Akhirnya malam pun tiba. "Malam Yola ...." sapa Denny.
"Tumben sendiri, mana Ari?" tanya Yola.
"Aku tinggal," jawabnya singkat.
"Kok gitu?" tanya Yola lagi.
"Iyalah aku kan ingin ... sama kamu," jawab Denny kasih kode pakai jari sambil mengedipkan mata.
"Emang udah bawa ini ... Banyak?" balas Yola sambil kasi kode pakai ibu jari dan jari telunjuk (uang maksudnya).
"Beres ... minta tehnya dong,"
pinta Denny.
"kok cuma teh biasanya kamu anggur," sahut Yola.
"Lagi males teler," jawab Denny.
"Langsung antar di bilik belakang ya," pinta Denny.
"Mau di bilik apa?" tanya Yola.
"Anggrek," jawab Denny.
Di cafe Bilyard itu memang menyediakan banyak bilik yang biasa dipakai bercinta para pelayan cafe dan para pelanggannya, dari yang kelas biasa sampai yang paling mahal, dan bilik Anggrek itu termasuk yang paling mahal.
Tarif yang dipatok pihak Cafe pun mencapai lima juta untuk satu malam, lima juta adalah tarif yang sepadan dengan sederet fasilitas yang di sediakan, mulai dari tempat tidur yang mewah, televisi, kamar mandi air hangat, room karaoke mini, plus satu kali servis makan untuk dua orang.
Belum lagi untuk bayar ceweknya, dan untuk Yola dia mematok harga lima juta untuk sekali kencan dengan durasi tiga jam, kalau cuma ngobrol, nemenin bilyard itu gak ada tarif tertentu, bisa seratus sampai lima ratusan ribu, bahkan kadang juga gratis tergantung Yola nya sendiri gimana.
Sebenarnya Denny adalah tipe cowok yang irit modal untuk urusan berkencan, biasanya dia lebih memilih cewek yang tarifnya di bawah satu juta.
Baru kali ini dia mau mengeluarkan modal yang gede, itu dikarenakan pesona Yola lah yang telah membuatnya berubah prinsip.
Tetapi sebenarnya Denny sudah memiliki rencana tersembunyi, dia betul-betul terpesona dengan Yola, bahkan dia sangat menginginkan Yola untuk bisa jadi istrinya, tapi dia juga tau kalau Yola gak mungkin mau untuk itu.
Dan untuk mewujudkan mimpinya menjadikan Yola sebagai istri terwujud, maka dia sudah merencanakan untuk tidak akan memakai pelindung ketika sedang bercinta, dengan maksud Yola bisa hamil dan minta pertanggung jawaban darinya.
Tapi dia juga tau kalau, bercinta tanpa pelindung itu menjadi pantangan bagi setiap wanita penghibur. Apalagi Yola, pelayanan tercantik dan terseksi yang ada di cafe yang menjadi impian para lelaki yang datang ke sana.
Denny sudah merencanakan untuk memberi obat perangsang dengan dosis tinggi ke Yola, dengan tujuan kalau obat itu bereaksi dan Yola mulai tidak terkontrol birahinya maka akan sangat mudah baginya untuk melakukan rencana dan menumpahkan semua nafsunya.
Dan setelah membayar uang sewa bilik dan tarif Yola, Denny pun mendapatkan kuncinya, lalu Denny segera bergegas menuju ke bilik Anggrek, setelah sampai dia pun mulai membuka pintu bilik kelas mahal itu, begitu mulai masuk aroma wangi dan suasana romantis pun dirasakannya, ditambah dengan penerangan yang tidak terlalu terang Denny pun langsung berbaring di tempat tidur empuk warna putih lengkap dengan selimutnya.
"Akhirnya saat yang ku impi-impikan pun tiba, Oh. Yola ...." ucapnya sambil berbaring telentang.
Tidak selang berapa lama pintu bilik pun terbuka, Denny pun melihat wanita pujaannya itu masuk dengan segelas teh hangat di tangannya.
"Aku taruh dimeja ya?" tanya Yola.
Bukannya menjawab Denny malah terlihat bengong melihat wanita pujaannya itu.
"Heh ditanya malah bengong," ucap Yola sambil berjalan menuju meja yang berada di samping tempat tidur.
"Hehehe," Denny cengengesan sambil berguling-guling mendekati Yola yang berdiri di pinggir tempat tidur.
