Semua Bab Simpan Pinjam Istri: Bab 11 - Bab 20

39 Bab

Nasi Cinta

Setelah pergulatan ranjang yang menghabiskan tenaga, Cella dan Ken bergulung dengan nyaman di bawah selimut. Permainan yang baru saja mereka lakukan adalah permainan terpanas yang pernah mereka alami. Ternyata dengan sedikit improvisasi, kenikmatan dengan sensasi yang baru tercapai.“Waaah, yang barusan tadi hebat,” desah Cella seraya mengelus dada kekasihnya. “Kamu bikin aku gemes kalau pakai riasan kayak gini.”“Lo nggak ngibul, kan?” Sebuah kecupan mendarat di kening Cella. Hal yang membuat senang setelah bercinta adalah mengendurkan otot sembari bercakap dengan si kucing cantik. Tak jarang mereka melanjutkan kebersamaan dengan memasak di dapur. Maklum, energi yang terkuras membuat usus meronta minta diisi. Namun sering pula ia ketiduran dengan tubuh polos hingga keesokan hari.Cella memukul dada putih yang berkulit halus dan mulus. “Kamu merasa gimana? Aku ngibul apa enggak?”Ken terkekeh. Desahan dan pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-30
Baca selengkapnya

Nasib Hubungan Mereka

Acara pemotretan dengan model - model sepatu telah selesai. Ruang kantor di lantai tiga ruko milik Ken telah disulap menjadi studio foto mini. Pengambilan gambar juga dilakukan di bagian produksi di lantai satu dan dua, untuk menunjukkan betapa sepatu - sepatu itu dibuat dengan teliti dan memperhatikan kualitas.Line produk baru itu sukses di pasaran sehingga kesibukan perusahaan meningkat. Bahkan ada perusahaan investasi yang berminat untuk bergabung. Dengan tambahan modal berupa kongsi tersebut sebenarnya Ken bisa melakukan ekspansi besar - besaran. Akan tetapi, ia masih mempertimbangkan untung dan rugi. Tidak bagus bila terlalu berspekulasi tanpa berhitung terlebih dulu.Ken naik ke lantai empat untuk beristirahat. Jadwal hari ini padat dan melelahkan, namun membuat hati senang. Bekerja dengan para model cantik dan tampan itu sangat menggairahkan. Dandanan ayu serta aroma parfum yang merebak di udara membuat Ken semakin larut dalam keasyikan hingga melupakan masalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-30
Baca selengkapnya

KUHC

Setiap memikirkan Ken, hati Cella perih. Setelah pengusiran saat hendak memasak dulu, terhitung sudah lima kali Ken berusaha datang untuk menemui sang ayah. Apa daya, semua upaya pantang menyerah itu berakhir dengan tragis. Kalau tidak didamprat, Ken diusir, bahkan sebelum memasuki halaman. Cella hanya berharap kekasihnya mau bersabar dan tidak patah semangat.“Aku harap kamu belum menyerah buat memperjuangkan aku, Ken,” ujar Cella setelah kegagalan terakhir yang membuat Ken dilempar telur oleh Berto.“Iya, Meyong. Gue belum kehabisan harapan. Jadi bilang sama bokap lo, siap - siap gue teror lagi,” seloroh Ken walau hatinya perih. Seumur - umur baru kali ini ada orang berani melempar telur ke wajahnya. Kalau bukan Tuan “Thanos” Berto Simanjuntak, tak ada lagi.“Gue mulai mikir gimana kalau kita nikah di luar negeri. Coba kamu tanya Reza, gimana baiknya secara hukum.”“Ah, Reza sih sarannya sama kayak e
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-30
Baca selengkapnya

