Home / Romansa / Nista Pembawa Nikmat / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Nista Pembawa Nikmat: Chapter 1 - Chapter 10

15 Chapters

Pergi Tanpa Pamit

Dipagi hari dengan cuaca yang sedikit mendung seorang pemuda yang baru berusia 17 tahun, sebut saja Ari. Adalah anak laki-laki yang beranjak dewasa atau istilahnya ABG, dia adalah anak yang putus sekolah, bukannya kurang biaya, malahan bisa dibilang dia itu anak orang yang tergolong kaya dilingkungan nya.   "Ma, Ma ...." "Apa Ri?" tanya mamanya.  "Kaos ungu di sini tadi mana? Sama kunci motor ku mana?" tanya Ari kebingungan.  "Lho kok tanya Mama. lha wong yang make situ kok," jawab mamanya. "Ya semalam tidak aku copot tetep nancep di motor, bantu nyariin to Ma!" pinta Ari dengan suara agak keras. "Kamu itu Nak ... naruh-naruh sendiri kok Mama yang disuruh nyari, Ogah, Mama masih repot, repot masak," jawab mamanya tidak peduli.  "Ayolah Ma ... Bantu cariin, takut telat nanti ...." pinta Ari mem
Read more

Bukti Kuat

Siang itu, seorang Ayah telah dibikin syok. Pak Suhadi tambah kaget manakala ia juga melihat botol anggur di meja kecil di dekat timbangan. 'Jangan-jangan Ari juga ikut minum anggur itu?' tanya Pak Suhadi dalam hati, ia lalu memindah parkir mobilnya di seberang jalan supaya tidak kelihatan oleh Ari, karena ia bermaksud mau mengawasi anaknya tanpa diketahui olehnya. Kemudian Pak Suhadi pun masuk warung kopi yang berada tepat di samping pintu gerbang rumah Haji Saipul, karena dari situ dia bisa melihat aktivitas orang yang ada didalam dari celah-celah pagar besi. Pak Suhadi pun memesan satu cangkir kopi dan 1 bungkus rokok surya kesukaannya, sambil menikmati kopi dan rokok dia terus memantau gerak gerik anaknya dari dalam warung, yang kira-kira berjarak 50 meter dari tempatnya duduk. Beberapa menit telah berlalu dan apa yang dikhawatirkan Pak Suhadi pun benar-benar terjadi, berita yang selama i
Read more

Bebas

Pak Suhadi pun mulai bertanya,"Dari mana kamu seharian ini tadi?!" suaranya keras. "Biasa, main," jawab Ari.  "Main di mana? Bilyard?" jawab Suhadi singkat dengan setengah bertanya. "Bohong!" sanggah Pak Suhadi. "Bener, tanya aja sama Denny," jawab Ari membela diri. Tapi ya memang bener sih, sebelum pulang tadi dia dan Denny mampir dulu di tempat bilyard.  "Selain dari bilyard kemana lagi? Dan ngapain aja?" lanjut Pak Suhadi. "Gak ada," jawab Ari dengan wajah terlihat agak sedikit grogi.  "Jangan bohong kamu!" ucap Pak Suhadi mulai meninggi.  "Kamu tadi habis mabok kan?" imbuhnya lagi. "Enggak kok Pak," jawab Ari mengelak.  Tiba-tiba Plakkk, tangan kanan Pak Suhadi mendarat di pipi Ari.  "Ini apa?" Pak Suhadi menyodorkan ponse
Read more

Yola. Wanita Incaran

Setelah mendapat saran dari Pak To, Ari pun terus berfikir'Apa iya ya aku ikut Denny saja?' tanyanya dalam hati'. Setelah di pikir-pikir akhirnya nya diamemutuskan untuk ikut jadi kenek dan sekaligus kuli angkutnya Denny, yang tak lain adalah temannya sendiri.Seperti biasa kalau sudah habis dzuhur para mobil barang mulai datang tak terkecuali mobilnya Denny, hari itu mobil Denny masuk urutan yang ketiga dan setelah Denny masuk dan selesai bongkar Ari pun berbicara kepada Denny, "Den, mulai besok aku ikut kamu aja cari barang.""Kemaren-kemaren aku kan udah nawarin to ... Kamunya aja yang belagu," jawab Denny terlihat seperti memojokkan Ari. "Ya gak gitu juga Den ... Kemarin kan aku belum yakin kalau kamu itu bisa jadi pengepul beneran apa gak," jawab Ari membela diri. "Aah ... songong lo ...." jawab Denny sambil mendorong kepala Ari pakai jari. 
Read more

Beraksi

Akhirnya malam pun tiba. "Malam Yola ...." sapa Denny. "Tumben sendiri, mana Ari?" tanya Yola.  "Aku tinggal," jawabnya singkat.  "Kok gitu?" tanya Yola lagi.  "Iyalah aku kan ingin ... sama kamu," jawab Denny kasih kode pakai jari sambil mengedipkan mata. "Emang udah bawa ini ... Banyak?" balas Yola sambil kasi kode pakai ibu jari dan jari telunjuk (uang maksudnya).  "Beres ... minta tehnya dong,"pinta Denny. "kok cuma teh biasanya kamu anggur," sahut Yola. "Lagi males teler," jawab Denny. "Langsung antar di bilik belakang ya," pinta Denny.  "Mau di bilik apa?" tanya Yola. "Anggrek," jawab Denny. Di cafe Bilyard itu memang menyediakan banyak bilik yang biasa dipakai bercinta para pelayan cafe dan para
Read more

