153.
“Ehm, Nona Milan, maaf menginterupsi kalian. Bisa kuajak bicara berdua saja barang sejam dua jam? Tentu saja ini terkait dengan gagasan Nona Milan!” Alexander Brown merasa waktunya terbuang cuma-cuma jika masih ada sosok Rainer Griffin di antara mereka.
“TIDAK BISA!” Rainer Griffin menyahut dengan cepat.
“Tentu saja bisa, Tuan Brown,” Olivia Milan menjawab dengan yakin, ia yakin harus menekan sikap kekanak-kanakan Rainer Griffin demi mencapai kesuksesan yang ditargetkan oleh Nyonya Emily Griffin.
“Baiklah, ayo kita mengobrol di tempat lain yang lebih nyaman,” Alexander Brown bangkit berdiri.
“Di mana?” Rainer Griffin dan Olivia Milan bertanya bersamaan.
“Aku memiliki Café yang nyaman di kota ini, kita bisa ke sana, Nona Milan. Tapi maaf, hanya berdua!”
“TIDAK BISA!” Rainer Griffin memprotes.
“BISA!” Olivia M
154.“Durasi….!” Alexander Brown tiba-tiba mengeluarkan suara, dan di saat itulah Olivia Milan seolah baru teringat jika ada pria lain di ruangan tersebut. Ciuman dari Rainer Griffin seolah membuatnya amnesia sementara.“Ba-baik, Tuan Brown. Maafkan saya.”“Baiklah. Aku mengizinkan calon istriku untuk berdiskusi bisnis denganmu. Meski aku tak suka denganmu, tapi aku berjanji untuk berterima kasih sebanyak-banyaknya padamu, jika kau bisa membantu membesarkan bisnis calon istriku! Kuharap, Brilliant Brown Foundation memiliki kapasitas yang cukup untuk mengubah gadis dungu ini menjadi sukses!” celoteh Rainer Griffin seraya mengusap-usapkan tangannya ke kepala Olivia Milan.“Sssst! Aku bukan gadis dungu lagi! Camkan itu!” Olivia Milan melotot.“Kau bukan gadis dungu lagi, setelah sukses nanti. Saat ini, aku masih akan menyebutmu dungu, mengerti?” balas Rainer Griffin seray
155.Olivia Milan dan Alexander Brown akhirnya keluar dari gedung BJ Project. Rainer Griffin memasang matanya untuk terus membuntuti ke mana arah calon istrinya dibawa oleh Alexander Brown. Sekitar tiga menit setelahnya, Rainer Griffin mulai melihat mobil yang dikendarai Alexander Brown. Pria itu pun pelan-pelan membuntuti mobil tersebut hingga mobil itu berhenti di sebuah café klasik yang dinamai Gloomy Sunday Café, sebuah nama yang sepertinya terinspirasi dari lagu yang pernah dinyanyikan oleh Billie Holiday.‘Nama yang suram! Bukankah lagu Gloomy Sunday pernah dicatat sejarah sebagai lagu yang membuat lonjakan kasus bunuh diri di eranya?’ gumam Rainer Griffin dalam hati. Ia lantas memarkirkan mobilnya tepat di samping mobil milik Alexander Brown.Tetapi, alih-alih memasuki café, Rainer Griffin justru memilih untuk duduk di sebuah smoking area yang ada tak jauh dengan tempat parkir. Pria itu seolah penasaran denga
156.“Jadi, saya harus terbang ke Ravine Fort dan tinggal di sana selama tiga bulan?” tanya Olivia Milan sedikit tercengang setelah mendapat penjelasan bahwa kelas inkubasi bisnis hanya bisa dilakukan di pusat Brilliant Brown Foundation yang ada di negeri seberang, tepatnya di kota Ravine Fort.“Ya, di sana, kau juga bisa berburu siapa saja yang akan menjadi tim dalam bisnismu. Kami memiliki satu asrama besar yang ditinggali para calon pengusaha muda lintas negara. Selain belajar berbisnis, kau juga akan belajar banyak tentang budaya,” jawab Alexander Brown seraya menunjukkan potret gedung asrama besar yang ada dalam naungan Brilliant Brown Foundation.Olivia Milan memanjangkan lehernya guna melihat foto-foto yang ditampilkan pada tablet milik Alexander Brown. “Tuan Brown mendanai semua kegiatan tersebut? Mendanai semua biaya hidup para peserta inkubasi bisnis?” tanya Olivia Milan tak percaya. Dilihat dari fotony
