Home / Romansa / Hippocratic Oath / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Hippocratic Oath: Chapter 21 - Chapter 30

38 Chapters

21. Mistery Man

Jam 6 pagi, alarm Gina berbunyi nyaring. Tangan Gina meraba-raba kesana kesini hendak mematikan alarm.{Diary Gina/ Baiklah, siapapun yang bilang kau bisa mati saat tertidur. Beritahu mereka untuk datang berbicara denganku setelah beberapa bulan mencoba sebagai Dokter magang. Tentu saja, Itu bukan hanya pekerjaan yang membuat kami terjaga sepanjang malam.}"Kamu harus bangun sekarang," Gina mencium Daniel yang terlihat masih sangat mengantuk."Apa? Ya Tuhan, jam berapa sekarang? Ini jam 06:00, dan aku ada jadwal pre-round," bisik Gina di telinga Daniel. Daniel mendesah malas-malasan. Dan kau juga harus pergi sebelum mereka melihatmu." lanjut Gina."Oh, ayolah, sekarang. Kenapa kau tidak membiarkan mereka melihat saja?"Gina tertawa, "Tidak boleh!"~~~~Di dapur Izzie masih tampak lelah dengan tugasnya yang kemarin. Ditambah, ranjang Gina sangat berisik semalaman. Membuat Izzie makin kurang tidur. Alhasil, pagi ini mood dia b
Read more

22. Cemburu

Seorang pria bertampang preman, bertubuh kekar dan memakai jaket hitam berdiri di depan meja pendaftaran. "Boby, Boby Owen," si pria menyebutkan namanya. "Aku punya janji temu."Kebetulan saja Alex melintas disana, dia melihat gerak-gerik yang aneh pada diri Boby. Genangan yang cukup banyak berwarna merah mengelilingi pijakan kakinya. Ternyata tetesan darah yang keluar dari tubuh Boby,"Permisi, pak, eh, kau berdarah, apa kau tidak keberatan jika aku ..." Alex berusaha mencari sumber luka."Tentu tentu," pria bertampang preman berhati pramuka ini masih cengengesan meski tubuhnya terluka. Dia lantas membuka jaket nya."Lihatlah, Ini sebuah tembakan," Sekonyong-konyong mata Alek terbelalak melihat lubang peluru di lengan kiri atas Boby.""Yeah," jawab Boby santai."Kita mendapat luka tembak. Kita harus membawanya ke IGD. Duduk, Tuan ..." Alex berteriak panik minta bantuan. "Uh ... Aku Boby. Baiklah, tapi ini bukan keadaan
Read more

23. Under Pressure

Izzie masih memberikan arahan mengenai tindakan yang akan dia lakukan pada Mario. Hanya saja dia merasa, terlalu banyak drama yang harus dia tonton dari pasangan Mario dan Maya."Akan lebih aman untuk menunggu sampai makan siangmu dicerna sebelum kita melakukan prosedurnya.""Sempurna," cetus Maya. "ini seharusnya sempurna, aku berharap bisa berada di Bali sekarang juga."Izzie tidak memberi kesempatan pada Maya untuk bicara. "Kamu akan berada di bawah sedasi* yang berarti kau akan terjaga, tapi tak akan merasakan apapun."Tunggu tunggu. Apakah ini akan menyakitkan?" tanya Mario pada Izie."Kami akan memberimu sesuatu untuk rasa sakit. Ternyata Maya belum puas memarahi Mario. "Kamu tahu bagaimana kau membuatku terlihat bodoh?""Kupikir kau akan menganggap ini lucu." Meskipun dengan susah payah, tetap saja Mario berusaha menjawabnya. Posisi Izzie yang dipaksa ada di tengah-tengah mereka
Read more

