Alina menatap mata coklat Zayyad yang bening dan menawan. Ia dapat merasakan ketulusan pria itu dari sana. Hati wanitanya bergetar, mungkin selama hidupnya, itu adalah pujian yang paling menyenangkan yang pernah ia dengar. Tatapan Alina melembut, hatinya tersenyum, entah kenapa ia merasa sangat bahagia dengan pujian sederhana itu. Kuat, tangguh— dua kata itu sangat bermakna baginya. "Sangat disayangkan, karena wanita kuat seperti mu ditakdirkan bersama pria lemah seperti ku" Zayyad memasukkan handuk ke dalam ember dan memerasnya. Sekilas Alina dapat melihat, ada kabut samar di sepasang mata coklat itu. Meskipun ekspresi wajahnya tidak berubah, tapi ia dapat merasakan aura melankolis yang menguasai Zayyad, "Menurut ku itu tidak buruk" Zayyad sedikit membungkuk, tangannya mulai membasuh tulang selangka Alina dan leher jenjangnya. Mendengar jawaban wanita itu, tangannya berhenti menggosok. Mengangkat kepalanya, tatapannya jatuh pada Alina, "Kenapa?"
Last Updated : 2021-10-15 Read more