Semua Bab WHEN TEARS FALL INTO RAIN : Bab 11 - Bab 20

51 Bab

NOTE 11 ALASAN SEBUAH PENANTIAN

Tanpa Eesha sadari, hari sudah berganti malam. Usahanya untuk menemukan penyanyi café bernama Nanda tidak membuah hasil. Eesha yang sempat kembali ke café tidak menemukan sosok Nanda di café itu. Merasa lelah, Eesha memutuskan untuk pulang ke rumahnya. “Aku pulang. . .” kata Eesha begitu tiba di rumahnya. Mendengar suara Eesha yang tiba di rumah, Eila dan Ishya segera memberikan jawaban kepada putri mereka. “Kamu pulang, sayang. . .” kata Eila dan Ishya di saat yang sama. “Ya, Ibu. . .” jawab Eesha pada Eila. Kemudian dengan cepat Eesha juga menjawab Ishya, “Ya, Bunda.” Eesha yang baru masuk ke dalam rumahnya mendapati Amartya sedang duduk santai di sofa besar di ruang keluarganya dan bersikap seakan rumah Eesha adalah rumahnya sendiri. Di samping Amartya, duduk Ravindra yang merupakan asisten pribadi Amartya. Ravindra menatap Eesha dengan penuh hormat. “Dia datang lagi kemari?” Eesha melirik ke arah Amart
Baca selengkapnya

NOTE 12 MIMPI BURUK YANG TERULANG

Selama seminggu setelah terakhir kali bertemu dengan Nanda, si penyanyi café, Eesha terus berusaha untuk menemukan pria itu. Selama seminggu, Eesha terus datang berkunjung je café di mana dirinya bertemu pertama kali dengan Nanda. Baik itu siang ataupun sore hari, Eesha akan menghabiskan beberapa jam waktunya yang berharga hanya untuk duduk sambil memakan es krim rasa strawberry menunggu kedatangan pria bernama Nanda. Namun bahkan setelah semua waktu dan usahanya selama seminggu, pria dengan nama Nanda itu tidak pernah terlihat di café atau di sekitar jalanan café, tempat Eesha terakhir kali bertemu dengan Nanda.  Hari ini, Eesha berpakaian sedikit rapi. Setelah menghabiskan waktunya menunggu di café untuk bertemu dengan Nanda, Eesha bergegas menuju ke tempat pemutaran perdana film miliknya.  Begitu Eesha tiba di gedung tempat pemutaran film, Eesha segera duduk di tempat duduknya sebagai penonton bukan sebagai anggota produksi atau lebih tepatnya penulis sc
Baca selengkapnya

NOTE 13 IKATAN KASIH SAYANG 1

    Eesha membuka kedua matanya dan mendapati dua ibunya sedang menggenggam kedua tangannya.  Begitu melihat putri mereka membuka kedua matanya, Ishya dan Eila bertanya di saat yang bersamaaan. “Sayang, kamu sudah bangun?”  “Ibu, Bunda, aku ada di mana?” tanya Eesha masih berusaha memperjelas pandangannya. Seluruh tubuh Eesha serasa begitu lemas dan tenaganya seakan habis begitu saja.  “Kami di rumah sakit, sayang. Kemarin kamu pingsan karena syok dan semalaman kamu hanya tertidur,” jelas Eila dengan wajah yang penuh dengan rasa khawatir.  Ah, terakhir kali yang aku ingat adalah penjelasan dokter tentang keadaan Trika.  Eesha dapat melihat jelas dua ibunya tidak tidur untuk menjaganya selama semalaman. Warna hitam di bawah kedua mata ibunya terlihat jelas sekali.  “Ya, kurasa aku memang tidak sadarkan diri setelah mendengarkan penjelasan dokter kemarin,” jawab Eesha. Untuk sesaat
Baca selengkapnya