Tanpa banyak ngomong lagi, dengan posisi yang masih duduk, Denny pun langsung memeluk Yola dari arah samping dengan posisi wajah mengarah ke dua gunung belakang punya Yola, sambil membalikkan posisi Yola supaya Membelakanginya hingga wajah Denny benar-benar tepat di areanya dengan posisi hidung berada dibelahannya.
Sambil Menggoyang-goyangkan kepalanya Denny terus menghirup aroma wangi dari Yola yang memang diberi parfum olehnya.
Mendapat serangan yang begitu agresif, Yola pun berusaha mengendalikan Denny yang terlihat sudah memuncak keinginannya tersebut, lalu Yola pun memegang tangan Denny yang sedang memeluknya dengan kuat.
"Heei tahan dulu, udah make pelindung belum?" tanya Yola.
Denny pun melonggarkan pelukannya sambil tertawa kecil "Hehehe belum," ucapnya.
"Ya udah sana pakai dulu," pinta Yola.
Begitu Yola berdiri tiba-tiba bel pintu pun berbunyi bertanda pengantar makanan datang.
"Udah biar aku yang ambil kamu ganti baju yang seksi sana," kata Denny.
Yah bukannya tanpa maksud, Denny meminta Yola ganti baju, ini semua sudah direncanakan secara rapi olehnya di samping Yola yang memang masih pakai celana jeans ketat, ketika nanti Yola masuk ruang ganti baju, saat itulah nanti Denny akan memasukkan obat perangsang ke minumannya.
Denny pun bergegas membuka pintu dan begitu pintu terbuka dua porsi nasi putih lengkap dengan ikan bakar dan dua gelas jus alpukat yang berada di atas meja dorong tepat berada di depannya.
Sebelum ditarik nya masuk meja tersebut Denny segera mengeluarkan serbuk kristal yang telah dipersiapkan dan langsung memasukkannya ke dalam salah satu jus alpukat tersebut dan langsung di aduk nya pakai sedotan.
setelah itu iapun menarik meja tersebut dan ditaruh dekat sofa kecil yang berada di pojok ruangan.
Sambil menunggu Yola keluar, Denny pun meminum dulu jus yang tidak dikasi obat perangsang tadi, tidak lama kemudian Yola pun keluar dengan hanya memakai baju tidur sepanjang lutut yang cuma diikat tali di bagian tengahnya.
"Ayo makan dulu sayang," panggil Denny.
"Enakan makan di lantai," pinta Yola.
"Iya Wes," jawab Denny sambil mengangkat makanan dari meja dorong.
Sementara itu Yola pun duduk bersila di lantai bilik yang beralaskan permadani warna hitam bermotif bunga warna putih.
Dengan hanya memakai baju tidur yang sangat minim maka nampak lah paha dan juga Cdnya tak terkecuali dua buah dadanya yang cuma di bungkus pakai wadah yang sangat minim.
Melihat pemandangan seperti itu, sebenarnya Denny sudah ingin menubruk saja, akan tetapi dia berusaha untuk bisa menahan diri, dia pun berusaha untuk tetap tenang, Denny benar-benar ingin semua berjalan sesuai rencana.
"Suapin aku ya," pinta Denny.
"Boleh ...." sahut Yola.
Akhirnya mereka berdua saling suap-suapan, di tengah-tengah makan, Yola pun mengambil jus alpukat punyanya yang masih utuh, lalu meminumnya kira-kira sepertiganya, lalu melanjutkan makan lagi.
Disaat Yola meminum jus yang sudah dikasih obat perangsang tadi, Denny pun berkata dalam hati,
'Yes yes, ayo habiskan ....'
Yola pun melanjutkan makan beberapa suap lagi sampai akhirnya.
"Udah ah, udah kenyang," ujarnya sambil tangannya meraih jus alpukat dan langsung meminumnya sampai habis.
Dengan ekspresi kegirangan dan juga harap-harap cemas, Denny pun terus memperhatikan Yola sambil melihat reaksi dari obat perangsang yang telah habis diminumnya.
Setelah selesai makan Denny pun membereskan sisa makanan dan menaruhnya di meja dorong tadi, sambil menunggu reaksi dari obat perangsang tadi Denny pun pamit kalau mau ke toilet untuk buang air kecil.
BERSAMBUNG.