157.Keesokan harinya, Olivia Milan mulai sibuk untuk mempersiapkan ragam persyaratan administrative yang diminta Brilliant Brown Foundation. Sebelum saling berpisah dengan urusannya masing-masing, Rainer Griffin menyempatkan diri untuk menelepon neneknya.“Halo, Nenek! Olivia berhasil! Dia telah mendapatkan kontrak kerja sama dengan Brilliant Brown Foundation bahkan ketika dia masih akan melakukan kegiatan inkubasi bisnis di Raviner Fort!” celetuk Rainer Griffin dengan segera, ia paham jika neneknya adalah orang yang tak mungkin mengingkari janji.“Benarkah? Senang mendengarnya, Nona Milan memang gadis yang tangguh. Ah, baiklah, kalian boleh mendaftarkan pernikahan setelah Nona Milan menandatangani kontrak kerja sama!” ucap Nyonya Emily Griffin dari seberang.“Semudah itu??!” Olivia Milan memekik tak percaya, ia yang tengah menempelkan telinganya di ponsel Rainer Griffin akhirnya juga bisa mendengar
158.“Aku juga bingung, Alice Winterbourne adalah perempuan yang licik dan licin. Jika memungkinkan, mintalah pada Rain untuk memutus kerja sama dengan Alice. Dengan begitu, dia tak akan memiliki banyak kesempatan untuk mencampuri hal-hal yang bukan urusannya.”“Jujur saja, saya sudah pernah mengemukakan hal tersebut pada Rain, tapi dia justru mengatakan jika Alice dan dia bisa bersikap professional…” Olivia Milan menunduk dengan raut wajah yang sedikit khawatir.“Hem… Situasinya memang sedang tak baik, mungkin Rain sebenarnya juga was-was dengan keberadaan Alice sebagai koleganya. Jika memang tak memungkinkan untuk menyingkirkan perempuan itu, kukira kau harus menikah dengan Rain secepatnya, lalu ukir prestasimu selama kau berada di Ravine Fort. Setidaknya, jika kau berhasil menjadi ‘seseorang’, kau akan lebih mudah melawan perempuan itu!” tutur Emily Griffin seraya mene[uk-nepuk tangan Olivia Milan.
159.Setelah pertemuannya dengan Alice di gedung Visa Center, Olivia Milan merasa sedikit lega karena tak terjadi hal-hal buruk yang berarti di hari-hari berikutnya. Semua hal berjalan dengan sangat lancar, hubungannya dengan Rainer Griffin juga semakin hangat dari hari ke hari. Persiapan pemberkasan yang ia lakukan juga berjalan dengan cukup lancar.Hari itu adalah hari ke tujuh setelah pertemuan Olivia Milan dengan Alexander Brown. Sore hari menjelang petang, Olivia Milan telah berada di kantor cabang Brilliant Brown Foundation yang ada di kota Queensland. Setelah menunggu beberapa jam dan belum juga bertemu dengan Alexander Brown, seorang pegawai di BB Foundation mendekati Olivia Milan yang tengah duduk menunggu di Lobby.“Mohon maaf, apakah Nona yang bernama Olivia Milan?” tanya seorang pegawai perempuan berusia tiga puluhan tahun kepada Olivia Milan.“Benar, saya sudah membuat janji dengan Tuan Brown sebelumnya,”
