Home / Romansa / Terpaksa Menikahi CEO / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Terpaksa Menikahi CEO : Chapter 151 - Chapter 160

176 Chapters

Membuat Tanda Merah di Leher

151. “Sayang, lepaskan dulu dekapanmu,” bisik Olivia Milan ketika berada di dalam lift menuju ke ruang penjamuan di lantai empat. Sepanjang mereka berada di dalam lift, Rainer Griffin selalu mendekap pundaknya seolah pria itu ingin memberi penekanan pada Alexander Brown bahwa ia memiliki hak sepenuhnya atas Olivia Milan.“Tidak. Aku khawatir kekasihku akan diculik oleh orang jahat. Saat ini, banyak orang jahat yang penampilannya menyerupai orang baik-baik,” gumam Rainer Griffin seolah sedang menyindir Alexander Brown.“Nona Milan, kuharap kau banyak membaca literature tentang kepribadian orang-orang yang posesif. Jujur saja, beberapa toxic relationship ditandai dengan sikap posesif dari salah satu pihak!” tutur Alexander Brown tak peduli jika Rainer Griffin akan tersinggung karenanya.Sejenak, Rainer Griffin tertawa setelah mendengar peringatan dari Alexander Brown tentang hubungan yang toxic.&ldqu
Read more

Menikmati Jamuan Bersama

152. Di dalam toilet, Olivia Milan mencoba menyamarkan ruam merahnya menggunakan concealer, meski tak begitu membantu, setidaknya ruam merah tersebut sedikit tersamar. Ia juga menata rambutnya yang sempat sedikit berantakan, dan memoles bibirnya menggunakan lipstick agar riasannya kembali fresh dan enak dipandang mata.Ketika Olivia Milan keluar dari toilet, Rainer Griffin telah menunggunya di lorong depan. Melihat ruam-ruam merah di leher kekasihnya telah tersamar, pria itu sedikit kecewa karenanya.“Harusnya kubuat yang lebih banyak lagi dari itu!” gumam Rainer Griffin setengah kesal, ia jelas ingin menunjukkan wilayah kekuasaannya pada sosok Alexander Brown yang memiliki gelagat tertarik pada Olivia Milan.“Apa lihat-lihat?!” Olivia Milan melotot ketika kekasihnya menunjukkan gejala-gejala ingin melakukan hal-hal aneh lagi.“Tidak, sepertinya lipstikmu lebih tebal dari pada biasanya. Kau sedang mencoba
Read more

Hobi Berciuman

153. “Ehm, Nona Milan, maaf menginterupsi kalian. Bisa kuajak bicara berdua saja barang sejam dua jam? Tentu saja ini terkait dengan gagasan Nona Milan!” Alexander Brown merasa waktunya terbuang cuma-cuma jika masih ada sosok Rainer Griffin di antara mereka.“TIDAK BISA!” Rainer Griffin menyahut dengan cepat.“Tentu saja bisa, Tuan Brown,” Olivia Milan menjawab dengan yakin, ia yakin harus menekan sikap kekanak-kanakan Rainer Griffin demi mencapai kesuksesan yang ditargetkan oleh Nyonya Emily Griffin.“Baiklah, ayo kita mengobrol di tempat lain yang lebih nyaman,” Alexander Brown bangkit berdiri.“Di mana?” Rainer Griffin dan Olivia Milan bertanya bersamaan.“Aku memiliki Café yang nyaman di kota ini, kita bisa ke sana, Nona Milan. Tapi maaf, hanya berdua!”“TIDAK BISA!” Rainer Griffin memprotes.“BISA!” Olivia M
Read more

