Beranda / Romansa / WHEN TEARS FALL INTO RAIN / NOTE 37 HASIL YANG DITUNGGU 1

Share

NOTE 37 HASIL YANG DITUNGGU 1

Penulis: mahesvara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rajendra tiba di kantornya dan melihat semua anak buahnya sedang sibuk menyusun dan memilah semua data yang diperintahkan oleh dirinya. 

“Bagaimana?” tanya Rajendra kepada asistennya yang sedang sibuk menyusun ulang semua data yang ada. 

“Mohon maaf, Pak. Karena permintaan Bapak yang sedikit mendadak, kami semua sedang menyusun ulang dan mengumpulkan semua bukti permintaan Bapak. Masing – masing dari kami masih mengumpulkan lagi semua rekaman cctv yang berhubungan dengan korban. Kami juga mulai memeriksa ulang, data panggilan di ponsel korban selama sebulan sebelum korban ditemukan tewas.” 

“Aku mengerti. . . permintaanku ini pasti menyulitkan semuanya. Tapi. . . ini harus dilakukan. Bisakah kamu ikut ke ruanganku sebentar?” 

Asisten Rajendra meletakkan semua bahan penyelidikannya dan mengikuti Rajendra masuk ke ruangannya. 

“Ada apa, Pak?” tanya asisten Rajendra ke

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 38 HASIL YANG DITUNGGU 2

    Eesha menari – nari begitu selesai membersihkan dirinya dan sedang memilih pakaian yang akan dikenakannya hari ini. Seperti biasa, Eesha tetap percaya diri menyanyikan beberapa lagu dengan nada sumbang yang dimilikinya.Eesha melihat dan mengambil beberapa pakaian dari dalam lemari, yang kemudian dicobanya satu persatu di depan cermin. Beberapa pakaian yang sedikit feminim dengan berbagai motif telah dicoba Eesha satu persatu. Dari pakaian dengan motif bunga, polkadot, garis, kotak dan polos, semua dirasa Eesha tidak ada yang cocok untuk dipakainya. Eesha kemudian memilih lagi dari mengenakan berbagai macam model rok yang dimilikinya, semua kombinasi pakaian yang dipilih Eesha dirasa tidak cocok dengannya.“Kenapa aku sama sekali tidak punya pakaian yang bagus. . .” keluh Eesha ketika melihat semua pakaiannya telah memenuhi tempat tidurnya dan tidak ada yang cocok dengannya.Setelah satu jam lamanya memilih pakaian, Eesha bera

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 39 HASIL YANG DITUNGGU 3

    Eesha menggelengkan kepalanya merasa ragu – ragu dan tidak yakin, “Sama seperti Paman, aku pun menanyakan hal yang sama ketika mencurigai seseorang yang mungkin adalah Kiran. Sampel itu kuberikan pada Paman untuk menguatkan dugaanku, tapi hingga hari ini aku masih belum menemukan alasan Kiran menyembunyikan identitasnya dan memilih untuk tidak kembali pulang bersama kami.” “Lalu di mana Kiran sekarang berada?” tanya Rajendra. “Biar Paman yang bertemu dengannya dan bertanya padanya.” Eesha menggelengkan kepalanya lagi. “Aku tidak bisa mengatakannya pada Paman.” “Kenapa?” tanya Rajendra dengan nada sedikit meninggi karena merasa tidak bisa menerima penjelasan Eesha. “Paman. . .” panggil Eesha dengan nada suara yang lembut. Rajendra yang menyadari dirinya sedikit meninggikan suaranya di hadapan Eesha segera meminta maaf kepada Eesha, “Maafkan Paman. . .” “Beri Eesha sedikit waktu, Paman. Kita semua tahu

