“Pelan-pelan, Gi. Jangan buru-buru! Kamu, sih, enak. Nah, saya?”“Iya-iya. Ini saya pelanin, ya, biar kita sama-sama keenakan.” Pria itu mendesah dengan bibir gemetar.Melihat tingkah konyol pria yang sedang memapahnya keluar kamar, kedua alis Afi pun berkumpul menjadi satu. Ekspresi geli dan tidak habis pikir terpajang di wajahnya.“Kamu ngapain, sih?”“Gara-gara kamu ngomong pelan-pelan dan bahas enak, saya jadi ngebayangin make out sama kamu,” ungkap Egi dengan jujur.“Astaga ....” Afi menggeleng-gelengkan kepala. Menatap miris pada pria yang membantunya duduk ke sofa. “Kayaknya kamu enggak bisa lepas dari seks bebas, ya.”Egi tersenyum. Tidak menganggap kalinat Afi barusan sebagai penghinaan. Dia malah mengacak-acak rambut Afi seraya meminta pengertian.“Mohon dimaklumi, ya. Orang yang udah kecanduan rokok aja berhentinya harus bertahap. Apalagi saya yan
Terakhir Diperbarui : 2021-06-28 Baca selengkapnya