NOTE 14 IKATAN KASIH SAYANG 2

Eesha salah tingkah ketika Rajendra mendengar gerutuan kesalnya. “Belum lama ini, aku bertemu dengan seseorang yang menyanyikan lagu milik Kiran ketika lagu itu masih belum direlease secara penuh. Karena penasaran, aku mengikuti orang itu dan berakhir pada perkenalan kamu berdua. Pria itu bernama Nanda. Kupikir, aku bisa menemukan informasi tentang Kiran melalui dirinya.”  “Di mana kamu mengenalnya, Eesha?”  “Di café dekat aku terakhir kali bertemu dengan Paman. Tidak jauh dari jalanan itu ada café dengan panggung kecil di dalamnya dan Nanda menyanyikan lagu milik Kiran di sana saat itu. Selama seminggu kemarin aku berusaha menemukannya dan selalu datang ke café itu. Tapi sayang, aku tidak bertemu dengannya. Siapa yang sangka, aku akan bertemu dengan Nanda di pemutaran perdana filmku dan dialah yang memberikan pertolongan pertama pada Trika. Berkat Nanda, Trika bisa selamat.”  “Apa kamu tidak melebih – lebihkan?” tanya Amartya dengan nada dingi
Baca selengkapnya

NOTE 15 PEMBUNUHAN YANG TERUS BERULANG 1

Eesha diam – diam keluar dari rumahnya untuk mencari keberadaan pria bernama Nanda. Eesha kembali berkunjung ke café di mana dirinya pertama kali bertemu dengan Nanda. Begitu sampai di kafe, Eesha memesan satu gelas besar strawberry sundae untuk mendingin kepalanya. Selagi menunggu pesanannnya datang, Eesha menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri berusaha menemukan sosok Nanda. Lima menit lamanya, Eesha menunggu. Lima menit lamanya pula, Eesha mencari – cari sosok Nanda. “Ini pesanan, Nona. Satu gelas besar strawberry sundae.” Eesha menoleh ke arah pelayan yang membawa pesanannya dan terkejut ketika melihat sosok yang dicarinya sejak tadi datang begitu saja ke hadapannya. “Kamu. . .” Tanpa Eesha sangka, Nanda muncul begitu saja di depannya dengan membawa satu gelas besar strawberry sundae pesanannya. Nanda tersenyum menatap wajah Eesha yang terkejut ketika melih
Baca selengkapnya

NOTE 16 PEMBUNUHAN YANG TERUS BERULANG 2

Dalam waktu satu menit, Rajendra telah tiba di hadapan Eesha dan Nanda yang sedang menunggu kedatangannya. “Maaf, kondisi kantor sedang penuh keributan saat ini.” “Tidak apa – apa, Paman.” Rajendra menatap ke arah Nanda dengan penuh tanda tanya, “Inikah teman yang kamu maksud, Eesha?” Eesha menganggukkan kepalanya, “Benar, Paman. Namanya Nanda. Dia teman yang aku ceritakan pada Paman.” Eesha memperkenalkan Rajendra kepada Nanda dan begitu pula sebalikanya. “Nanda, ini Paman Rajendra. Meski kami tidak berhubungan darah, tapi aku sudah menganggap Paman seperti keluargaku sendiri.” “Saya Nanda, Salam kenal, Pak Rajendra.” Nanda menudukkan kepalanya sedikit sembari memperkenalkan diri dan bersikap sopan. “Kamu bisa memanggilku Paman sama seperti yang Eesha lakukan. . .” Rajendra berusaha mencairkan suasana dan bersikap sa
Baca selengkapnya

LIRIK LAGU

Think of Each Other in The Heart  singer: Ye Xuan Qing    * Ketika jalan yang jauh itu hilang dan tidak ada yang melihat  Ketika waktu kesusahan sudah berakhir untuk mengenalmu  Semua tipuan orang yang dipercayai  Hanya hati yang susah diperdaya  ** 7 emosi dan 6 keinginan  Semuanya di luar jangkauan  1001 pemikiran  Bagaimana menenangkannya?  *** Cinta memiliki keraguan  Itu sebabnya tidak dapat disentuh  Siapa yang tahu isi hatiku  Aku tidak bisa memenuhi janji pada hubungan lama    Reff:  Aku hanya bisa melihatmu dari jauh dan menghabiskan hari - hariku dalam ketakutan dan ketidakpastian  Sendirian menghabiskan musim dingin akhir tahun  Hanya mendesah cepatnya waktu berlalu  Jika akhirnya hancur, saya
Baca selengkapnya

