“Saya tidak terima perintah dan penolakan dari siapapun, jadi buka pintunya selagi saya memperlakukan kamu dengan baik, istriku.”Sorot mata tajam Theo seolah membiusnya. Brisia mundur teratur, memberikan ruang bagi Theo untuk membuka pintu dan masuk ke kamar itu, sampai Theo berada di dalam kamar dan menutup pintu.“Kamu mau pakai kamar mandinya lebih dulu?” tawar Theo dengan nada bicara santai. Tak ada perasaan berdosa setelah membuat anak gadis orang ketakutan.Udara kamar terasa lebih dingin, bukan karena AC yang sengaja dinyalakan, tapi karena Brisia tahu sesuatu hal akan terjadi padanya.“Hey, kamu sakit perut? Wajahmu kok jadi pucat?” tanya Theo.Dia membuka jas dan dasinya, tak lupa membuka beberapa kancing kemeja yang membungkus badan atletis itu. Brisia mencengkram gaunnya, rasanya ia ingin melompat kepangkuan pria itu dan langsung mencicipi tubuh itu. Brisia menggelengkan kepalanya berusaha mengusir pi
Terakhir Diperbarui : 2021-08-10 Baca selengkapnya