Semua Bab Budak Cinta Mrs. CEO: Bab 31 - Bab 40

53 Bab

Aaric Heitor

"Aaric Heitor?""Ya. Paman kenal?""Saya pernah bertemu dengannya," jawab Ali.Pernyataan itu seakan memberi petunjuk arah untuk jalan Hart selanjutnya. Ali kenal tujuh pemilik nama yang disebutkan Hart, mereka adalah orang yang berpengaruh dalam dunia bisnis dan dunia bawah, seperti organisasi mafia yang mampu mengontrol hukum. Namun, Aaric Heitor spesial, Ali pernah bertemu langsung dengannya.Adalah Aaric puluhan tahun lalu merupakan salah relasi bisnis Jhon. Ali yang merupakan ajudan pribadi Jhon kala itu diperkenalkan paranya."Aku punya beberapa informasi tentang Aaric. Sebuah rencana telah tersusun dalam kepalaku. Sepertinya, aku bisa tidur sekarang," ungkap Hart seraya berdiri dari duduknya."Kuncinya ialah Liana." Tanpa berpaling lagi, Hart melangkah pergi.Dalam kamar, di atas tempat tidurnya, Hart terbaring. Wajah seorang wanita terbayang di benaknya. Seraya memejamkan mata, lelaki itu berucap lirih, "Tunggulah, sebentar la
Baca selengkapnya

Pemberontak

Menyadari dirinya terkejut, Heitor memejamkan mata seraya menghela napas panjang, lelaki itu menenangkan diri."Jadi, kau tahu cerita usang itu ya," lirih Heitor dengan berusaha menciptakan lekukan pada bibirnya."Aku tidak tahu detailnya, tapi aku tahu kalau Anda salah satu dari mereka, orang-orang yang menjatuhkan ayahku," terang Hart tanpa basa-basi."Jadi kau putra Leomord rupanya. Saya tahu suatu saat hari ini pasti akan datang, hari pembalasan." Heitor menatap langit-langit, seakan memandang gumpalan awan hitam di atas sana yang merupakan dosanya, tampak lelaki siap dengan konsekuensi yang akan ia terima.Ali tentu saja merasa tidak enak, ia menggunakan nama Jhon dan memanfaatkan Liana untuk mendekati Heitor. Maka segera Ali meluruskan kesalahpahaman Heitor."Tidak, tidak, kami ke sini bukan untuk menuntut balas, tapi kami datang untuk meminta bantuan Anda," kata Ali meluruskan."Bantuan? Apa yang bisa saya bantu?""Kami butuh i
Baca selengkapnya

Memilih Jalan

"Ali, apa kau tahu Neo Olympus?" tanya Hart dengan serius."Tapi itu tempat yang keras, Hart. Jangan bilang kau akan ....""Ya, aku akan ke sana dan mulai membangun kerajaanku sendiri. Sepertinya aku akan butuh bantuan para detektif itu," sambung Hart memotong ucapan Ali.Omega, adalah salah distrik di sudut kota Olympus. Dahulu tempat ini sangat tenar, sempat menjadi pusat hiburan dan bisnis yang paling maju. Namun, karena radiasi akibat kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir yang tak jauh dari sana, tempat itu ditinggal, terbengkalai dan mati perlahan.Radiasinya menghilang puluhan tahun setelahnya, tetapi tidak banyak orang yang berani kembali dan tinggal di sana. Kebanyakan pemilik tempat di distrik itu juga sudah meninggal.Yang datang kemudian adalah orang-orang yang tidak punya tempat dan pekerjaan, mencoba membangun kembali tempat yang diberi nama baru, Neo Olympus.Distrik itu kembali hidup meski tak semeriah dulu. Restoran, rum
Baca selengkapnya