160.Pukul sepuluh lebih seperempat malam hari, Olivia Milan dan Rainer Griffin telah memasuki kamar hotel di The Royal Queensland Hotel. Sebagai peringatan bahwa itu adalah malam pertama mereka menginap di hotel, Rainer Griffin telah memesan kamar khusus dengan dekorasi khusus juga. Setidaknya, ia ingin pengalaman pertamanya itu akan membekas di hati Olivia Milan.Kamar yang dipesan Rainer Griffin tersebut dipenuhi dengan bunga mawar bourbon hampir di semua lantai dan juga ranjang. Di sepanjang sisi dinding, telah tergantung lampu tumbler keemasan dengan nyala kelap-kelip yang syahdu. Di satu sudut dinding, terdapat sebuah kalimat besar yang berbunyi,“Will You Marry Me, My Beloved Olivia Milan”Tak jauh dari tulisan tersebut, terdapat sebuah meja trolly emas yang berisi dua botol wine dan beberapa potong macaroon pelangi, kudapan favorit Olivia Milan.“Sayang! Apakah aku sedang bermimpi?” pekik Olivia Milan t
161.Rainer Griffin keluar dari kamar mandi dengan langkah sedikit terburu-buru. Ketika ia melihat kekasihnya yang masih dalam keadaan tak berbusana dan hanya terbalut selimut, ia seolah tak memiliki waktu untuk sejenak menikmati pemandangan yang seharusnya membuat matanya berbinar terang.“Kau sudah bangun? Baguslah! Aku sedikit terbur-buru, Alice menghubungiku dan mengabarkan jika ada pertemuan mendadak yang harus kuikuti,” ucap pria itu seraya mengeringkan rambutnya yang basah.Ketergesa-gesaan Rainer Griffin seolah membuat Olivia Milan merasa semua romantisme yang mereka bangun semalaman, luntur seketika. Roboh oleh sebuah panggilan yang dilakukan Alice Winterbourne.“Sayang, apakah pertemuan itu teramat penting hingga kita harus berpisah secepat ini?”“Ayolah, bukankah nanti malam kita akan bertemu lagi? Kau juga akan ada pertemuan dengan si sialan Alexander Brown itu ‘kan? Nah, kau uruslah urusanmu dengan b
Ketika lampu ruangan telah menyala kembali, beberapa pria berseragam POLICE tengah berada di ruangan. Mereka membawa surat tugas penangkapan Alice Winterbourne yang didakwa sebagai dalang dari beberapa kasus kriminal ringan dan juga berat. Penangkapan tersebut merupakan buntut dari pelaporan Madam O-Mee yang selama enam tahun terakhir mulai giat mengumpulkan para korban Alice Winterbourne dan secara bersama-sama membangun aliansi guna merobohkan organisasi kriminal berkonsep Butterfly Effect yang digawangi Alice Winterourne.Maka, penangkapan Alice di hari pernikahannya bersama Rainer Griffin itu telah menjadi kabar yang paling mengejutkan di dalam gedung Treasury Luxurious Palace hari itu.“Jadi, Madam O-Mee adalah sosok gadis yang dulunya menjadi karyawan Rainer Griffin? Gadis itu telah bermetamorforsis menjadi Perempuan Hebat dan memiliki banyak privilege akibat kekayaannya yang berlimpah. Sepertinya ia sedang berada dalam misi membalas dendam kepada Alice Win
Tak terasa, tiga puluh menit telah berlalu. Suasana di dalam gedung Treasury Luxurious Palace berubah drastis, dari yang awalnya para tamu undangan diajak tertawa renyah akan dongeng Madam O-Mee yang menarik, di menit ke tiga puluh suara isakan tangis terdengar nyaris di seluruh penjuru ruangan.Semua orang turut terbawa kesedihan tokoh utama dalam dongeng yang saat itu diceritakan tengah mengandung bayi sementara si ayah bayi justru mengusir si tokoh utama lantaran si ayah mengalami amnesia dan mendapat doktrin sesat dari teman wanitanya.“Apa-apaan ini?” Rainer Griffin mengusap air matanya yang terjatuh.“Madam O-Mee, cepat lanjutkan dongengnya! Di mana si ayah berengsek itu sekarang?!” Tiba-tiba, Rainer Griffi berteriak dengan suara lantang sambil melangkah maju mendekati posisi Madam O-Mee di sisi depan.Yang membuat para tamu undangan keheranan adalah, Rainer Griffin tiba-tiba berlutut beberapa meter dari Madam O
