“Mas Egi keterlaluan banget enggak, sih? Kasian Mbak Afi. Bilangnya sayang, tapi malah bawa perempuan nakal ke rumah? Maunya apa, sih? Mbak Afi itu dijadikan apa? Saya mau nangis, loh, lihat Mbak Afi yang tadinya ketawa-ketawa berubah jadi murung kayak gitu. Jadi ingat sama mantan suami yang selingkuh,” sungut Yati sambil membilas cucian piring dan cangkir.Ani yang sedang minum teh di kitchen Island menggumam membenarkan. “Tapi, saya justru heran sama Mbak Afi. Kok, dia diam aja, ya? Mau-mau aja lagi diajakin ke apotek beli pengaman. Apa dia enggak sakit hati sama kelakuan Mas Egi? Kalau saya jadi dia, pipi Mas Egi pasti udah habis saya gamparin.”Yati mendecakkan lidah. Dia meletakkan piring ke tumpukan dengan agak keras. Tindakannya mendapat teguran dari Ani.“Kesal, sih, boleh, Ti. Tapi, ya, jangan ngorbanin piring juga. Kalau pecah gimana? Mau gaji kamu dipotong?”Alih-alih menanggapi omelan Ani, Yati justru memuta
Last Updated : 2021-06-22 Read more