Setelah mendapat saran dari Pak To, Ari pun terus berfikir
'Apa iya ya aku ikut Denny saja?' tanyanya dalam hati'.
Setelah di pikir-pikir akhirnya nya dia
memutuskan untuk ikut jadi kenek dan sekaligus kuli angkutnya Denny, yang tak lain adalah temannya sendiri.
Seperti biasa kalau sudah habis dzuhur para mobil barang mulai datang tak terkecuali mobilnya Denny, hari itu mobil Denny masuk urutan yang ketiga dan setelah Denny masuk dan selesai bongkar Ari pun berbicara kepada Denny, "Den, mulai besok aku ikut kamu aja cari barang."
"Kemaren-kemaren aku kan udah nawarin to ... Kamunya aja yang belagu," jawab Denny terlihat seperti memojokkan Ari.
"Ya gak gitu juga Den ... Kemarin kan aku belum yakin kalau kamu itu bisa jadi pengepul beneran apa gak," jawab Ari membela diri.
"Aah ... songong lo ...." jawab Denny sambil mendorong kepala Ari pakai jari.
"Hahahaha." tawa mereka berdua pecah.
Waktunya pulang pun tiba.
"Ntar, langsung pulang pa mampir dulu Den?" tanya Ari.
"Ya mampir lah, aku udah kangen banget dengan Yola," seloroh Denny.
"Kamu jangan macam-macam dengan Yola lho!" ancam Denny.
"Kuli minggir dulu itu bagiannya sopir," imbuhnya sambil tertawa lepas.
"Hahaha."
Sejak saat itulah Ari menjadi kenek sekaligus kuli sahabatnya itu.
Siang kerja dan malam nya di cafe main bilyard kalau gak mabok ya main perempuan.
Sementara itu di cafe bilyard semenjak kedatangan Yola pelayan cantik itu pengunjungnya semakin rame, kebanyakan dari para lelaki yang datang ke situ tidak semata-mata ingin main bilyard atau minum, tapi lebih dari itu, mereka cuma ingin bisa deketin si cantik Yola pelayan baru itu.
Sedikit tentang Yola, dia itu baru saja menyandang status janda bukannya ditinggal mati atau ditinggal selingkuh, tapi dianya sendiri yang telah menggugat cerai suaminya dikarenakan sang suami jatuh sakit terkena diabetes.
Dia tidak betah hidup susah ditambah lagi dia juga harus ikut memikirkan ekonomi keluarga.
Dari perkawinannya itu si Yola memiliki 1 orang putra ganteng, yang kini dirawat oleh mantan suami yang dibantu oleh ibunya.
Setelah bekerja di Cafe Bilyard, Yola menjadi incaran banyak lelaki, sebenarnya ada banyak cewek bekerja di sana, tapi bagi mereka para lelaki, sosok wanita seperti Yola itu dirasa seperti memiliki magnet yang kuat, yang bisa membuat para lelaki selalu ingin datang ke cafe meskipun sekedar bertemu dan bertegur sapa ketika si Yola sedang melayani.
Perlu dicatat Yola memang wanita idaman kebanyakan para pria, tetapi dia juga bukan wanita yang mudah tertarik dengan asal pria, dia itu tipe wanita yang sangat selektif dalam memilih pasangan, selain cakep pria berduit lah yang kini menjadi incarannya.
Pada suatu hari Denny dan Ari sedang tidak bekerja bukan karena malas atau kenapa tapi sang juragan Bapak Haji Saipul lagi menyetop sementara barang yang masuk, dan baru besok lusa bukanya lagi.
Denny pun mengajak Ari untuk nongkrong seperti biasa, akhirnya mereka berdua pun berangkat dengan menaiki mobil pickup barunya dan setelah sampai Ari pun langsung menuju meja bilyard tapi tidak halnya dengan Denny, begitu masuk cafe matanya langsung menyapu seluruh ruangan cafe sudah bisa ditebak Yola lah yang dia cari.
Kebetulan pada hari itu pengunjung cafe bilyard tidak terlalu rame seperti biasanya, dengan situasi yang seperti itu membuat Denny bisa lebih mudah untuk kenal lebih dekat lagi dengan Yola.
"Pagi Yola ...." sapa Denny memulai.
Yola membalas dengan senyuman khas yang memamerkan kedua lesung pipinya, sambil menjawab,
"Pagi ... Emang jam segini masih pagi ya?"