24. Untuk Sahabat

Sementara perhatian Izzie terfokus dengan tindakan yang dilaksanakan pada Mario. Ocehan Maya yang tak ada letihnya membuat Izzie sedikit kesal. "Aku tidak akan berada di sini jika tidak..." [Monitor bip] Apa kamu benar ingin tahu.mengapa saya pergi?!" Maya berteriak di telinga Mario. "Bagaimana bila alasanya karena kau mulai bersikeras bahwa aku harus keluar dari pekerjaanku, ketika aku menghasilkan lebih banyak uang daripada kamu?"Mario tidak menjawab karena sedang ditindak. Sedangkan kesabaran Izzie sendiri sudah mencapai ubun-ubun. "Itu seharusnya menjadi sedotan terakhir." Maya masih belum juga mau berhenti. "Sedotan terakhir seharusnya terjadi ketika aku mengetahui telepon tersebut yang terus Kamu tolak dari wanita lain benar-benar berasal dari ibumu!""Ini tidak sehat. Diamlah!" Akhirnya Izzie membentaknya. "Bisakah kalian berdua berhenti?!"Maya tetep saja nyerocos. "Kau tidak mencintai aku, Rio. Ka
Read more

25. Castle On The Hill

♥Diary Gina/ Kau tahu kenapa pada masa kecil kau percaya pada dongeng? Fantasi itu tentang apa jadinya hidupmu. Gaun putih, Prince Charming, yang akan membawamu pergi ke sebuah kastil di atas bukit. Kau akan berbaring di tempat tidur di malam hari dengan mata tertutup, dan kau memiliki keyakinan yang lengkap dan utuh.♥Daniel bersiap-siap untuk berangkat kerja. Gina yang sedari tadi memperhatikannya membuat Daniel salting pagi itu. Sudah tak ada lagi yang dirahasiakan dari Izzie dan Gaby. Sebentar lagi mereka akan turun ke dapur lantas sarapan bersama-sama atau hanya sekedar menikmati kopi panas.Sementara itu, ditemani Gaby, Izzie masih saja berkutat dengan resep kue nya. "Delapan jam, 16 ons coklat dan 32 cupcakes, dan semuanya masih terasa salah," Izzie mendengus. Beberapa cipratan tepung menempel di rambutnya yang terikat ke belakang. ♥DG/ Sinterklas, peri gigi, pangeran tampan. Mereka ter
Read more

26. Indigo

Alex dan Gaby berada dalam satu ruangan untuk melakukan intubasi* pada pasien dr. Bram yang tak sadarkan diri. Sebenarnya Alex sudah menawarkan bantuan. Hanya saja Gaby bersikeras untuk melakukannya sendiri."Mm-hmm. Ew. Tebal, pendek leher. Ini tidak bagus. Sulit untuk intubasi. Kau ingin aku melakukan itu?" tanya Alex. Mereka tidak tahu kalau dr. Bram memperhatikannya dari luar."Dia pasienku. Aku baik-baik saja," tolak Gaby. "Aku belum bisa melihat apa-apa. Tolong suction!" Gaby meminta tolong pada Alex."Jangan mematahkan gigi apapun."Gaby merasa diremehkan lantas membentak Alex. "Aku tahu ... bukankah menurutmu aku tahu?""Pulse ox turun 87 persen.""Beri dia oksigen!" Pinta Gaby."Tentu, tadi kamu tidak ingin aku melakukan itu?" Alex mulai ngeyel."Tidak, sial itu! Tabung." Gaby mulai panik."Ada di kerongkongan. Tidakkah kamu tahu esofagus dari trakea*?" Ejek Alex."Anatomi kacau di sini," elak Gaby.
Read more