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 40 PERMINTAAN EESHA

    Eesha memanggil taksi di depan gedung tempat Rajendra bekerja dan menaiki taksi dengan senyuman kecil di sudut bibirnya. Berita yang telah lama ditunggu – tunggu Eesha telah datang dan sampai ke telinganya. Dugaan yang telah lama ada dalam pikiran Eesha kini sudah berubah menjadi kebenaran dengan bukti yang ada.“Mau ke mana Nona?” tanya sopir taksi ketika Eesha masuk dan duduk di kursi penumpang.Eesha tersenyum dan memberikan jawaban dengan menunjukkan alamat cafe di mana Nanda bekerja.Tidak sampai setengah jam lamanya, Eesha sudah tiba di depan cafe tempat Nanda bekerja dan berdiri di depan bangunan cafe. Beberapa pelayan yang sedang membersihkan bagian dalam toko mengenali wajah Eesha yang sedang berdiri di depan cafe dan segera membukakan pintu untuk Eesha. Pelayan lainnya segera berlari ke dalam dan seperti yang Eesha duga, pelayan itu memanggil Nanda untuk datang menemui Eesha.Eesha menyapa beberapa pelayan yang sedang sibuk members

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 41 PERASAAN IRI DI DALAM HATI

    Eesha kembali ke cafe tempat Nanda bekerja dengan senyuman di wajahnya. Satu alasan dari beberapa alasan yang mengganggu pikiran Eesha telah mendapatkan jalan penyelesaian.“Apa yang kalian bicarakan?”Nanda yang melihat Eesha masuk ke dalam cafe tempatnya bekerja, segera menghampiri Eesha dan menggenggam tangan Eesha.“Seperti biasa. . . Amartya hanya terlalu khawatir padaku. Mungkin Paman Rajendra dan dua ibuku meminta bantuan Amartya untuk berbicara padaku. Sejak dulu selalu seperti itu dan tanpa Amartya sadari sikapnya padaku sedikit membuatku terkekang karena dia begitu menjagaku.”“Bukankah itu sesuatu yang baik? Bukankah harusnya kamu merasa senang banyak orang yang mengkhawatirkan dirimu, Eesha?”Eesha menggelengkan kepalanya dengan sedikit ragu dan kemudian mengambil kursi kosong di dekat jendela. Setelah duduk Eesha dan Nanda ikut duduk di sampingnya, Eesha kemudian membe

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 42 RENCANA EESHA

    “Dia tidak ingin mengakui bahwa dirinya adalah Kiran. Kiran menyembunyikan identitasnya dan bertindak seolah tidak mengenaliku, Paman.”“Kenapa begitu? Kamu tidak bertanya pada Kiran kenapa dia melakukan hal itu? Selama dua puluh tahun ini, ke mana saja Kiran? Kenapa tidak pulang ke rumah dan menemui ibunya?”“Aku tidak bisa bertanya padanya, Paman. Aku tahu dengan baik sifat Kiran. Ketika dia tidak ingin bilang maka dia tidak akan bilang. Kiran adalah anak yang seperti itu, Paman. Aku menduga hal ini ada hubungannya dengan Hujan Merah yang muncul setelah dua puluh tahun lamanya menghilang.”“Katakan pada Paman, di mana Kiran sekarang! Biar Paman yang bertanya langsung pada Kiran. Paman adalah detektif di kepolisian, Paman akan menjamin nyawa Kiran, jika sesuatu yang buruk bisa saja menimpa dirinya. . .”Eesha menggelengkan kepalanya dengan sedikit ragu.