“Apa maksudmu?! Aku tak percaya! Madam O-Mee berasal dari negara Clarksville, tak ada alasan baginya untuk berada di kota ini! Kau mungkin hanya seorang pembual! Lagi pula, sosok Madam O-Mee masihlah sangat misterius, meski tercatat memiliki kekayaan yang berlimpah, ia tak pernah menampakkan diri di muka publik!” Alice Winterbourne berteriak marah-marah, ia lantas menjerit memanggil security dan memintanya untuk mengusir Madam O-Mee.Tetapi, begitu si security datang mendekat, security tersebut justru meminta maaf berulang kali kepada sosok Madam O-Mee.“Madam O-Mee, maafkan kekacauan yang terjadi di sini.” Security tersebut lantas menoleh ke arah Alice Winterbourne yang masih terlihat marah. “Nona, harap jaga bicara Nona, Madam O-Mee bisa saja mengusir semua yang ada di sini sebab dia adalah pemilik tunggal dari gedung ini…”Seketika, Alice Winterbourne disergap kegelisahan, kemarahan, dan juga rasa malu yang menggunun
Treasury Luxurious Palace yang berada di kota Gapi tengah dipenuhi oleh deretan tamu-tamu undangan pernikahan. Hari itu, adalah hari bersejarah di kota Gapi lantaran dua pemuda brilliant dari kota tersebut akan segera melangsungkan pernikahan. Setelah enam tahun berada dalam masa-masa terpuruk, Rainer Griffin akhirnya terpaksa menyetujui permintaan ayah dan ibunya untuk menikah dengan Alice Winterbourne.Kala itu, prosesi pernikahan telah usai dan Rainer Griffin terlihat tengah dengan malas meladeni tamu-tamu dan kolega kerjanya yang datang. Sementara itu, Alice Winterbourne sedang sangat gembira dan menempel lekat-lekat di tubuh Rainer Griffin, seolah gadis itu ingin menunjukkan pada dunia bahwa hari itu, Rainer Griffin telah resmi menjadi miliknya seorang.Suasana di dalam Treasury Luxurious Palace tiba-tiba bising sesaat setelah masuknya dua tamu yang tak terdaftar dalam deretan tamu undangan. Dua orang tamu itu adalah seorang perempuan bergaun putih layaknya mempel
“Alice berengsek sialan! Di mana gadis itu sekarang?! Bajingan, dia telah membuatku kehilangan kekasih dan juga darah dagingku sendiri!”Setiap hari sejak mendapatkan ingatannya kembali, tak ada hal yang dilakukan Rainer Griffin selain marah dan mengamuk. Sayangnya, sekuat apapun ia meminta orang-orang hebat untuk menyelidiki Alice Winterbourne, Rainer Griffin tak menemukan bukti apa-apa.“Sayangku, Rain… Sudah kukatakan bahwa Alice menceritakan tentang kisah Varen Omkara itu, lantaran ia khawatir jangan-jangan Olivia memang memanfaatkanmu gara-gara ada jantung suaminya di tubuhmu… Tenanglah…” lerai ibu Rainer Griffin kala anaknya mengamuk kembali.“Ibu, sedetik pun Olivia Milan tak pernah menuntutku atas kasus jantung suaminya. Ia sepertinya juga tak pernah tahu jika jantung suaminya ada di tubuhku! Ini adalah akal-akalan busuk dari Alice yang ingin memisahkan kami!”Begitulah, sepanjang hari kehid