27. Pilihan Hati

Siang itu Tn William tiba-tiba mengeluh bahwa dia tidak bisa menggerakan tangannya. Daniel dan Gina yang masih berada di kamarnya langsung berusaha memberikan tindakan yang tepat untuk Tn William."Permisi." Tn Will memanggil dr. Daniel. Pertama kakiku, lalu perut. Allah. Dokter! Dok, tanganku tak bisa bergerak."Daniel langsung berlari mendekati ranjang Tn William. "Remas jari saya," pinta Daniel."Aku tidak bisa." Jawab Tn William."Disini. Terasa tidak?" tanya Daniel sambil menusuk lengan Tn William dengan Karim. "Beritahu saya jika Kamu merasakan sakit. Bagaimana dengan ini?" Daniel menusuk lengan Tn William di tempat yang berbeda. "Sini?" Tn William menggelengkan kepalanya. "Terasa sesuatu disini? dibawah sini?" tetap saja Tn William menggelengkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan segera kembali." Daniel memanggil perawat yang membantunya. "Perawat, batalkan MRI kedua. Persiapkan ruangan untuk operasi." Perintah Daniel."Kamu beroperasi? Operasi a
Read more

28. Fix You Up

Sudah hampir tujuh jam Daniel dan Gina melakukan operasi pada Tn. William."Drainase dan Suction," pinta Daniel pada perawatnya."Disiapkan…"Daniel mulai menghisap darah di sekitar tulang belakang yang diperbaiki."Apa ini?" gumam Gina pelan."Lihat sendiri. Thoracic* tulang belakang kedua," dengan bangga Daniel memamerkan ketepatannya dalam mendiagnosa penyakit Tn. William.Lagi-lagi Gina terkejut. "Oh, Tuhanku. Aku melihatnya. Memang benar-benar ada.""Tentu saja," cetus Daniel bangga. "Hisap dan buang pendarahannya, ya?"Akhirnya operasi bisa diselesaikan dengan baik oleh Daniel
Read more

29. Rahasia

Bulan demi bulan berjalan tanpa kendala. Dibawanya Gina ke kediaman Daniel menandakan hubungan mereka lebih serius. Kadang-kadang jika waktu libur, Gina menginap di tempat Daniel. Hanya saja seringnya Daniel yang menginap di rumah Gina karena jarak ke RS lebih dekat.♥DG/ Rahasia tidak bisa disembunyikan dalam ilmu pengetahuan. Obat punya cara untuk mengungkapkan kebohongannya. Dalam dinding rumah sakit, kebenaran tidak dapat ditutupi. Bagaimana cara kita menjaga rahasia kita diluar rumah sakit...Yah, itu sedikit berbeda.♥Gagang pintu bergerak, Izzie memanggil-manggil Gaby yang sudah dua jam berada di dalam WC. "Gabb?" panggil Izzie. "Pintunya kau kunci. Aku harus mandi." Gaby yang sebenarnya sedang membaca artikel tentang penyebab gatal dan lecet yang dia rasakan pada penis, kaget karena panggilan Izzie."Ah, Ah, Aku akan keluar sebentar lagi," teriak Gaby dengan nada yang gugup."Kau sedang apa disitu?""Urusan pribadi," jawab Gaby
Read more

30. Fragile

Seorang pria tua denga perut membengkak memjadi pasien Cristina dan Izzie. Hari itu mereka mulai pemeriksaan, "Tn. Frank, sudah berapa lama perutmu begini?" tanya Cristina."Perutnya membesar selama beberapa waktu," jawab Ny. Frank."Aku sudah bilang padanya ada yang salah," Alice, anak dari tuan Frank ikutan berkomentar. "Tidak ada orang yang menggemuk secepat ini. Sudah ku bilang. Semua orang sudah bilang padanya," dia berbicara dengan nada sinis pada ayahnya."Dia mengidap adanya gumpalan cairan. Pembuluh darah abnormal di dekat kulit," ungkap Izzie."Apa artinya itu?""Kita harus melakukan beberapa pemeriksaan.""Bagus…" sela Alice. "Berapa yang harus kita bayar kali ini?""Alice, jangan!" Ny. Frank memotong ucapan Alice.☆☆☆Menjelang sore Gaby menghampiri ruangan hasil lab untuk mengetahui hasil pemeriksaan dirinya. "Hai, ah, hasil untuk Gaby?""Aku tidak lihat ada disini. Siapa nama pasiennya?"
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status