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 43 KIRAN DAN NANDA

    Setelah melakukan pencarian selama dua jam lamanya dan tidak menemukan hasil, Rajendra terpaksa mengambil keputusan untuk memberitahukan kabar buruk ini kepada keluarga Eesha: Ishya, Eila dan Amartya. Dalam perjalanan menuju ke rumah Ishya dan Eila, Rajendra kemudian melewati cafe di mana Nanda sedang bekerja. Rajendra yang tahu hubungan yang dimiliki Eesha dan Nanda, kemudian menghentikan mobilnya dan berniat untuk memberitahukan kabar buruk yang menimpa Eesha kepada Nanda lebih dulu.“Nanda. . .” Rajendra langsung menyapa Nanda ketika masuk ke cafe di mana Nanda bekerja.“Ah, Pak Rajendra.” Nanda membalas sapaan Rajendra. “Apa yang membawa Bapak datang kemari?”“Bisakah aku minta waktumu sebentar, Nanda?” Rajendra berbicara dengan nada suara yang sedikit bergetar.“Tentu. Tentu saja. Mari kemari.”Nanda kemudian mena

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 44 SEKARANG DAN DUA PULUH TAHUN YANG LALU

    “Apa Paman tidak percaya padaku?” tanya Nanda yang tidak lain adalah Kiran.Rajendra menggelengkan kepalanya dengan ragu. “Jika kamu membicarakan hal ini kepada orang lain, mungkin orang lain tidak akan percaya pada ucapanmu, Nanda. Ah tidak, haruskah aku memanggilmu dengan nama Kiran sekarang?”“Untuk saat ini, tolong panggil dengan nama Nanda saja, Paman. Akan lebih baik jika beberapa orang tidak mengetahui identitasku yang sebenarnya.”“Kenapa?” tanya Rajendra tidak percaya untuk kedua kalinya. “Setelah dua puluh tahun lamanya menghilang, harusnya kamu kembali ke rumah Eila dan Eesha. Setelah dua puluh tahun lamanya terpisah, harusnya kamu kembali ke tempat di mana keluargamu menunggu. Kenapa kamu justru berada di sini dan menyembunyikan identitasmu dari orang-orang yang menunggu kepulanganmu selama dua puluh tahun lamanya?”Nanda menundukk

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 45 HUJAN MERAH YANG SEKARANG

    Percakapan penting antara dirinya dan Nanda kemudian terhenti ketika Rajendra bersama dengan Nanda tiba di sebuah gudang di pinggiran kota. Gudang yang terbengkalai dan berkesan telah terabaikan selama beberapa tahun menjadi lokasi yang pas dan ideal bagi pembunuh yang terkenal dengan nama Hujan Merah.Bersama dengan Nanda, Rajendra kemudian merilis tempat yang ada di gudang itu. Rajendra bahkan memeriksa bagian luar gudang itu, untuk menemukan kemungkinan ada tempat lain yang tidak terlihat yang bisa menjadi tempat persembunyian hujan merah yang tersembunyi Eesha.

Bab terbaru

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 50 AKHIR DARI HUJAN MERAH 2

    Eesha dan Rajendra yang mendengarkan ucapan Nanda berharap hati Ravindra dapat tersentuh dan menghentikan niatnya untuk membunuh Nanda. Namun ucapan Nanda sepertinya tidak menyentuh hati Ravindra seperti harapan Eesha dan Rajendra. “Kau berbohong padaku, Kiran!” Ravindra meraih pisau miliknya yang sempat terlempar dan langsung mengarahkannya ke leher Nanda. “Kau bohong!”“Aaaaaaaaaaa” teriak Eesha melihat pisau yang mengarah ke leher Kiran dan perlahan melukai leher Kiran. Dalam waktu singkat, cairan berwarna merah kemudian mengalir dari leher Kiran dan membuat Eesha semakin histeris ketakutan. “Ravindra, stop!”“Berhenti Ravindra!” Rajendra yang tadinya sudah menurunkan pistol miliknya kemudian mengarahkan pistol miliknya kembali ke arah Ravindra dan menarik pengaman pada pistol miliknya. Rajendra kini sudah bersiap menarik pelatuk pistolnya dan bersiap

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 49 AKHIR DARI HUJAN MERAH 1