Kehidupan Baru

Memakai nama yang sama, Hart datang ke Neo Olympus dengan status baru, sebagai orang baru dan kisah masa lalu baru. Hart ahli dalam hal ini, cara yang sama telah ia gunakan sebelumnya untuk merasuki kehidupan seseorang, termasuk kehidupan Liana dan keluarga Veronica.Dari sini kisah baru untuk persiapan serangan terakhir Hart dibangun, segalanya dipertaruhkan di sini, semunya akan bergantung dari keberhasilan Hart di tempat ini.Kini status Hart adalah seseorang yang baru keluar dari penjara, ditangkap karena melawan seorang polisi yang melerainya saat perkelahian antar geng di kampung halamannya. Langsung datang ke Neo Olympus sebagai tempat bagi orang seperti dia.Ya, setidaknya itulah kisah palsu yang Hart ciptakan, disertai beberapa dokumen sebagai bukti pendukung.Hart harus memulai kehidupan di Neo Olympus dengan mencari pekerjaan, apa saja asal ia bisa tinggal dan bekerja di sana.Membuka usaha sendiri terlalu mencolok sebagai seorang mantan
Baca selengkapnya

Wakil Ketua

"Jangan bilang siapa pun kalau kamu sudah bikin aku babak belur begini!" kata Abi mengingatkan. Jelas saja Abi tak ingin jika orang-orang sampai mengetahui kekalahannya. Secara, dia adalah seorang wakil ketua dari sebuah geng, orang terkuat kedua dalam komunitasnya. "Tidak ada untungnya bagiku mengumbar hal itu," ujar Hart. "Kau tahu, seumur hidup aku baru kalah empat kali dalam pertarungan satu lawan satu, termasuk yang barusan. Tetapi orang sekuat dirimu pasti belum pernah kalah, kan?" Abi memancing Hart agar menceritakan tentang dirinya. Ucapan Abi memancing tawa Hart. "Hahaha, aku sudah sering kalah. Saat berumur 13 tahun, aku suka menantang anak 17 tahun ke atas." "Untuk apa kau lakukan itu?" tanya Abi penasaran. Seketika senyuman samar di wajah Hart memudar, sorotnya berubah tajam menatap kumbang yang terperangkap jaring laba-laba di ujung pagar. "Semuanya demi satu tujuan, aku ingin mengalahkan seseorang," cetus
Baca selengkapnya

Pemicu

"Ada apa ini, Gin?" tanya Abi yang baru saja kembali dari toilet."Bang, Abi," sapa Gin seraya memasang sikap sopan, perlakuannya sangat berbeda terhadap Hart."Kau mencoba membuat masalah lagi, Gin?""Bukan aku, tapi orang ini memukul tanganku," tunjuk Gin menuduh Hart."Apa yang kau lakukan, Hart? Aku baru saja bilang kan kalau di sini tidak boleh ada perkelahian," tegas Abi mengingatkan tentang aturan di tempat itu."Tidak, tidak. Kau salah paham," kata Hart berusaha menjelaskan."Aku melihat dia menepis tangan Gin.""Aku juga."Beberapa orang mulai mendekat memberi kesaksian, tetapi apa yang mereka lihat dan pikirkan sangat berbeda dengan apa yang sebenarnya terjadi. Yang memulai adalah Gin, yang terpojok justru Hart.Gin adalah anggota Capsule, sekarang orang-orang Capsule berkerumun mengitari Hart."Seharusnya kalian mengatakan yang sebenarnya," gumam Hart berucap lirih."Hart, ini salah. Nggak seharu
Baca selengkapnya

Bukan Orang Biasa

"Siapa kau, jangan ikut campur!"Seseorang membentak seraya mendekat pada Hart, langkahnya angkuh dan tatapannya melotot.Hart tidak mengatakan apa pun, pukulan dari tangan kanannya ia berikan sebagai jawaban. Korbannya seketika tumbang tak sadarkan diri, pukulan keras menghantam sisi kiri wajahnya."Wah! Kau hebat, Hart," decak kagum Zein, tertawa dan bertepuk tangan layaknya seorang gadis kecil.Teman-temannya tidak ketakutan karena aksi Hart, mereka justru semakin geram, melompat untuk menyerang Hart dan Zein.Hart berdiri di Hadapan Zein, mencegah siapa pun mendekat dan menyakiti pemuda itu. Namun, lawannya terlalu banyak, Hart tak bisa menghalangi semuanya."Zein, larilah! Menjauh dari mereka!" seru Hart tanpa menoleh, ia sibuk bertarung.Zein mundur sedikit menjauh, kebanyakan dari orang-orang itu mengikuti Zein, mencegahnya lari lagi dari mereka. Di hadapan Hart masih ada lima orang yang mesti ia kalahkan sebelum membantu Zein.
Baca selengkapnya