Sebuah jawaban sekaligus pertanyaan dari wanita yang sangat dikagumi yang membikin Denny jadi salah tingkah, baru kali ini dia grogi dengan wanita.
Sambil menghela napas Denny mengatur sikap lalu berkata,
"Ah Yola bisa aja bikin aku jadi grogi, gimana betah kerja di sini?" tanya Denny.
"Ya. Lumayan," jawab Yola sambil mengangguk pelan.
Sambil ngobrol dengan Denny sesekali Yola merhatiin Ari yang sedang main bilyard.
"Keliatannya teman kamu itu jago main nya, siapa sih namanya?" tanya Yola.
"Ari," Jawab Denny.
"Dia itu seumuran mu?" lanjut Denny.
"Enggak dia itu masih ABG, tubuhnya aja yang bongsor." Memang Denny itu empat tahun lebih tua dari Ari, jadi kalau sekarang Ari usia tujuh belas tahun, maka bisa dibilang Denny lah yang seusia dengan Yola.
"O gitu, Ngomong-ngomong kamu itu kerja apa sih, kok bawa pickup segala?" tanya Yola.
"Dagang buah," jawab Denny.
"Buah apa?" tanya Yola lagi.
"Ya macam-macam, kadang jeruk, apel, melon, macem-macem lah tergantung musim, tapi yang paling sering itu ya jeruk," terang Denny.
"Wah ... Seger ya, mau dong jeruk nya," ucap Yola bercanda.
"Boleh ...." jawab Denny sambil senyum sumringah.
"Bener ya?" sahut Yola, kontak mata sempat terjadi, Denny sangat senang.
Waktu terus berlalu kira-kira hampir satu jam mereka berdua ngobrol kesana kemari, itu dikarenakan pengunjung tidak terlalu rame.
Lagi asik-asiknya ngobrol tiba-tiba Ari menghampiri mereka berdua.
"Wah asik bener, Boleh minta minuman nya Yol," ucap Ari.
"Idih minta. Beli!" sahut Denny.
"Lha situ kan bosnya, hahaha," sahut Ari membalas sambil ketawa.
"Anggur dua," ucap Denny pada Yola.
"Aku sama es batu satu," pinta Ari.
Yola pun bergegas melayani pelanggannya tersebut, tentang kedua pemuda itu, sebenarnya Yola sudah mengetahui siapa sebenarnya Denny dan siapa Ari, itu dikarenakan salah satu temannya ada yang menjadi karyawan di salah satu toko milik Haji Suhadi yang tak lain adalah Bapak nya Ari.
Sebelum kerja di Caffe Bilyard sebenarnya Yola itu sudah pernah diajak temennya untuk kerja di tokonya Haji Suhadi, tapi Yola gak mau lantaran dia tau kalau jadi karyawan toko itu gajinya tak seberapa beda kalau kerja di Caffe, selain gaji bulanan yang lumayan dia juga bisa dapet ceperan dari para tamu yang jadi pelanggannya.
Dengan wajah cantik yang dimilikinya bukan lah perkara yang sulit, bagi Yola untuk memikat hati para pelanggan terlebih mereka para lelaki hidung belang.
Mengenai Ari dan Denny kalau mau membandingkan ya tentu, lebih unggulan Ari dari pada Denny, secara Ari itu posturnya tinggi gagah dan kulitnya juga putih.
Sedangkan Denny posturnya lebih pendek dan kecil, kulitnya juga agak kecoklatan, belum lagi kalau bicara tentang materi, ya tentu Ari lah yang unggul, ya meskipun Denny juga punya Ayah sambung seorang pengusaha cuma Ayah sambungnya sendiri kurang suka dengannya, ya karena nakal Denny itu.
Dan andaikan para cewek-cewek disuruh memilih antara Denny dan Ari tentu mereka akan memilih Ari tak terkecuali Yola.
Namun disisi lain si Denny sejak melihat Yola pertama kali dia memang langsung kepincut, dia selalu berusaha bagaimana caranya untuk bisa mengencaninya.
Sejak saat itu dia selalu mencari cara untuk bisa mewujudkan kan rencananya itu, sebenarnya bukannya Yola gak mau untuk diajak kencan intim, ya, pokok ada uang tebal pasti dia mau, cuma Denny ini adalah type laki-laki yang irit modal tapi ingin dapat barang bagus.
Jadi Denny berencana memberi obat perangsang untuk Yola.
Di hari berikutnya tepatnya malam jumat tanpa dibarengi Ari, Denny pun berangkat ke Cafe Bilyard dengan membawa jeruk dan serbuk obat perangsang yang di pesannya lewat o****e.