General Anxiety Disorder

154. “Durasi….!” Alexander Brown tiba-tiba mengeluarkan suara, dan di saat itulah Olivia Milan seolah baru teringat jika ada pria lain di ruangan tersebut. Ciuman dari Rainer Griffin seolah membuatnya amnesia sementara.“Ba-baik, Tuan Brown. Maafkan saya.”“Baiklah. Aku mengizinkan calon istriku untuk berdiskusi bisnis denganmu. Meski aku tak suka denganmu, tapi aku berjanji untuk berterima kasih sebanyak-banyaknya padamu, jika kau bisa membantu membesarkan bisnis calon istriku! Kuharap, Brilliant Brown Foundation memiliki kapasitas yang cukup untuk mengubah gadis dungu ini menjadi sukses!” celoteh Rainer Griffin seraya mengusap-usapkan tangannya ke kepala Olivia Milan.“Sssst! Aku bukan gadis dungu lagi! Camkan itu!” Olivia Milan melotot.“Kau bukan gadis dungu lagi, setelah sukses nanti. Saat ini, aku masih akan menyebutmu dungu, mengerti?” balas Rainer Griffin seray
Read more

Gloomy Sunday

155. Olivia Milan dan Alexander Brown akhirnya keluar dari gedung BJ Project. Rainer Griffin memasang matanya untuk terus membuntuti ke mana arah calon istrinya dibawa oleh Alexander Brown. Sekitar tiga menit setelahnya, Rainer Griffin mulai melihat mobil yang dikendarai Alexander Brown. Pria itu pun pelan-pelan membuntuti mobil tersebut hingga mobil itu berhenti di sebuah café klasik yang dinamai Gloomy Sunday Café, sebuah nama yang sepertinya terinspirasi dari lagu yang pernah dinyanyikan oleh Billie Holiday.‘Nama yang suram! Bukankah lagu Gloomy Sunday pernah dicatat sejarah sebagai lagu yang membuat lonjakan kasus bunuh diri di eranya?’ gumam Rainer Griffin dalam hati. Ia lantas memarkirkan mobilnya tepat di samping mobil milik Alexander Brown.Tetapi, alih-alih memasuki café, Rainer Griffin justru memilih untuk duduk di sebuah smoking area yang ada tak jauh dengan tempat parkir. Pria itu seolah penasaran denga
Read more

Tectona Grandis

156. “Jadi, saya harus terbang ke Ravine Fort dan tinggal di sana selama tiga bulan?” tanya Olivia Milan sedikit tercengang setelah mendapat penjelasan bahwa kelas inkubasi bisnis hanya bisa dilakukan di pusat Brilliant Brown Foundation yang ada di negeri seberang, tepatnya di kota Ravine Fort.“Ya, di sana, kau juga bisa berburu siapa saja yang akan menjadi tim dalam bisnismu. Kami memiliki satu asrama besar yang ditinggali para calon pengusaha muda lintas negara. Selain belajar berbisnis, kau juga akan belajar banyak tentang budaya,” jawab Alexander Brown seraya menunjukkan potret gedung asrama besar yang ada dalam naungan Brilliant Brown Foundation.Olivia Milan memanjangkan lehernya guna melihat foto-foto yang ditampilkan pada tablet milik Alexander Brown. “Tuan Brown mendanai semua kegiatan tersebut? Mendanai semua biaya hidup para peserta inkubasi bisnis?” tanya Olivia Milan tak percaya. Dilihat dari fotony
Read more

Kekhawatiran Emily Griffin

157. Keesokan harinya, Olivia Milan mulai sibuk untuk mempersiapkan ragam persyaratan administrative yang diminta Brilliant Brown Foundation.  Sebelum saling berpisah dengan urusannya masing-masing, Rainer Griffin menyempatkan diri untuk menelepon neneknya.“Halo, Nenek! Olivia berhasil! Dia telah mendapatkan kontrak kerja sama dengan Brilliant Brown Foundation bahkan ketika dia masih akan melakukan kegiatan inkubasi bisnis di Raviner Fort!” celetuk Rainer Griffin dengan segera, ia paham jika neneknya adalah orang yang tak mungkin mengingkari janji.“Benarkah? Senang mendengarnya, Nona Milan memang gadis yang tangguh. Ah, baiklah, kalian boleh mendaftarkan pernikahan setelah Nona Milan menandatangani kontrak kerja sama!” ucap Nyonya Emily Griffin dari seberang.“Semudah itu??!” Olivia Milan memekik tak percaya, ia yang tengah menempelkan telinganya di ponsel Rainer Griffin akhirnya juga bisa mendengar
Read more