Pemuda itu berdiri. "Bentar ya, aku mau ke kamar kecil dulu," Denny berpamitan sambil berjalan.Di dalam kamar kecil Denny merasa penasaran dengan reaksi dari obat perangsang yang telah diminum oleh Yola, sengaja Denny agak berlama-lama di dalam kamar kecil. Kira-kira setelah sepuluh menit berlalu terdengar suara Yola memanggil."Denny ...." suara Yola agak sedikit parau."Kamu ngapain sih?" lanjut Yola bertanya."Ya bentar," jawab Denny sambil keluar dari kamar kecil.Antara percaya dan tidak, Denny melihat perubahan ekspresi Yola dari sebelumnya, raut mukanya terlihat agak sedikit tegang, dengan pandangan mata yang terlihat seperti orang yang berharap, ditambah mulut yang sedikit terbuka.'Yes sudah tidak diragukan lagi kalau saat ini Yola benar-benar berada dalam pengaruh obat perangsang itu,' katanya dalam hati.Sebenarnya s
Ari pun segera bergegas kembali kemeja bilyard."Ayo mulai," seru Ari."Ayo ... Siapa takut," sahut Roni.Mulai lah mereka berdua bermain bilyard.Ari memang jago kalau urusan bermain adu sodok itu, terbukti tiap kali ia bermain hampir bisa dipastikan lawan-lawannya kalah, tak terkecuali dengan si Roni.Sudah tiga kali permainan Roni kalah terus, hingga akhirnya dia pun menyerah."Udah Ri, aku ngaku kalah, aku nyerah," ucapnya."Ayo satu permainan lagi, kalau gak mau aku suruh bayarin semua minuman dan rokoknya," ancam Ari.Tapi sebenarnya dia cuma menggoda, karena semua pesanannya itu sudah dibayar. Sementara itu Yola yang sejak tadi duduk di bangku sesekali mengambilkan minum buat Ari tiap kali diminta.Sambil duduk pandangan Yola pun terus memperhatikan Ari yang sangat jago bermain bilyar
"Kalau gitu aku mau bilang dulu sama Mama Mirna, mau minta izin," ucap Yola. Mama Mirna adalah manager cafe yang juga sebagai ibunya para wanita penghibur yang ada di situ."Ya udah sana," balas Ari.Sebelum beranjak pergi tiba-tiba Yola memeluk Ari sambil memberi kecupan mesra dan Ari pun memejamkan mata sambil terlihat tersenyum seakan menikmati pelukan dan kecupan dari Yola.Sedikit mengulang tentang tabiat Yola,dia itu adalah tipe wanita yang sangat matre, dia itu tidak bisa hidup susah, dia juga bukan tipe wanita yang setia, itu terbukti dia tega meninggalkan, sekaligus menggugat cerai mantan suaminya, dan tega meninggalkan anaknya yang masih berumur dua tahun.Tega, kejam, sadis, ya mungkin itulah ungkapan-ungkapan yang sangat pas buat Yola.Dulu dia terbilang masih muda ketika menikah, baru berusia 18 tahun, tepatnya setelah dia lulus dari SMU.
Perlu diketahui Ari memang cowok nakal cuma selama ini nakalnya itu hanya seputar mabok, taruhan di meja bilyard, dan untuk urusan main dengan perempuan selama ini dia cuma sebatas ngobrol dan bercanda-canda saja, karena untuk hubungan intim dia sudah punya prinsip untuk tidak melakukannya kecuali dengan istrinya kelak.Hal yang sangat sulit untuk bisa diterima oleh akal, karena yang namanya judi, mabuk, hubungan intim dengan wanita penghibur itu adalah satu kombinasi aktivitas di dalam sebuah tempat hiburan.Namun nyatanya masih ada seseorang pemuda yang masih bisa menghindari salah satunya, yaitu seks bebas yang merupakan puncak kenikmatan yang ada di sebuah tempat hiburan tersebut.Ya, dialah Ari Anggara bin H Suhadi orangnya.Kembali ke perjalanan Ari dan Yola yang dari Surabaya menuju kota Malang,dan setelah melihat Yola yang telah memamerkan paha mu
Tidak lama kemudian Ari pun terlihat keluar dari kantin sambil membawa snack dan air mineral, dengan agak terburu-buru Ari pun segera masuk ke dalam mobil."Lama ya?" ucap Ari bertanya."Gak juga, Oiya kira-kira nanti kita nyampe Malang jam berapa ya Ri?" tanya Yola."Tadi kita berangkat jam sebelas, karena kita lewat jalur yang aman dari Polisi, mungkin ya kira-kira jam tiga atau empat sore kita baru nyampe," terang Ari."Eh, kamu bawa miras ya?""Iyalah buat nyediain kamu," jawab Yola."Asik ...." timpal Ari sambil cengengesan."Mau nyobain?" tanya Yola."Boleh, setengah sloki saja," ucap Ari.."Iya lah, kebanyakan bisa mabok kamu ntar," balas Yola sambil menuang minuman ke dalam sloki."Nih," Yola pun mengulurkan sloki. 