Sengaja dia datang dimalam itu karena dia tau kalau malam jumat Cafe pasti sepi.
Akhirnya sampailah Denny di Caffe, setelah markir Pickup barunya Denny pun langsung masuk dan langsung menghampiri Yola yang sedang mainan HP.
BERSAMBUNG.
Akhirnya malam pun tiba. "Malam Yola ...." sapa Denny."Tumben sendiri, mana Ari?" tanya Yola."Aku tinggal," jawabnya singkat."Kok gitu?" tanya Yola lagi."Iyalah aku kan ingin ... sama kamu," jawab Denny kasih kode pakai jari sambil mengedipkan mata."Emang udah bawa ini ... Banyak?" balas Yola sambil kasi kode pakai ibu jari dan jari telunjuk (uang maksudnya)."Beres ... minta tehnya dong,"pinta Denny."kok cuma teh biasanya kamu anggur," sahut Yola."Lagi males teler," jawab Denny."Langsung antar di bilik belakang ya," pinta Denny."Mau di bilik apa?" tanya Yola."Anggrek," jawab Denny.Di cafe Bilyard itu memang menyediakan banyak bilik yang biasa dipakai bercinta para pelayan cafe dan para
Pemuda itu berdiri. "Bentar ya, aku mau ke kamar kecil dulu," Denny berpamitan sambil berjalan.Di dalam kamar kecil Denny merasa penasaran dengan reaksi dari obat perangsang yang telah diminum oleh Yola, sengaja Denny agak berlama-lama di dalam kamar kecil. Kira-kira setelah sepuluh menit berlalu terdengar suara Yola memanggil."Denny ...." suara Yola agak sedikit parau."Kamu ngapain sih?" lanjut Yola bertanya."Ya bentar," jawab Denny sambil keluar dari kamar kecil.Antara percaya dan tidak, Denny melihat perubahan ekspresi Yola dari sebelumnya, raut mukanya terlihat agak sedikit tegang, dengan pandangan mata yang terlihat seperti orang yang berharap, ditambah mulut yang sedikit terbuka.'Yes sudah tidak diragukan lagi kalau saat ini Yola benar-benar berada dalam pengaruh obat perangsang itu,' katanya dalam hati.Sebenarnya s
Ari pun segera bergegas kembali kemeja bilyard."Ayo mulai," seru Ari."Ayo ... Siapa takut," sahut Roni.Mulai lah mereka berdua bermain bilyard.Ari memang jago kalau urusan bermain adu sodok itu, terbukti tiap kali ia bermain hampir bisa dipastikan lawan-lawannya kalah, tak terkecuali dengan si Roni.Sudah tiga kali permainan Roni kalah terus, hingga akhirnya dia pun menyerah."Udah Ri, aku ngaku kalah, aku nyerah," ucapnya."Ayo satu permainan lagi, kalau gak mau aku suruh bayarin semua minuman dan rokoknya," ancam Ari.Tapi sebenarnya dia cuma menggoda, karena semua pesanannya itu sudah dibayar. Sementara itu Yola yang sejak tadi duduk di bangku sesekali mengambilkan minum buat Ari tiap kali diminta.Sambil duduk pandangan Yola pun terus memperhatikan Ari yang sangat jago bermain bilyar
"Kalau gitu aku mau bilang dulu sama Mama Mirna, mau minta izin," ucap Yola. Mama Mirna adalah manager cafe yang juga sebagai ibunya para wanita penghibur yang ada di situ."Ya udah sana," balas Ari.Sebelum beranjak pergi tiba-tiba Yola memeluk Ari sambil memberi kecupan mesra dan Ari pun memejamkan mata sambil terlihat tersenyum seakan menikmati pelukan dan kecupan dari Yola.Sedikit mengulang tentang tabiat Yola,dia itu adalah tipe wanita yang sangat matre, dia itu tidak bisa hidup susah, dia juga bukan tipe wanita yang setia, itu terbukti dia tega meninggalkan, sekaligus menggugat cerai mantan suaminya, dan tega meninggalkan anaknya yang masih berumur dua tahun.Tega, kejam, sadis, ya mungkin itulah ungkapan-ungkapan yang sangat pas buat Yola.Dulu dia terbilang masih muda ketika menikah, baru berusia 18 tahun, tepatnya setelah dia lulus dari SMU.
