Home / Romansa / Marriage Express / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Marriage Express: Chapter 11 - Chapter 20

75 Chapters

11. Saling Dekat

“Buset, Dira ... Cincinnya bagus banget. Ini pasti mahal,” puji Naomi mengusap untuk kesekian kalinya cincin yang tersemat di jemari tangan Indira.Bukan cincin pertunangan. Melainkan cincin untuk dipakai Indira tanpa ada makna lain, kecuali mempercantik lingkar jemari tangannya.See? Mengerti maksud Indira?Liam membahagiakan Indira dengan cara tidak terduga. Datang ke toko untuk memilih cincin pertunangan dan mendapatkan bonus perhiasan satu lagi. Cincin untuk mempercantik dirinya.“Brand yang sama,” balas perempuan itu melirik setengah tidak berminat Naomi yang masih saja mengagumi cincin berkilau dengan harga yang tidak akan sanggup mereka bayar.Keduanya sedang duduk di atas kasur Indira, masih memakai seragam olahraga. Ini hari terakhir Indira melepas masa lajang dan akan terikat besok hari untuk melaksanakan pertunangan. Setelah itu? Rentetan aktifitas termasuk memilih gaun pernikahan pasti a
last updateLast Updated : 2021-05-23
Read more

12. Pria Memesona

“Mulai sekarang kamu harus rajin belajar masak,” cetus Mama Indira sibuk berdiri, menyiapkan nasi goreng yang sudah dirinya buat ke dalam piring lebar milik suami dan anaknya.“Karena sebentar lagi kamu bakal menikah,” sambungnya.Wanita itu yang berdiri di antara suami dan anaknya cukup mudah menaruh nasi bergantian di sana. Tangannya bergerak, tapi bibirnya tidak lantas berhenti untuk menceramahi anak semata wayang.“Belum sampai satu minggu Dira jadi tunangan dari salah satu anak di Keluarga Ogawa, Ma ...” balasnya lemas, sibuk menutup mulut karena menguap. Matanya sulit sekali terbuka sempurna. Padahal, ia sudah rapi dengan seragam sekolah yang mengenakan rompinya.Sedangkan Papa Indira tertawa kecil, melihat putrinya yang sudah dilirik sang Mama dengan tajam. “Kamu tidur jam berapa semalam?” tanyanya dengan mata memicing.Indira yang tidak mendongak sama sekali untuk sekadar menatap p
last updateLast Updated : 2021-05-30
Read more

13. Godaan Iman

“Gila ... Lo berasa jadi sugar baby,” cetus Naomi menggeleng tidak percaya, menatap saldo milik Indira dari m-banking milik perempuan berparas cantik itu.“Hah? Sugar baby.”“Iya, level dasar. Gue yakin, tembus seratus juta lo minta sama tunangan lo bakal dijabanin. Ya ... Ibarat dia kan lebih dewasa dan punya segalanya dan lo terlihat dimanja, jadi ratu kesayangannya,” jelasnya nyengir lebar dan mendapati dengkusan sebal Indira.Perempuan itu segera menutup ponselnya saat jam pelajaran di istirahat pertama telah usai. Guru mereka tidak masuk dan digantikan dengan tugas yang sudah diserahkan oleh Ketua Kelas. Mereka mengerjakan dengan tertib tanpa membuat keributan, meskipun di dalam kelas tetap saja banyak ponsel yang terlihat dan makanan yang berada di beberapa meja murid lainnya.“Lo tau? Tadinya gue cuma mau ngetes emosi dan tingkat sabarnya udah sampai di mana. Paling enggak, pagi-pagi gue bisa buat dia kesal d
last updateLast Updated : 2021-06-01
Read more

14. Idaman Kaum Hawa

Indira mengumpati kebodohannya yang terlalu histeris saat Liam menundukkan wajahnya. Sial! Pria itu beberapa menit lalu menggodanya, tidak untuk membuatnya sampai kejang-kejang atau berakibat fatal untuk menamparnya. Tidak peduli jika pria itu adalah tunangannya.Hal terbaik, Liam tertawa puas, berhasil menggodanya sekaligus Indira tahu jika pria itu selalu saja bisa mengendalikan dirinya dan bersikap biasa dengan keadaan mereka serapat itu.Ia mengembuskan napas kasar, melirik ke arah pintu dapur saat Liam belum kembali. Pria itu sibuk di sana dan menyuruh Indira duduk di ruang tengah dengan tayangan film kartun. Tidak sesuai dengan seragam SMA yang masih melekat di tubuhnya.“Kalau gue menyusul ke sana ... Aman nggak, ya?”Ia sangat ragu, meskipun sudah tahu tidak akan ada hal yang membuat pandangannya terkontaminasi atau sampai menggoda iman. Pria itu sudah membalut tubuh atletis dengan kaus polos dipadukan celan
last updateLast Updated : 2021-06-03
Read more

15. Keberuntungan Liam

Liam Ogawa ... Pria itu adalah sosok yang baik. Sayangnya, tengsin yang terlalu tinggi membuat Indira Aubrey enggan mengakuinya. Bisa berisiko pria keturunan Jepang itu besar kepala dan membuatnya semakin leluasa untuk menjahilinya. Ia melirik Liam yang mulai menjatuhkan tubuh di samping Indira. Setelah makan bersama, mereka memutuskan untuk menonton tayangan kartun sejenak, sebelum nantinya tunangan Indira mengantarkannya pulang. “Kamu nggak mau ganti baju?” “Ngapaian? Bawa juga enggak,” ketusnya mulai menoleh dengan mata memicing. Liam mendengkus geli melihat ekspresi yang sudah sangat dikenalnya. Pria itu mengedik, mulai mengambil camilan di atas meja yang sudah disiapkannya untuk mereka berdua. “Aku udah siapkan beberapa gaun dan pakaian santai di lemari kamar kita.” Ia mendelik, kaget. “Untuk apa?!”
last updateLast Updated : 2021-06-06
Read more

