sudah menjadi milik Edward dan dia tidak akan membiarkannya masuk ke dalam vila. Karena tidak punya kesibu
Baca selengkapnya

Bab 249

Teddy hanya tersenyum. "Kamu ingin menakutinya agar dia tidak berani datang lagi."Ruby cemberut dan berkata dengan wajah tidak senang, "Siapa suruh untuk membuat janji seperti itu? Sejak pertama datang ke sini, dia selalu bilang akan membawakanku hadiah. Sudah berapa lama itu? Aku belum pernah mendapatkan hadiah apa pun darinya.""Hahahaha," Teddy tergelak. Meskipun Carlsen memiliki status tinggi di Yuncheng, dia orang yang jujur. Dia tidak pernah menerima upeti dari manapun. Jadi hidupnya tidak terlalu mewah. Bagaimana dia punya uang untuk membelikan Ruby hadiah?Tapi lelaki tua itu juga menginginkan reputasi. Dia lalu berjanji setiap bertemu Ruby. “Kakek, mengapa Kakek Carlsen mencarimu?” tanya Ruby dengan rasa ingin tahu.“Dia datang untuk meminta bantuan.” Teddy lalu duduk di sofa dengan senyum di wajahnya.“Bantuan? Kakek Carlsen bukan orang biasa. Bantuan seperti apa yang dia butuhkan?” Ruby bertanya dengan bingung. Dia tidak marah karena Carlsen selalu lupa membawakannya
Baca selengkapnya

Bab 250

Pada hari kremasi nenek, Michael masih tidak bisa masuk dan bergabung dengan semua orang. Karena sikap Edward, orang-orang menganggap Michael sebagai orang luar. Namun, ketika dia tiba di tempat kremasi, Edward menemukan sebuah masalah. Tungku kremasi di krematorium dibagi menjadi beberapa level. Dengan status nenek, seharusnya bisa mendapatkan level yang paling canggih. Namun, karena Edward tidak membuat reservasi terlebih dulu, nenek hanya bisa menunggu dan sementara diletakkan di samping. Hal ini membuat orang-orang menunggu dengan cemas. "Apa yang harus kita lakukan? Jika tidak bisa dikremasi hari ini, hari baiknya akan lewat. Edward, kamu harus segera mencari cara.""Ya, kita tidak bisa membiarkan nenek menunggu di sini selamanya.""Edward, sekarang kamu adalah kepala keluarga Su. Tidakkah pihak krematorium mendahulukan kita ? "Edward telah bernegosiasi dengan pihak krematorium, tapi hari ini sudah ada keluarga lain yang mengisi. Saat Edward mau menyerobot antrian, dia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
333
DMCA.com Protection Status