Perlu diketahui Ari memang cowok nakal cuma selama ini nakalnya itu hanya seputar mabok, taruhan di meja bilyard, dan untuk urusan main dengan perempuan selama ini dia cuma sebatas ngobrol dan bercanda-canda saja, karena untuk hubungan intim dia sudah punya prinsip untuk tidak melakukannya kecuali dengan istrinya kelak.Hal yang sangat sulit untuk bisa diterima oleh akal, karena yang namanya judi, mabuk, hubungan intim dengan wanita penghibur itu adalah satu kombinasi aktivitas di dalam sebuah tempat hiburan.Namun nyatanya masih ada seseorang pemuda yang masih bisa menghindari salah satunya, yaitu seks bebas yang merupakan puncak kenikmatan yang ada di sebuah tempat hiburan tersebut.Ya, dialah Ari Anggara bin H Suhadi orangnya.Kembali ke perjalanan Ari dan Yola yang dari Surabaya menuju kota Malang,dan setelah melihat Yola yang telah memamerkan paha mu
Tidak lama kemudian Ari pun terlihat keluar dari kantin sambil membawa snack dan air mineral, dengan agak terburu-buru Ari pun segera masuk ke dalam mobil."Lama ya?" ucap Ari bertanya."Gak juga, Oiya kira-kira nanti kita nyampe Malang jam berapa ya Ri?" tanya Yola."Tadi kita berangkat jam sebelas, karena kita lewat jalur yang aman dari Polisi, mungkin ya kira-kira jam tiga atau empat sore kita baru nyampe," terang Ari."Eh, kamu bawa miras ya?""Iyalah buat nyediain kamu," jawab Yola."Asik ...." timpal Ari sambil cengengesan."Mau nyobain?" tanya Yola."Boleh, setengah sloki saja," ucap Ari.."Iya lah, kebanyakan bisa mabok kamu ntar," balas Yola sambil menuang minuman ke dalam sloki."Nih," Yola pun mengulurkan sloki. 
Bukan cuma status sosial saja yang beda, masalah umur pun mereka terpaut lima tahun, ditambah Yola sendiri sudah menjadi janda beranak satu, pokoknya komplit lah sekat yang bikin dia jadi tambah sulit untuk bisa mendapatkan Ari.Pikiran Yola pun terus berkecamuk hingga tanpa terasa jika mereka telah kelewat dari rumahnya."Mana rumahmu Yol? Katanya gak jauh dari perempatan?" tanya Ari, dan Yola pun agak terkejut dan segera sadar kalau mereka telah terlewat."Oh maaf-maaf kayaknya udah terlewat, muter balik lagi dong," ucap Yola dengan muka sedikit malu."Yah ... Makanya jangan ngelamun dong ...." seru Ari."Iyaa maaf, tuh depan ada gardu PLN rumah ku di sebelah nya," sahut Yola.Akhirnya mereka berdua pun sampai di rumah Yola tepat pukul tiga lewat lima belas menit."Ayo turun," ajak Yola."Ayo," sahut Ari singkat.Ketika turun Yola pun cuma make celana pendek dengan tubuh ditutupi dengan
Akhirnya mereka bertiga pun makan bareng, Ibu Yola masak semur pedas cumi-cumi dan sayur asem.Sementara itu si Sandi terlihat tidak ikut makan dia masih tiduran di depan televisi sambil ngemil buah kelengkeng."Sandi ... Udah to makan kelengkeng nya nanti sakit perut lo kalau kebanyakan ... Ayo sini oma suapi, makan bareng sama kak Ari sini lho ...." seru Ibu Yola.Dengan malasnya Sandi pun bergegas mendekati Omanya yang duduk bersebelahan dengan Yola, tantenya."Hiih, sana jangan deket-deket tante, jorok kamu, sana mandi dulu," seru Yola sambil terlihat mendorong Sandi dan menutupi hidungnya.Sandi pun terlihat merengek manja sembari minta perlindungan ke Omanya.Sambil disuapin, Sandi pun terlihat bertanya kepada Omanya."Oma, Mama kok belum pulang to ...." tanya Sandi kepada Omanya.&nb