    Dengan tubuh yang masih dalam keadaan lemah karena obat bius dari Ravindra, Eesha mencoba bangkit dari kursi rodanya dan menjauh dari Nanda dan Ravindra – sesuai dengan perintah Rajendra. Dengan susah payah, Eesha akhirnya bisa berjalan menjauh. Sementara di sisi lain, Nanda dan Ravindra masih terus memukul satu sama lain dan berpindah-pindah tempat dengan sehingga membuat Rajendra yang ingin menjatuhkan Ravindra berulang kali merasa ragu karena takut adalah Nanda. “Paman, jangan menembak!” Eesha berteriak kepada Rajendra sembari berlari ke arah Rajendr

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 48 MOTIF DI BALIK SERANGKAIAN PEMBUNUHAN 2

    “Jadi semua yang kamu lakukan, semua pembunuhan itu karena Amartya?” tanya Rajendra tidak percaya. “Apa hubungan Amartya dengan pembunuhan-pembunuhan yang kamu lakukan? Kenapa Amartya, anak yang polos itu kamu jadikan alasan untuk pembunuhanmu itu?” Ravindra tersenyum sembari mendorong kursi roda di mana Eesha masih tidak sadarkan diri dan membawanya duduk di dekatnya. “Karena Tuanku itu terlalu polos, Tuanku hanya melihat Eesha seorang saja. Meski tahu Eesha hanya akan menunggu Kiran kembali, Tuanku masih setia untuk berada di sisi Eesha – sama seperti yang aku lakukan untuk ayah angkatku. Dan wanita-wanita yang jadi korbanku itu adalah wanita yang tidak tahu malu dan berusaha untuk membuat Tuanku berpaling. Aku benci dengan penganggu seperti mereka.”Rajendra menganga mendengar penjelasan di balik alasan pembunuhan yang dilakukan oleh Ravindra.“Kau benar-benar tidak bisa dipercaya. Alasa

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 47 MOTIF DI BALIK SERANGKAIAN PEMBUNUHAN 1

    "Di mana Eesha?" teriak Rajendra.“Paman benar-benar tidak sabaran sekali,” balas Ravindra. “Tidakkah Paman tidak melihat pertemuan mengharukan antara aku dan Kiran?”Rajendra terkejut mendengar ucapan Ravindra. Dia seperti orang yang berbeda. Ravindra yang selama ini saya kenal sebagai asisten Amartya adalah orang yang diam, penurut dan tidak banyak bicara. Tapi Ravindra yang sekarang berdiri di hadapanku terasa seperti orang yang b

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 46 MUSUH DALAM SELIMUT

    “Sandera??” Rajendra yang terkejut mendengar penjelasan Nanda, nyaris saja membuat dirinya bersama dengan Nanda celaka. Tanpa sadar, Rajendra menginjak pedal rem dan membuat mobilnya berhenti dengan tiba-tiba.“Apa yang Paman lakukan?” teriak Nanda yang terkejut dan nyaris saja membenturkan kepalanya ke dashbor mobil milik Rajendra. Nanda langsung menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat bagian belakang mobil. Nanda langsung menghela napas lega, begitu menyadari jika di belakang mobil milik Rajendra tidak ada kendaraan lain. “Syukurlah di belakang jalanan sedang sepi, kalau tidak kita bi-““Ya, aku tahu. Tindakan tadi bisa menyebabkan kecelakaan beruntun karena tiba-tiba menginjak pedal rem dan membuat mobil berhenti tanpa aba-aba.” Rajendra mengusap keringat dingin di keningnya sembari menginjak pedal gas mobilnya lagi. Mobil melaju lagi dengan sedikit perlahan. “Maaf

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 45 HUJAN MERAH YANG SEKARANG

    Percakapan penting antara dirinya dan Nanda kemudian terhenti ketika Rajendra bersama dengan Nanda tiba di sebuah gudang di pinggiran kota. Gudang yang terbengkalai dan berkesan telah terabaikan selama beberapa tahun menjadi lokasi yang pas dan ideal bagi pembunuh yang terkenal dengan nama Hujan Merah.Bersama dengan Nanda, Rajendra kemudian merilis tempat yang ada di gudang itu. Rajendra bahkan memeriksa bagian luar gudang itu, untuk menemukan kemungkinan ada tempat lain yang tidak terlihat yang bisa menjadi tempat persembunyian hujan merah yang tersembunyi Eesha.