Bukan cuma status sosial saja yang beda, masalah umur pun mereka terpaut lima tahun, ditambah Yola sendiri sudah menjadi janda beranak satu, pokoknya komplit lah sekat yang bikin dia jadi tambah sulit untuk bisa mendapatkan Ari.Pikiran Yola pun terus berkecamuk hingga tanpa terasa jika mereka telah kelewat dari rumahnya."Mana rumahmu Yol? Katanya gak jauh dari perempatan?" tanya Ari, dan Yola pun agak terkejut dan segera sadar kalau mereka telah terlewat."Oh maaf-maaf kayaknya udah terlewat, muter balik lagi dong," ucap Yola dengan muka sedikit malu."Yah ... Makanya jangan ngelamun dong ...." seru Ari."Iyaa maaf, tuh depan ada gardu PLN rumah ku di sebelah nya," sahut Yola.Akhirnya mereka berdua pun sampai di rumah Yola tepat pukul tiga lewat lima belas menit."Ayo turun," ajak Yola."Ayo," sahut Ari singkat.Ketika turun Yola pun cuma make celana pendek dengan tubuh ditutupi dengan
Akhirnya mereka bertiga pun makan bareng, Ibu Yola masak semur pedas cumi-cumi dan sayur asem.Sementara itu si Sandi terlihat tidak ikut makan dia masih tiduran di depan televisi sambil ngemil buah kelengkeng."Sandi ... Udah to makan kelengkeng nya nanti sakit perut lo kalau kebanyakan ... Ayo sini oma suapi, makan bareng sama kak Ari sini lho ...." seru Ibu Yola.Dengan malasnya Sandi pun bergegas mendekati Omanya yang duduk bersebelahan dengan Yola, tantenya."Hiih, sana jangan deket-deket tante, jorok kamu, sana mandi dulu," seru Yola sambil terlihat mendorong Sandi dan menutupi hidungnya.Sandi pun terlihat merengek manja sembari minta perlindungan ke Omanya.Sambil disuapin, Sandi pun terlihat bertanya kepada Omanya."Oma, Mama kok belum pulang to ...." tanya Sandi kepada Omanya.&nb
Sayang seribu sayang pas Ari mau pesan jagung bakar pedagangnya bilang kalau jagungnya habis, tinggal satu."Ya udah gak papa lah bang satu saja," ucap Ari."Berapa duit bang?" tanya Ari."Alah wong cuma satu aja, ambil saja mas, gratis buat Mas," sahut pedagang.Sementara itu ketika tadi Ari mulai keluar dari mobil Yola pun terlihat memasukkan obat kuat kedalam dua botol miras yang belum dia kasih dan segera menyimpannya lagi.Begitu Yola selesai menyimpan miras tersebut, Ari pun datang dengan membawa satu buah jagung bakar."Nih cuma ada satu," ujar Ari sambil memberikan jagung bakar tersebut."Kok cuma satu, buat kamu mana?" tanya Yola."Udah buat kamu saja," jawab Ari.Lalu Yola pun nampak mulai memakan jagung bakar yang sudah dibumbui pedas manis itu, mungkin nikmat sekali rasa jagung b
Seperti telah menemukan ide, tiba-tiba Yola melepas punya nya itu dan kemudian duduk, namun kali ini bukannya duduk di atas paha melainkan di atas perut Ari, namun dengan tidak terlalu menekankan posisi duduknya, karena khawatir akan membuat Ari sesak dan kesakitan.Dengan posisi seperti itu lalu Yola mengambil lotion yang tidak memiliki bau (sejenis minyak nabati) dari dalam tasnya, lalu dia melumuri barang Ari dengan lotion tersebut dan terus mengocoknya.Barang Ari yang sudah terlihat lemas itu terus dia remas-remas hingga akhirnya mulai terlihat bangkit lagi, Yola pun terus mulai mengocoknya perlahan.Sambil terus mengocoknya Yola pun melihat Ari yang sudah tidak sadarkan diri tersebut mulai meringis dan juga mendesis, tau kalau Ari bisa menikmati permainannya Yola pun semakin cepat dalam mengocoknya, hingga akhirnya Yola merasa kalau barang Ari mau mengeluarkan cairan kentalnya, lalu Yola pun mendekatkan barangnya ke barang Ari dan bermaksud