Seperti telah menemukan ide, tiba-tiba Yola melepas punya nya itu dan kemudian duduk, namun kali ini bukannya duduk di atas paha melainkan di atas perut Ari, namun dengan tidak terlalu menekankan posisi duduknya, karena khawatir akan membuat Ari sesak dan kesakitan.Dengan posisi seperti itu lalu Yola mengambil lotion yang tidak memiliki bau (sejenis minyak nabati) dari dalam tasnya, lalu dia melumuri barang Ari dengan lotion tersebut dan terus mengocoknya.Barang Ari yang sudah terlihat lemas itu terus dia remas-remas hingga akhirnya mulai terlihat bangkit lagi, Yola pun terus mulai mengocoknya perlahan.Sambil terus mengocoknya Yola pun melihat Ari yang sudah tidak sadarkan diri tersebut mulai meringis dan juga mendesis, tau kalau Ari bisa menikmati permainannya Yola pun semakin cepat dalam mengocoknya, hingga akhirnya Yola merasa kalau barang Ari mau mengeluarkan cairan kentalnya, lalu Yola pun mendekatkan barangnya ke barang Ari dan bermaksud
Sementara Ari benar-benar telah berada dalam pengaruh miras oplosan Yola, dia terlihat seperti sudah tidak berdaya lagi.Melihat Ari seperti itu Yola pun segera merebahkan jok yang di duduki Ari hingga sampai rata, lalu tanpa ragu lagi ia pun mulai menjamah seluruh tubuh Ari dengan tangan dan juga bibirnya.Cukup lama Yola menjamah tubuh Ari. Namun, seakan belum merasa puas dia pun mulai membuka baju Ari satu persatu, dimulai dari baju, kaos dalam, celana hingga menyisakan celana pendek dan celana dalam saja.Sedangkan Yola sendiri juga sudah melepas semua bajunya kecuali celana dalam dan pembungkus Gunung kembarnya.Lalu Yola bergerak aktif dan dia pun mulai menjamah lagi tubuh Ari secara langsung mulai dari kening, pipi, telinga, leher.Ketika mulai sampai mulut Yola pun berlama-lama di situ, Yola yang memang sejak tadi mengunyah permen mint kemudian memasukkan permen yang
Sayang seribu sayang pas Ari mau pesan jagung bakar pedagangnya bilang kalau jagungnya habis, tinggal satu."Ya udah gak papa lah bang satu saja," ucap Ari."Berapa duit bang?" tanya Ari."Alah wong cuma satu aja, ambil saja mas, gratis buat Mas," sahut pedagang.Sementara itu ketika tadi Ari mulai keluar dari mobil Yola pun terlihat memasukkan obat kuat kedalam dua botol miras yang belum dia kasih dan segera menyimpannya lagi.Begitu Yola selesai menyimpan miras tersebut, Ari pun datang dengan membawa satu buah jagung bakar."Nih cuma ada satu," ujar Ari sambil memberikan jagung bakar tersebut."Kok cuma satu, buat kamu mana?" tanya Yola."Udah buat kamu saja," jawab Ari.Lalu Yola pun nampak mulai memakan jagung bakar yang sudah dibumbui pedas manis itu, mungkin nikmat sekali rasa jagung b
Akhirnya mereka bertiga pun makan bareng, Ibu Yola masak semur pedas cumi-cumi dan sayur asem.Sementara itu si Sandi terlihat tidak ikut makan dia masih tiduran di depan televisi sambil ngemil buah kelengkeng."Sandi ... Udah to makan kelengkeng nya nanti sakit perut lo kalau kebanyakan ... Ayo sini oma suapi, makan bareng sama kak Ari sini lho ...." seru Ibu Yola.Dengan malasnya Sandi pun bergegas mendekati Omanya yang duduk bersebelahan dengan Yola, tantenya."Hiih, sana jangan deket-deket tante, jorok kamu, sana mandi dulu," seru Yola sambil terlihat mendorong Sandi dan menutupi hidungnya.Sandi pun terlihat merengek manja sembari minta perlindungan ke Omanya.Sambil disuapin, Sandi pun terlihat bertanya kepada Omanya."Oma, Mama kok belum pulang to ...." tanya Sandi kepada Omanya.&nb
Bukan cuma status sosial saja yang beda, masalah umur pun mereka terpaut lima tahun, ditambah Yola sendiri sudah menjadi janda beranak satu, pokoknya komplit lah sekat yang bikin dia jadi tambah sulit untuk bisa mendapatkan Ari.Pikiran Yola pun terus berkecamuk hingga tanpa terasa jika mereka telah kelewat dari rumahnya."Mana rumahmu Yol? Katanya gak jauh dari perempatan?" tanya Ari, dan Yola pun agak terkejut dan segera sadar kalau mereka telah terlewat."Oh maaf-maaf kayaknya udah terlewat, muter balik lagi dong," ucap Yola dengan muka sedikit malu."Yah ... Makanya jangan ngelamun dong ...." seru Ari."Iyaa maaf, tuh depan ada gardu PLN rumah ku di sebelah nya," sahut Yola.Akhirnya mereka berdua pun sampai di rumah Yola tepat pukul tiga lewat lima belas menit."Ayo turun," ajak Yola."Ayo," sahut Ari singkat.Ketika turun Yola pun cuma make celana pendek dengan tubuh ditutupi dengan