Reuni

Siang itu, selepas makan, Ken berniat menyelesaikan desain produk sepatu untuk wanita karir. Tahu - tahu Jonathan muncul di kantornya dengan kancing kemeja terbuka hingga ulu hati, menampakkan dada bidang berbulu mengundang decak kagum. Tak ada yang menampik pesona maskulin yang dipancarkan sosok jangkung itu.“Elo lagi. Ngapain lagi kali ini?” sergah Ken. Akhir - akhir ini model satu itu semakin kerap menyambangi kantornya. Entah untuk minta saran, entah sekadar mampir sambil membawakan makanan.“Dih, galak amat? Gue bawain rujak, nih.” Dengan santai Jonathan menjatuhkan pantat di sofa. Dari dalam ransel, sebuah kotak makanan yang cukup besar dikeluarkan.“Buset, rujak segitu banyak? Lo mau bikin gue muntaber? Lain kali kalau mau datang kasih tahu dulu. Gimana kalau gue repot?” protes Ken.“Oh, elo repot sekarang?”Ken mendengkus saja. Melihat mata membulat yang memancarkan rasa kecewa itu, Ken tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-22
Baca selengkapnya

Menyerah

Tantangan terbesar menurut Reza dan Rayyan adalah meyakinkan Ken. Mereka tahu perangai sang sahabat. Sepintas, Ken terlihat lembut dan tidak banyak membantah. Namun, jangan salah sangka. Kalau sudah mempunyai prinsip, Ken akan memegangnya kuat - kuat, tak dapat digoyang barang se-milimeter pun. Setelah mencari waktu yang tepat, Reza dan Rayyan mendatangi Ken di workshop-nya. Kali ini mereka tidak datang dengan tangan kosong. Lima porsi sate kambing dibeli dari restoran langganan lelaki itu. Belum lagi sekeranjang buah dan sekotak puding buatan Syifa. Mata Ken langsung membulat saat Reza membuka bungkusan sate kambing. Aroma sedap khas panggangan daging merebak memenuhi ruangan. Selera makan Ken tergugah. Alir liur pun meluber nyaris turun menjadi lelehan ludah. Sembari mengunyah sate kegemaran, mata Ken awas mengamati Reza dan Rayyan bergantian.“Biasanya kalian minta makan. Kok tumben datang bawa sate. Apa udang di balik batunya?
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-26
Baca selengkapnya

Jalan Keluar

Hardiman dan Tiur keheranan melihat penampilan Reza petang itu. Biasanya, sang putra cukup mengenakan kaus polo atau T-shirt dan jaket saat keluar di saat senggang. Kali ini Reza memilih kemeja batik lengan panjang berwarna cokelat tua dipadu dengan celana kain berwarna khaki dan sepatu pantofel yang mengkilap. Belum lagi aroma parfum yang semerbak terbawa embusan udara dari alat pendingin ruangan.“Mau kondangan ke mana, Za?” tanya Tiur.“Bukan acara kondangan, Ma,” sahut Reza sebari mencari kunci mobil di meja konsol.“Kok tumben rapi amat, Za?” Sinta yang tengah duduk bertiga dengan kedua orang tuanya ikut menoleh dan keheranan.“Mau ketemu Cella,” jawab Reza santai sembari menarik laci - laci untuk menemukan kunci.Sontak ketiga anggota keluarganya mengerutkan kening.“Hah? Cella kena masalah hukum apa? Dia baik - baik aja, Za?” tanya Sinta penasaran.“Enggak ad
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-26
Baca selengkapnya

Janji

Cela pulang diantar Reza. Sengaja Reza memilih seperti itu untuk melakukan pendekatan pada keluarga Cella. Siapa tahu mereka masih geram karena ditolak dua kali. Ayah mana yang tidak merasa terinjak harga diri bila anak gadis satu – satunya yang cantik, pintar, dan tenar ditolak lelaki yang sama sampai dua kali. Padahal si lelaki tidak hebat - hebat amat, hanya seorang pengacara muda yang sok tahu.Malam hampir mencapai puncak saat mobil Cella berhenti di depan rumah. Reza mengantarkan gadis itu hingga ke pintu depan. Mama Cella, Paula, menyambut mereka.“Terima kasih, sudah mengantar Cella,” ujar perempuan berdarah campuran itu.“Sama – sama, Tante. Saya langsung pamit karena sudah malam,” ujar Reza. “Salam buat mama dan papa, ya Za,” ujar Paula untuk mengakhiri pertemuan itu.Begitu mobil Reza menghilang dari pandangan, mama Cella langsung menggamit putrinya. “Gimana tadi? Dia bilang suka sama kamu?”Cella kembali teringat keraguannya di a
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-26
Baca selengkapnya

