Sentuhan itu lepas perlahan, membiarkan untuk sesaat jemari tangan kanan Bianca masih menempel di pipi kanan Liam, membawa manik keduanya bersitatap cukup dekat.Debaran dalam jantung Liam kian tidak keruan bersama maniknya yang nyaris tidak berkedip menatap perempuan di hadapannya. Senyum Bianca terulas, mengusap lembut; membelai dengan sangat halus, pipi Liam.“Kamu pernah ngerasain kalau ada sorot mata aku yang merindukan kebersamaan di antara kita, nggak?”Ia tersenyum getir, ganti membawa punggung jemari tangan mengusap pipi Liam, membawanya kian turun membelai rahang itu. “Pertama kali kita bertemu setelah melewati beberapa tahun, aku sangat ingin memeluk kamu, sangat erat. Setelah itu, membiarkan satu kecupan sebagai hal terbaik untuk menyadarkan sesuatu di dalam diriku.”“Meyakinkan jika sampai sekarang aku belum bisa melupakan kamu, Liam.”Tubuh Liam membeku, mengunci pandangannya dengan perempuan yang b
Last Updated : 2021-09-12 Read more