Tidak lama kemudian Ari pun terlihat keluar dari kantin sambil membawa snack dan air mineral, dengan agak terburu-buru Ari pun segera masuk ke dalam mobil."Lama ya?" ucap Ari bertanya."Gak juga, Oiya kira-kira nanti kita nyampe Malang jam berapa ya Ri?" tanya Yola."Tadi kita berangkat jam sebelas, karena kita lewat jalur yang aman dari Polisi, mungkin ya kira-kira jam tiga atau empat sore kita baru nyampe," terang Ari."Eh, kamu bawa miras ya?""Iyalah buat nyediain kamu," jawab Yola."Asik ...." timpal Ari sambil cengengesan."Mau nyobain?" tanya Yola."Boleh, setengah sloki saja," ucap Ari.."Iya lah, kebanyakan bisa mabok kamu ntar," balas Yola sambil menuang minuman ke dalam sloki."Nih," Yola pun mengulurkan sloki. 
Perlu diketahui Ari memang cowok nakal cuma selama ini nakalnya itu hanya seputar mabok, taruhan di meja bilyard, dan untuk urusan main dengan perempuan selama ini dia cuma sebatas ngobrol dan bercanda-canda saja, karena untuk hubungan intim dia sudah punya prinsip untuk tidak melakukannya kecuali dengan istrinya kelak.Hal yang sangat sulit untuk bisa diterima oleh akal, karena yang namanya judi, mabuk, hubungan intim dengan wanita penghibur itu adalah satu kombinasi aktivitas di dalam sebuah tempat hiburan.Namun nyatanya masih ada seseorang pemuda yang masih bisa menghindari salah satunya, yaitu seks bebas yang merupakan puncak kenikmatan yang ada di sebuah tempat hiburan tersebut.Ya, dialah Ari Anggara bin H Suhadi orangnya.Kembali ke perjalanan Ari dan Yola yang dari Surabaya menuju kota Malang,dan setelah melihat Yola yang telah memamerkan paha mu
"Kalau gitu aku mau bilang dulu sama Mama Mirna, mau minta izin," ucap Yola. Mama Mirna adalah manager cafe yang juga sebagai ibunya para wanita penghibur yang ada di situ."Ya udah sana," balas Ari.Sebelum beranjak pergi tiba-tiba Yola memeluk Ari sambil memberi kecupan mesra dan Ari pun memejamkan mata sambil terlihat tersenyum seakan menikmati pelukan dan kecupan dari Yola.Sedikit mengulang tentang tabiat Yola,dia itu adalah tipe wanita yang sangat matre, dia itu tidak bisa hidup susah, dia juga bukan tipe wanita yang setia, itu terbukti dia tega meninggalkan, sekaligus menggugat cerai mantan suaminya, dan tega meninggalkan anaknya yang masih berumur dua tahun.Tega, kejam, sadis, ya mungkin itulah ungkapan-ungkapan yang sangat pas buat Yola.Dulu dia terbilang masih muda ketika menikah, baru berusia 18 tahun, tepatnya setelah dia lulus dari SMU.
Ari pun segera bergegas kembali kemeja bilyard."Ayo mulai," seru Ari."Ayo ... Siapa takut," sahut Roni.Mulai lah mereka berdua bermain bilyard.Ari memang jago kalau urusan bermain adu sodok itu, terbukti tiap kali ia bermain hampir bisa dipastikan lawan-lawannya kalah, tak terkecuali dengan si Roni.Sudah tiga kali permainan Roni kalah terus, hingga akhirnya dia pun menyerah."Udah Ri, aku ngaku kalah, aku nyerah," ucapnya."Ayo satu permainan lagi, kalau gak mau aku suruh bayarin semua minuman dan rokoknya," ancam Ari.Tapi sebenarnya dia cuma menggoda, karena semua pesanannya itu sudah dibayar. Sementara itu Yola yang sejak tadi duduk di bangku sesekali mengambilkan minum buat Ari tiap kali diminta.Sambil duduk pandangan Yola pun terus memperhatikan Ari yang sangat jago bermain bilyar