Malam itu, Olivia Milan meninggalkan kota tempat Rainer Griffin berada. Ia bahkan diminta untuk membatalkan perjanjian kerjanya bersama Alexander Brown yang susah payah telah ia dapatkan. Tak hanya itu, Olivia Milan juga harus memutus kontak dari seluruh kenalannya di kota Gapi. Ia dituntut untuk menjadi manusia yang benar-benar baru, dan menjalani kehidupan yang baru di pulau Dewata, Bali, Indoensia.Jika ia melanggar, kemungkinan besar Alice Winterbourne akan menjalankan rencana Butterfly Effectnya lagi dan mengancam akan membuat tubuh Rainer Griffin cacat selama-lamanya. Setidaknya, itulah pesan yang dikatakan oleh bodyguard Alice kepada Olivia Milan.“Lalu, apa tujuan Alice melakukan semua ini? Kukira, ia mencintai Rainer Griffin. Bagaimana bisa ia berniat mencelakai orang yang ia cintai?!” Olivia Milan bertanya pada bodyguard Alice dalam perjalanan menuju ke bandara.“Butterfly Effect Project merupakan proyek underground yang melibatkan ba
“Alice!!! Aku ingin bertemu Rain sebelum berpisah sepuluh tahun! Aku ingin menemuinya! Kumohon! Kumohon!”Olivia Milan bersujud di kaki Alice Winterbourne, ia tahu setelah menandatangani surat perjanjian tertutup itu, seharusnya ia sudah tak boleh lagi berhubungan dengan Rainer Griffin selama sepuluh tahun ke depan. Tetapi, begitu ia tahu bahwa jantung Varen Omkara ada di tubuh Rainer Griffin dan Rainer Griffin tak pernah berbuat kejahatan apapun pada suaminya, Olivia Milan ingin memeluk tubuh yang berisi dua manusia yang paling ia cintai di dunia.“Kau tahu mengapa Rain mengalami hilang ingatan dan membencimu saat ini?”Alice menyingkrikan kakinya yang disembah oleh Olivia Milan, lantas mengangkat pundak Olivia untuk bangun dan sejajar dengannya.“Aku bekerja pada sebuah proyek Butterfly Effect, pekerjaan merencanakan dan mengeksekusi kejahatan menggunakan konsep Buttlerfly Effect, menjadikan tindak criminal seolah-olah hany
Plok Plok Plok!Alice Winterbourne memberi applause kepada Olivia Milan yang baru saja menandatangi surat perjanjian kontrak. “Kau telah mengambil pilihan yang bagus, Nona Manis! Baiklah, bersiap-siaplah untuk menerima kabar mengejutkan ini!”Alice Winterbourne menarik napas dalam, bersiap untuk memberi kejutan pada Olivia Milan yang duduk dengan tubuh sedikit gemetar. Akhirnya, ia berhasil menggiring pikiran Olivia Milan dengan cara terus menerus menghubungkan kematian Varen Omkara dengan Rainer Griffin, seolah orang yang mendengar statement Alice akan berpikir jika Rainer Griffin telah berbuat kejahatan pada Varen Omkara.“Suamimu saat ini hidup di tubuh Rainer Griffin, Nona Manis!”“A… Apa maksudmu?!”Alice Winterbourne mengambil sesuatu dari dalam saku pakaiannya, semacam member card yang berwarna merah. Ia lantas melemparkan member card tersebut pada Olivia Milan.“Suamiku menjadi anggota
“Ah… Aku lupa… Aku baru akan mengatakannya jika kau menandatangani surat perjanjian yang kubuat. Hihi, tentu saja, kau boleh menandatanganinya dan mengetahui bagaimana Rainer Griffin memanfaatkan suamimu. Atau, kau juga boleh untuk pergi begitu saja tanpa perlu tahu jika nyatanya sampai saat ini suamimu masih hidup!”“Cih! Ini pasti jebakan! Jika aku menandatanganinya, aku berarti setuju untuk pergi dari kota ini dan menetap di negara yang kau pilihkan, menghilang dari kehidupan Rainer Griffin selama sepuluh tahun dan sekaligus tak diberi izin untuk menggunakan nama asliku dalam kehidupan sehari-hari! Semua pasal ini berisi hal-hal yang memberatkan posisiku, itu sungguh harga yang terlalu mahal hanya demi sebuah informasi yang mungkin juga palsu! Kau bilang suamiku masih hidup, ah, aku bahkan menghadiri pemakamannya!”Sejenak setelah mengatakan kalimat terakhirnya, Olivia Milan tersentak kaget oleh ingatannya sendiri. Bahwa, ia seb