16. Tidak Ingin Mengakui

“Suer .....” “Bibir gue udah nggak suci lagi!” Indira berulang kali membasuh permukaan bibir dengan air dari wastafel. Ia pun terus memukul kedua pipinya, melihat dirinya dari pantulan cermin, terus memaki dan berteriak histeris hanya untuk meyakinkan jika yang ia rasakan hanyalah mimpi. Ciuman pertamanya sudah direbut oleh Liam! “Kenapa harus ada adegan kayak tadi, sih!” “Ya Tuhan ... Bibir gue udah nggak perawan lagi!” pekiknya menangkup wajah dengan kedua telapak tangan, memandang cermin kamar mandi dengan begitu horor. Seolah masa depannya perlahan sudah hancur. “Dia menang banyak! Mana dipagut bentar bibir bawah gue sebelum bolehin gue berdiri,” ketusnya tidak terima dengan sorot tajam ke arah cermin. Perempuan yang sudah mengenakan piama tidur dengan le
last updateLast Updated : 2021-06-09
Read more

17. Resmi Menikah

Hari ini menjadi mimpi buruk paling mengerikan sepanjang hidup Indira. Biasanya, mimpi buruk hanya akan sebatas bagaimana ia yang tertidur lelap akan bangun tanpa menyeret mimpi buruk itu untuk terlihat nyata. Bukankah mimpi adalah bunga tidur? Tapi, sebanyak apa pun Indira memejamkan mata dan membuka kelopak mata. Semuanya tetap sama. Berapa kali membasuh wajah, matanya sangat jelas memandang apa yang terjadi hari ini. Pernikahannya. Ia ingin menangis, meskipun kini perempuan itu sudah berdiri di samping Liam dengan lelaki berusia empat puluh lima tahun yang akan mengawali pernikahan mereka di atas Altar. Pernikahan yang dihadiri keluarga terdekat, bahkan di dalam gereja itu tidak sampai dua puluh orang, termasuk Naomi. Teman-teman yang pernah bertemu dengan Liam dan membuat Indira menyembunyikan identitas calon suaminya pun tidak diundangnya. Jadi, ini benar-benar terbatas dan
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more

18. Atmosfer Baru

“Sayang .... Ambilkan pakaianku di atas ranjang!” Sudah kali ketiga Liam berteriak dari dalam kamar mandi yang ia buka sedikit. Tapi, Indira tidak menggubris dan justru menjawab, “Sekali lagi dipanggil ‘ Sayang’ aku beneran lempar kamu pakai dua guling di sini!” balasnya teriak dan sibuk memasukkan buku pelajaran ke dalam tas. Kemarin menikah dan besoknya, tepat hari ini ia sudah harus masuk sekolah. Ia tidak ingin mendapati kecurigaan dari teman di kelasnya yang intensitas ‘keponya’ sangat mengerikan. Lagipula, ia terkenal sebagai siswi di kelas yang jarang sakit. Ya. Indira tidak akan absen ketidakhadiran jika tidak ada hal yang sangat mendesak dan terlalu parah. Ia juga termasuk menjaga pola makan yang disebabkan jajanan di kantin atau luar sekolah yang membuatnya sakit tenggorokan. Jadi, akan terasa membingungkan jika dirinya tidak masuk sekolah.
last updateLast Updated : 2021-06-12
Read more

19. Kalau Kamu udah Sayang ...

“Aku lagi bingung.” “Bingung kenapa?” tanya Indira mengenyit, menoleh sebentar yang sedari tadi sibuk bermain ponsel sambil bersandar di kepala ranjang. Setelah sarapan pagi yang mereka pesan dari restoran apartemen, ia memutuskan untuk bersantai saja di kamar. Pun, Liam yang mengikutinya, tapi duduk di sofa kamar dengan satu buku bisnis yang sudah ia baca selama beberapa menit. Keheningan sempat menyelimuti mereka dengan aktiftas masing-masing. Lagipula, Indira tidak sekolah, kan? Waktunya untuk bersantai terbuka lebar. Liam menatap perempuan yang sudah resmi menjadi istrinya untuk beberapa detik. Sampai seringai menyebalkan itu sudah ditangkap Indira. “Kalau Mami bilang kita udah proses buat cucu atau belum, jawabnya harus gimana?” “Jujur atau bohong, ya?” Indira tidak
last updateLast Updated : 2021-06-19
Read more

20. Istri Perhatian

“Selamat siang ...” Kedua pria dengan perbedaan usia satu tahun itu menoleh ke arah pintu ruang kerja, mendapati perempuan muda yang tampak malu-malu di ambang pintu. Suara batuk yang dibuat-buat kian menghadirkan kegugupan dari perempuan yang membawa bekal makan siang. “Sekarang kamu udah ada yang perhatikan, Liam. Oh, iya. Aku lupa kalau hari ini jadi hari pertama pernikahanmu. Lancar kan, malam pertamanya?” jahil Xavier. Pria itu menggoda Adiknya dengan senyum kecil dan mendapati pria yang duduk di hadapannya, tepat di depan meja kerjanya mendengkus geli. “Nggak ada malam pertama.” Dengan memiliki kemiripan yang sedikit sama, tapi dengan ekspresi wajah yang berbeda, pria itu tertawa kecil. “Silakan masuk, Indira,” ucap Xavier saat perempuan muda itu mendatangi ruangannya. Ia dengan gugup melangkah masuk, mesk
last updateLast Updated : 2021-06-30
Read more
PREV
123456
...
8
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status