Sementara Ari benar-benar telah berada dalam pengaruh miras oplosan Yola, dia terlihat seperti sudah tidak berdaya lagi.Melihat Ari seperti itu Yola pun segera merebahkan jok yang di duduki Ari hingga sampai rata, lalu tanpa ragu lagi ia pun mulai menjamah seluruh tubuh Ari dengan tangan dan juga bibirnya.Cukup lama Yola menjamah tubuh Ari. Namun, seakan belum merasa puas dia pun mulai membuka baju Ari satu persatu, dimulai dari baju, kaos dalam, celana hingga menyisakan celana pendek dan celana dalam saja.Sedangkan Yola sendiri juga sudah melepas semua bajunya kecuali celana dalam dan pembungkus Gunung kembarnya.Lalu Yola bergerak aktif dan dia pun mulai menjamah lagi tubuh Ari secara langsung mulai dari kening, pipi, telinga, leher.Ketika mulai sampai mulut Yola pun berlama-lama di situ, Yola yang memang sejak tadi mengunyah permen mint kemudian memasukkan permen yang
Sayang seribu sayang pas Ari mau pesan jagung bakar pedagangnya bilang kalau jagungnya habis, tinggal satu."Ya udah gak papa lah bang satu saja," ucap Ari."Berapa duit bang?" tanya Ari."Alah wong cuma satu aja, ambil saja mas, gratis buat Mas," sahut pedagang.Sementara itu ketika tadi Ari mulai keluar dari mobil Yola pun terlihat memasukkan obat kuat kedalam dua botol miras yang belum dia kasih dan segera menyimpannya lagi.Begitu Yola selesai menyimpan miras tersebut, Ari pun datang dengan membawa satu buah jagung bakar."Nih cuma ada satu," ujar Ari sambil memberikan jagung bakar tersebut."Kok cuma satu, buat kamu mana?" tanya Yola."Udah buat kamu saja," jawab Ari.Lalu Yola pun nampak mulai memakan jagung bakar yang sudah dibumbui pedas manis itu, mungkin nikmat sekali rasa jagung b
Akhirnya mereka bertiga pun makan bareng, Ibu Yola masak semur pedas cumi-cumi dan sayur asem.Sementara itu si Sandi terlihat tidak ikut makan dia masih tiduran di depan televisi sambil ngemil buah kelengkeng."Sandi ... Udah to makan kelengkeng nya nanti sakit perut lo kalau kebanyakan ... Ayo sini oma suapi, makan bareng sama kak Ari sini lho ...." seru Ibu Yola.Dengan malasnya Sandi pun bergegas mendekati Omanya yang duduk bersebelahan dengan Yola, tantenya."Hiih, sana jangan deket-deket tante, jorok kamu, sana mandi dulu," seru Yola sambil terlihat mendorong Sandi dan menutupi hidungnya.Sandi pun terlihat merengek manja sembari minta perlindungan ke Omanya.Sambil disuapin, Sandi pun terlihat bertanya kepada Omanya."Oma, Mama kok belum pulang to ...." tanya Sandi kepada Omanya.&nb
Bukan cuma status sosial saja yang beda, masalah umur pun mereka terpaut lima tahun, ditambah Yola sendiri sudah menjadi janda beranak satu, pokoknya komplit lah sekat yang bikin dia jadi tambah sulit untuk bisa mendapatkan Ari.Pikiran Yola pun terus berkecamuk hingga tanpa terasa jika mereka telah kelewat dari rumahnya."Mana rumahmu Yol? Katanya gak jauh dari perempatan?" tanya Ari, dan Yola pun agak terkejut dan segera sadar kalau mereka telah terlewat."Oh maaf-maaf kayaknya udah terlewat, muter balik lagi dong," ucap Yola dengan muka sedikit malu."Yah ... Makanya jangan ngelamun dong ...." seru Ari."Iyaa maaf, tuh depan ada gardu PLN rumah ku di sebelah nya," sahut Yola.Akhirnya mereka berdua pun sampai di rumah Yola tepat pukul tiga lewat lima belas menit."Ayo turun," ajak Yola."Ayo," sahut Ari singkat.Ketika turun Yola pun cuma make celana pendek dengan tubuh ditutupi dengan
Tidak lama kemudian Ari pun terlihat keluar dari kantin sambil membawa snack dan air mineral, dengan agak terburu-buru Ari pun segera masuk ke dalam mobil."Lama ya?" ucap Ari bertanya."Gak juga, Oiya kira-kira nanti kita nyampe Malang jam berapa ya Ri?" tanya Yola."Tadi kita berangkat jam sebelas, karena kita lewat jalur yang aman dari Polisi, mungkin ya kira-kira jam tiga atau empat sore kita baru nyampe," terang Ari."Eh, kamu bawa miras ya?""Iyalah buat nyediain kamu," jawab Yola."Asik ...." timpal Ari sambil cengengesan."Mau nyobain?" tanya Yola."Boleh, setengah sloki saja," ucap Ari.."Iya lah, kebanyakan bisa mabok kamu ntar," balas Yola sambil menuang minuman ke dalam sloki."Nih," Yola pun mengulurkan sloki. 
