Nanda menggaruk kepalanya lagi dan tersenyum, “Kami adalah teman baik, kami berteman selama sepuluh tahun. Karena hubungan kami, dia memberiku pekerjaan ini. Semua staf di sini adalah teman, awalnya.” “Aku bisa melihatnya, hubungan kalian terlihat cukup baik.” Nanda kemudian berjalan ke mesin pembuat kopi di meja di dekat pintu ruangan tempatnya berada, “Paman ingin minum sesuatu?” “Black coffee. . .” Dalam waktu lima menit, Nanda telah menyiapkan dua gelas minuman dan memberikan salah satunya kepada Rajendra. “Kopi hitam untuk Paman.” Nanda mengambil kursi di depan Rajendra dan duduk di hadapan Rajendra. Sembari meminum minumannya, Nanda bertanya kepada Rajendra, “Jadi ada apa Paman datang menemuiku?” “Ini soal Eesha. . .” Rajendra baru saja menyebutkan nama Eesha dan belum menyelesaikan kalimatnya. Dengan cepat, Nanda memotong kalimat Rajendra. Raut wajah Nanda yang tadinya santai kini berubah menj
Baca selengkapnya