NOTE 17 BAHKAN JIKA AIR MATA JATUH MENJADI HUJAN 1

Nanda yang berusaha mengejar Eesha, mendapati gadis itu sedang duduk di depan kantor polisi dengan wajah yang ditutupi oleh kedua tangannya. Tanpa banyak bertanya, Nanda melepaskan jaket yang dikenakannya dan meletakkan jaketnya di atas kepala Eesha. Nanda kemudian duduk di samping Eesha dan berkata, “Saat menangis, wajahmu yang cantik itu akan berubah menjadi jelek. . .” “Kamu sedang mengejekku?” tanya Eesha dengan suara serak dan sesunggukan. “Tidak. Aku mengatakan yang sebenarnya, karena itulah aku melepas jaketku dan meletakkannya di atas kepalamu agar orang – orang tidak melihat wajahmu yang jelek saat menangis.” “Terima kasih.” Eesha berusaha menutupi wajahnya dengan jaket Nanda yang berada di atas kepalanya. “Bolehkah aku bertanya?” “Apa yang ingin kamu tanyakan?” Eesha berbalik bertanya dengan sesunggukan. &l
Baca selengkapnya

NOTE 18 BAHKAN JIKA AIR MATA JATUH MENJADI HUJAN 2

Sesuai dengan janjinya, Nanda terus menggendong Eesha hingga tiba di jalanan di dekat rumah Eesha. Begitu melihat bangunan rumahnya yang sudah tidak jauh lagi, Eesha meminta Nanda untuk menurunkannya. “Turunkan aku.” Nanda menuruti permintaan Eesha dan segera berjongkok dan membiarkan Eesha turun dari punggungnya. Untuk sesaat, Nanda merasakan tubuhnya menjadi lebih ringan dari pada biasanya. “Apakah kita sudah sampai?” Eesha memberi tahu Nanda dengan menunjuk ke arah bangunan rumahnya yang serba putih. “Rumah dengan cat putih di sana, itulah rumahku.” Nanda melihat ke arah yang ditunjukkan oleh Eesha. “Serba putih? Kenapa? Tidakkah kamu khawatir warna putih akan mudah kotor?” Eesha menggelengkan kepalanya. “Tidak. Rumah Kiran di tempat tinggalku dulu juga berwarna serba putih. Hanya bagian atapnya saja yang tidak. Aku meminta ibuku mengecat rumah ini s
Baca selengkapnya

NOTE 19 TANGISAN KEHILANGAN 1

Tiga hari kemudian. . . Trika, sahabat Eesha akhirnya diperbolehkan pulang. Setelah mengantarkan Trika bersama keluarganya pulang ke rumah, Eesha menyempatkan diri untuk mampir ke café tempat biasanya Nanda bernyanyi. Selama tiga hari ini, Eesha selalu menyempatkan diri untuk mampir ke café tempat Nanda bekerja namun selalu gagal untuk bertemu dengan Nanda. Dan hari ini begitu tiba di café, Eesha melihat Nanda sedang duduk santai di café sembari memakan es krim rasa strawberry. Eesha masuk ke dalam café dan langsung menepuk bahu Nanda untuk mengejutkan pria itu. “Kamu dari mana saja?” Nanda terkejut dan nyaris menjatuhkan satu suapan besar es krim yang hampir masuk ke dalam mulutnya. Nanda menatap bingung ke arah Eesha. “Aku??”Eesha menganggukkan kepalanya. “Ya, Kamu. Kalau bukan kamu siapa lagi. Selain kamu, aku tidak mengenal siapapun di caf&eac
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status