Perlu diketahui Ari memang cowok nakal cuma selama ini nakalnya itu hanya seputar mabok, taruhan di meja bilyard, dan untuk urusan main dengan perempuan selama ini dia cuma sebatas ngobrol dan bercanda-canda saja, karena untuk hubungan intim dia sudah punya prinsip untuk tidak melakukannya kecuali dengan istrinya kelak.Hal yang sangat sulit untuk bisa diterima oleh akal, karena yang namanya judi, mabuk, hubungan intim dengan wanita penghibur itu adalah satu kombinasi aktivitas di dalam sebuah tempat hiburan.Namun nyatanya masih ada seseorang pemuda yang masih bisa menghindari salah satunya, yaitu seks bebas yang merupakan puncak kenikmatan yang ada di sebuah tempat hiburan tersebut.Ya, dialah Ari Anggara bin H Suhadi orangnya.Kembali ke perjalanan Ari dan Yola yang dari Surabaya menuju kota Malang,dan setelah melihat Yola yang telah memamerkan paha mu
"Kalau gitu aku mau bilang dulu sama Mama Mirna, mau minta izin," ucap Yola. Mama Mirna adalah manager cafe yang juga sebagai ibunya para wanita penghibur yang ada di situ."Ya udah sana," balas Ari.Sebelum beranjak pergi tiba-tiba Yola memeluk Ari sambil memberi kecupan mesra dan Ari pun memejamkan mata sambil terlihat tersenyum seakan menikmati pelukan dan kecupan dari Yola.Sedikit mengulang tentang tabiat Yola,dia itu adalah tipe wanita yang sangat matre, dia itu tidak bisa hidup susah, dia juga bukan tipe wanita yang setia, itu terbukti dia tega meninggalkan, sekaligus menggugat cerai mantan suaminya, dan tega meninggalkan anaknya yang masih berumur dua tahun.Tega, kejam, sadis, ya mungkin itulah ungkapan-ungkapan yang sangat pas buat Yola.Dulu dia terbilang masih muda ketika menikah, baru berusia 18 tahun, tepatnya setelah dia lulus dari SMU.
Ari pun segera bergegas kembali kemeja bilyard."Ayo mulai," seru Ari."Ayo ... Siapa takut," sahut Roni.Mulai lah mereka berdua bermain bilyard.Ari memang jago kalau urusan bermain adu sodok itu, terbukti tiap kali ia bermain hampir bisa dipastikan lawan-lawannya kalah, tak terkecuali dengan si Roni.Sudah tiga kali permainan Roni kalah terus, hingga akhirnya dia pun menyerah."Udah Ri, aku ngaku kalah, aku nyerah," ucapnya."Ayo satu permainan lagi, kalau gak mau aku suruh bayarin semua minuman dan rokoknya," ancam Ari.Tapi sebenarnya dia cuma menggoda, karena semua pesanannya itu sudah dibayar. Sementara itu Yola yang sejak tadi duduk di bangku sesekali mengambilkan minum buat Ari tiap kali diminta.Sambil duduk pandangan Yola pun terus memperhatikan Ari yang sangat jago bermain bilyar