Pertemuan yang Tak Terduga

158.“Aku juga bingung, Alice Winterbourne adalah perempuan yang licik dan licin. Jika memungkinkan, mintalah pada Rain untuk memutus kerja sama dengan Alice. Dengan begitu, dia tak akan memiliki banyak kesempatan untuk mencampuri hal-hal yang bukan urusannya.”“Jujur saja, saya sudah pernah mengemukakan hal tersebut pada Rain, tapi dia justru mengatakan jika Alice dan dia bisa bersikap professional…” Olivia Milan menunduk dengan raut wajah yang sedikit khawatir.“Hem… Situasinya memang sedang tak baik, mungkin Rain sebenarnya juga was-was dengan keberadaan Alice sebagai koleganya. Jika memang tak memungkinkan untuk menyingkirkan perempuan itu, kukira kau harus menikah dengan Rain secepatnya, lalu ukir prestasimu selama kau berada di Ravine Fort. Setidaknya, jika kau berhasil menjadi ‘seseorang’, kau akan lebih mudah melawan perempuan itu!” tutur Emily Griffin seraya mene[uk-nepuk tangan Olivia Milan.
Read more

Menginap di Hotel

159. Setelah pertemuannya dengan Alice di gedung Visa Center, Olivia Milan merasa sedikit lega karena tak terjadi hal-hal buruk yang berarti di hari-hari berikutnya. Semua hal berjalan dengan sangat lancar, hubungannya dengan Rainer Griffin juga semakin hangat dari hari ke hari. Persiapan pemberkasan yang ia lakukan juga berjalan dengan cukup lancar.Hari itu adalah hari ke tujuh setelah pertemuan Olivia Milan dengan Alexander Brown. Sore hari menjelang petang, Olivia Milan telah berada di kantor cabang Brilliant Brown Foundation yang ada di kota Queensland. Setelah menunggu beberapa jam dan belum juga bertemu dengan Alexander Brown, seorang pegawai di BB Foundation mendekati Olivia Milan yang tengah duduk menunggu di Lobby.“Mohon maaf, apakah Nona yang bernama Olivia Milan?” tanya seorang pegawai perempuan berusia tiga puluhan tahun kepada Olivia Milan.“Benar, saya sudah membuat janji dengan Tuan Brown sebelumnya,”
Read more

Telepon di Pagi Hari

160. Pukul sepuluh lebih seperempat malam hari, Olivia Milan dan Rainer Griffin telah memasuki kamar hotel di The Royal Queensland Hotel. Sebagai peringatan bahwa itu adalah malam pertama mereka menginap di hotel, Rainer Griffin telah memesan kamar khusus dengan dekorasi khusus juga. Setidaknya, ia ingin pengalaman pertamanya itu akan membekas di hati Olivia Milan.Kamar yang dipesan Rainer Griffin tersebut dipenuhi dengan bunga mawar bourbon hampir di semua lantai dan juga ranjang. Di sepanjang sisi dinding, telah tergantung lampu tumbler keemasan dengan nyala kelap-kelip yang syahdu. Di satu sudut dinding, terdapat sebuah kalimat besar yang berbunyi,“Will You Marry Me, My Beloved Olivia Milan”Tak jauh dari tulisan tersebut, terdapat sebuah meja trolly emas yang berisi dua botol wine dan beberapa potong macaroon pelangi, kudapan favorit Olivia Milan.“Sayang! Apakah aku sedang bermimpi?” pekik Olivia Milan t
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status