Sandiwara Dimulai

Setelah Cela resmi menjadi calon istri Reza, pingitan terhadap dirinya dihapuskan. Cella tinggal bilang ke Reza bahwa ia akan mengunjungi Ken. Reza akan melindungi sepenuh hati dari kedua orang tua Cella. Sejak saat itu, itu Cella bebas mengunjungi kekasihnya. Ia hanya diwajibkan untuk pulang setiap malam. Namun, hal itu sama sekali bukan masalah. Ia dan Ken punya waktu sepanjang hari untuk bersama bila sedang tidak ada jadwal syuting.Hal yang masih mengganggu adalah kekesalan Ken setelah makan malamnya bersama Reza. Lelaki itu terus merajuk berhari - hari. Cella yang sudah hafal tabiat sang pacar menanggapi dengan santai."Keeen? Cheyeeeennkkk? Kok cemberut terus? Ntar cepat tua, loh.""Bodo amat!" Ken melengos dan manyun panjang. Cella terkekeh-kekeh melihat wajah yang sangat lucu itu."Kalau ngambek gitu kamu makin lucu, Cheyeenk! Udahan dong marahannya?""Gimana gue kagak kesel? Rayan dapat dokter cantik. Reza dapatin elo. Lah gue dapatin janda ngg
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-26
Baca selengkapnya

Hampir Saja

Hari demi hari berlalu. Reza mulai terbiasa dengan rutinitas baru. Rumah mereka bertiga terletak di pinggir kompleks, menghadap hutan mini sehingga sangat sedikit yang lalu lalang di jalan depan rumah. sepanjang jalan itu hanya terdapat lima belas kavling. Yang sudah dibangun baru delapan, namun yang telah ditempati hanya empat, termasuk ketiga rumah mereka. Satu keluarga tinggal di ujung jalan, cukup jauh. Dengan demikian, praktis tak ada yang melihat aktivitas pertukaran pasangan.Reza menikmati kehidupan baru bersama Dita. Setiap hari, ia sempatkan untuk mengantar wanita itu ke tempat kerja. Reza tidak pernah turun dari mobil karena takut ketahuan bukan suami resmi Dita yang menyetir mobil. “Kalau ada yang curiga bilang aja gue sopirnya Ray,” kata Reza saat pertama kali ke kantor berdua.“Iya,” jawab Dita. Dalam hati ia menggerutu. Mana ada sopir sedemikian perlente? Rayyan saja kalah modis. Semua yang menempel di badan Reza adalah barang - barang bermerek
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-26
Baca selengkapnya

Tenaga Terkuras

Reza pulang dalam kondisi pening. Selain kasus Kalandra Sadhana, kasus Nita pun menjadi beban pikiran. Dalam hal kasus Nita, rasa bersalah karena tidak mengantisipasi kejadian buruk menjadi hantu baginya. Ia bahkan menjadi gamang untuk menangani kasus-kasus lain dan cenderung kelewat hati-hati.Hari ini Dita jaga pagi. Reza berharap menemukan istri yang bisa memeluk dan memanjakan sehingga bisa melupakan sejenak kepenatan jiwa akibat pekerjaan. Tapi mungkin harapannya agak berlebihan. Dita bukan istri yang memiliki kepekaan demikian. barangkali dibesarkan secara keras membuat wanita itu kehilangan kelembutan. Sampai di rumah, ternyata Cella yang membukakan pintu. “Loh, kok elu, Cel? Dita mana?” Reza heran sendiri mengapa hatinya girang menemukan wajah cantik itu.“Mertuanya datang. Jadi dia terpaksa nemenin Rayyan.”Rasa girang Reza mendadak lenyap. Ia berdecak. “Kapan mereka datang?”“Baru aj
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status