Gadis Buruan

"Hei! kalian mencari gadis yang tinggal di kamar ini?" Hart menunjuk ke samping dengan ibu jari.Tiga orang yang berdiri di depan pintu kamar Vi menoleh ke arah Hart, memindai lelaki itu dari ujung kaki hingga kepala. Salah satu dari mereka mendekat beberapa langkah."Ya, kau kenalannya?"Hart menggelengkan kepala sebelum menjawab, "Tidak juga, tapi yang aku tahu gadis itu telah pindah beberapa hari yang lalu," ungkapnya dengan raut yang meyakinkan.Lelaki yang sebelumnya bertanya semakin mendekat, tiba-tiba menggayungkan tangan dan mencengkeram kerah jaket Hart. "Jangan main-main dengan kami!" pekiknya berbisik di depan wajah Hart.Seketika Hart mengangkat tangan, melontarkan sebuah pertimbangan. "Dobrak saja pintunya, tapi kalian tidak akan menemukan siapa-siapa di dalam sana," sarannya mengingatkan, meski sebenarnya Hart sedang bertaruh.Pria yang berdiri tepat di hadapan Hart menatapnya tajam. Tidak sulit bagi Hart meyakinkan orang itu d
Baca selengkapnya

Alasan

"Anu ... kalau soal itu aku tidak bisa cerita, Om." Dengan sopan, Vi menolak permintaan Hart. Namun, tampak jelas dari wajahnya yang cemas kalau ia begitu ingin menceritakan segalanya, berbagi beban yang ia pikul sendirian pada seseorang."Tidak masalah, itu hak kamu. Mungkin untuk sementara mereka tidak akan ke sini lagi mencarimu, tapi berhati-hatilah saat ke sekolah, kelihatannya mereka orang-orang yang berbahaya.""Maaf, Om. Bukannya aku tidak percaya sama Om, hanya saja aku tidak ingin melibatkanmu dalam masalahku," tutur Vi menjelaskan alasannya.Meski Vi bilang begitu, pada dasarnya Hart sudah terlibat. Hart tidak tahu dengan siapa ia telah berurusan saat ini. Orang-orang ini begitu menginginkan Vi."Kau mau tetap di sini atau kembali ke kamarmu? Hmmm, aku akan senang kalau kau mau menemaniku malam ini," tanya Hart dan sedikit menggoda."Om mesum, ihh. Aku akan keluar sekarang," pamit Vi seraya berbalik ke arah pintu."Namaku Hart, ja
Baca selengkapnya

Pukulan Penentu

Bukannya panik, Abi justru tersenyum kala Betha melepaskan pukulan ke arahnya. Sejak awal ia sudah yakin akan menang, sengaja terus menghindar untuk menguras stamina Betha hingga ia mampu menepis pukulan raksasa itu.Sebelum pukulan Betha mengenai wajahnya, Abi melepaskan satu tendangan pada kaki Betha. Lelaki besar itu tak mampu menahan keseimbangan tubuhnya, terjatuh ke depan dan dagunya disambut dengan sudut lutut Abi yang menghantam kuat.Sebelum kepala Betha menyentuh lantai, pemuda itu telah kehilangan kesadarannya.Hart yang berniat membantu menghentikan larinya, berganti dengan langkah pelan mendekati Abi."Kau mengalahkannya," kata Hart seakan tak percaya."Jangan meremehkanku, Hart," balas Abi menyombongkan diri.Betha yang kalah tergeletak tak berdaya di atas lapangan. Anggota Hollow yang mulai sadar seakan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Betha, orang terkuat kedua di Hollow, raksasa omega dikalahkan Abi dalam pertarun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status