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 44 SEKARANG DAN DUA PULUH TAHUN YANG LALU

    “Apa Paman tidak percaya padaku?” tanya Nanda yang tidak lain adalah Kiran.Rajendra menggelengkan kepalanya dengan ragu. “Jika kamu membicarakan hal ini kepada orang lain, mungkin orang lain tidak akan percaya pada ucapanmu, Nanda. Ah tidak, haruskah aku memanggilmu dengan nama Kiran sekarang?”“Untuk saat ini, tolong panggil dengan nama Nanda saja, Paman. Akan lebih baik jika beberapa orang tidak mengetahui identitasku yang sebenarnya.”“Kenapa?” tanya Rajendra tidak percaya untuk kedua kalinya. “Setelah dua puluh tahun lamanya menghilang, harusnya kamu kembali ke rumah Eila dan Eesha. Setelah dua puluh tahun lamanya terpisah, harusnya kamu kembali ke tempat di mana keluargamu menunggu. Kenapa kamu justru berada di sini dan menyembunyikan identitasmu dari orang-orang yang menunggu kepulanganmu selama dua puluh tahun lamanya?”Nanda menundukk

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 43 KIRAN DAN NANDA

    Setelah melakukan pencarian selama dua jam lamanya dan tidak menemukan hasil, Rajendra terpaksa mengambil keputusan untuk memberitahukan kabar buruk ini kepada keluarga Eesha: Ishya, Eila dan Amartya. Dalam perjalanan menuju ke rumah Ishya dan Eila, Rajendra kemudian melewati cafe di mana Nanda sedang bekerja. Rajendra yang tahu hubungan yang dimiliki Eesha dan Nanda, kemudian menghentikan mobilnya dan berniat untuk memberitahukan kabar buruk yang menimpa Eesha kepada Nanda lebih dulu.“Nanda. . .” Rajendra langsung menyapa Nanda ketika masuk ke cafe di mana Nanda bekerja.“Ah, Pak Rajendra.” Nanda membalas sapaan Rajendra. “Apa yang membawa Bapak datang kemari?”“Bisakah aku minta waktumu sebentar, Nanda?” Rajendra berbicara dengan nada suara yang sedikit bergetar.“Tentu. Tentu saja. Mari kemari.”Nanda kemudian mena

  • WHEN TEARS FALL INTO RAIN    NOTE 42 RENCANA EESHA

    “Dia tidak ingin mengakui bahwa dirinya adalah Kiran. Kiran menyembunyikan identitasnya dan bertindak seolah tidak mengenaliku, Paman.”“Kenapa begitu? Kamu tidak bertanya pada Kiran kenapa dia melakukan hal itu? Selama dua puluh tahun ini, ke mana saja Kiran? Kenapa tidak pulang ke rumah dan menemui ibunya?”“Aku tidak bisa bertanya padanya, Paman. Aku tahu dengan baik sifat Kiran. Ketika dia tidak ingin bilang maka dia tidak akan bilang. Kiran adalah anak yang seperti itu, Paman. Aku menduga hal ini ada hubungannya dengan Hujan Merah yang muncul setelah dua puluh tahun lamanya menghilang.”“Katakan pada Paman, di mana Kiran sekarang! Biar Paman yang bertanya langsung pada Kiran. Paman adalah detektif di kepolisian, Paman akan menjamin nyawa Kiran, jika sesuatu yang buruk bisa saja menimpa dirinya. . .”Eesha menggelengkan kepalanya dengan sedikit ragu.

DMCA.com Protection Status