Berhasil Tapi Ditolak

Pemuda itu berdiri. "Bentar ya, aku mau ke kamar kecil dulu," Denny berpamitan sambil berjalan.  Di dalam kamar kecil Denny merasa penasaran dengan reaksi dari obat perangsang yang telah diminum oleh Yola, sengaja Denny agak berlama-lama di dalam kamar kecil. Kira-kira setelah sepuluh menit berlalu terdengar suara Yola memanggil. "Denny ...." suara Yola agak sedikit parau."Kamu ngapain sih?" lanjut Yola bertanya.  "Ya bentar," jawab Denny sambil keluar dari kamar kecil.  Antara percaya dan tidak, Denny melihat perubahan ekspresi Yola dari sebelumnya, raut mukanya terlihat agak sedikit tegang, dengan pandangan mata yang terlihat seperti orang yang berharap, ditambah mulut yang sedikit terbuka. 'Yes sudah tidak diragukan lagi kalau saat ini Yola benar-benar berada dalam pengaruh obat perangsang itu,' katanya dalam hati.  Sebenarnya s
Read more

Mau Aku Antar?

Ari pun segera bergegas kembali kemeja bilyard. "Ayo mulai," seru Ari."Ayo ... Siapa takut," sahut Roni. Mulai lah mereka berdua bermain bilyard. Ari memang jago kalau urusan bermain adu sodok itu, terbukti tiap kali ia bermain hampir bisa dipastikan lawan-lawannya kalah, tak terkecuali dengan si Roni. Sudah tiga kali permainan Roni kalah terus, hingga akhirnya dia pun menyerah. "Udah Ri, aku ngaku kalah, aku nyerah," ucapnya. "Ayo satu permainan lagi, kalau gak mau aku suruh bayarin semua minuman dan rokoknya," ancam Ari.Tapi sebenarnya dia cuma menggoda, karena semua pesanannya itu sudah dibayar. Sementara itu Yola yang sejak tadi duduk di bangku sesekali mengambilkan minum buat Ari tiap kali diminta. Sambil duduk pandangan Yola pun terus memperhatikan Ari yang sangat jago bermain bilyar
Read more

Berangkat

"Kalau gitu aku mau bilang dulu sama Mama Mirna, mau minta izin," ucap Yola. Mama Mirna adalah manager cafe yang juga sebagai ibunya para wanita penghibur yang ada di situ. "Ya udah sana," balas Ari.Sebelum beranjak pergi tiba-tiba Yola memeluk Ari sambil memberi kecupan mesra dan Ari pun memejamkan mata sambil terlihat tersenyum seakan menikmati pelukan dan kecupan dari Yola. Sedikit mengulang tentang tabiat Yola,dia itu adalah tipe wanita yang sangat matre, dia itu tidak bisa hidup susah, dia juga bukan tipe wanita yang setia, itu terbukti dia tega meninggalkan, sekaligus menggugat cerai mantan suaminya, dan tega meninggalkan anaknya yang masih berumur dua tahun. Tega, kejam, sadis, ya mungkin itulah ungkapan-ungkapan yang sangat pas buat Yola. Dulu dia terbilang masih muda ketika menikah, baru berusia 18 tahun, tepatnya setelah dia lulus dari SMU. 
Read more

Mengantar

Perlu diketahui Ari memang cowok nakal cuma selama ini nakalnya itu hanya seputar mabok, taruhan di meja bilyard, dan untuk urusan main dengan perempuan selama ini dia cuma sebatas ngobrol dan bercanda-canda saja, karena untuk hubungan intim dia sudah punya prinsip untuk tidak melakukannya kecuali dengan istrinya kelak.  Hal yang sangat sulit untuk bisa diterima oleh akal, karena yang namanya judi, mabuk, hubungan intim dengan wanita penghibur itu adalah satu kombinasi aktivitas di dalam sebuah tempat hiburan.  Namun nyatanya masih ada seseorang pemuda yang masih bisa menghindari salah satunya, yaitu seks bebas yang merupakan puncak kenikmatan yang ada di sebuah tempat hiburan tersebut.  Ya, dialah Ari Anggara bin H Suhadi orangnya.  Kembali ke perjalanan Ari dan Yola yang dari Surabaya menuju kota Malang, dan setelah melihat Yola yang telah memamerkan paha mu
Read more

Perjalanan

Tidak lama kemudian Ari pun terlihat keluar dari kantin sambil membawa snack dan air mineral, dengan agak terburu-buru Ari pun segera masuk ke dalam mobil.  "Lama ya?" ucap Ari bertanya.  "Gak juga, Oiya kira-kira nanti kita nyampe Malang jam berapa ya Ri?" tanya Yola. "Tadi kita berangkat jam sebelas, karena kita lewat jalur yang aman dari Polisi, mungkin ya kira-kira jam tiga atau empat sore kita baru nyampe," terang Ari.  "Eh, kamu bawa miras ya?" "Iyalah buat nyediain kamu," jawab Yola.  "Asik ...." timpal Ari sambil cengengesan. "Mau nyobain?" tanya Yola. "Boleh, setengah sloki saja," ucap Ari..  "Iya lah, kebanyakan bisa mabok kamu ntar," balas Yola sambil menuang minuman ke dalam sloki.  "Nih," Yola pun mengulurkan sloki.  
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status