Share

Hampir Saja

Penulis: Melo_di_Kata
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-26 21:42:34

Hari demi hari berlalu. Reza mulai terbiasa dengan rutinitas baru. Rumah mereka bertiga terletak di pinggir kompleks, menghadap hutan mini sehingga sangat sedikit yang lalu lalang di jalan depan rumah. sepanjang jalan itu hanya terdapat lima belas kavling. Yang sudah dibangun baru delapan, namun yang telah ditempati hanya empat, termasuk ketiga rumah mereka. Satu keluarga tinggal di ujung jalan, cukup jauh. Dengan demikian, praktis tak ada yang melihat aktivitas pertukaran pasangan.

Reza menikmati kehidupan baru bersama Dita. Setiap hari, ia sempatkan untuk mengantar wanita itu ke tempat kerja. Reza tidak pernah turun dari mobil karena takut ketahuan bukan suami resmi Dita yang menyetir mobil. 

“Kalau ada yang curiga bilang aja gue sopirnya Ray,” kata Reza saat pertama kali ke kantor berdua.

“Iya,” jawab Dita. Dalam hati ia menggerutu. Mana ada sopir sedemikian perlente? Rayyan saja kalah modis. Semua yang menempel di badan Reza adalah barang - barang bermerek

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Simpan Pinjam Istri   Tenaga Terkuras

    Reza pulang dalam kondisi pening. Selain kasus Kalandra Sadhana, kasus Nita pun menjadi beban pikiran. Dalam hal kasus Nita, rasa bersalah karena tidak mengantisipasi kejadian buruk menjadi hantu baginya. Ia bahkan menjadi gamang untuk menangani kasus-kasus lain dan cenderung kelewat hati-hati.Hari ini Dita jaga pagi. Reza berharap menemukan istri yang bisa memeluk dan memanjakan sehingga bisa melupakan sejenak kepenatan jiwa akibat pekerjaan. Tapi mungkin harapannya agak berlebihan. Dita bukan istri yang memiliki kepekaan demikian. barangkali dibesarkan secara keras membuat wanita itu kehilangan kelembutan. Sampai di rumah, ternyata Cella yang membukakan pintu.“Loh, kok elu, Cel? Dita mana?” Reza heran sendiri mengapa hatinya girang menemukan wajah cantik itu.“Mertuanya datang. Jadi dia terpaksa nemenin Rayyan.”Rasa girang Reza mendadak lenyap. Ia berdecak. “Kapan mereka datang?”“Baru aj

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Simpan Pinjam Istri   Misteri

    Reza menatap layar monitor beberapa detik. Untuk sejenak, ia tak percaya dengan mata sendiri. Akan tetapi, yang terlihat di layar memang nama Cacarita. Pesan itu dikirim 10 menit yang lalu.Cacarita: Hai!Cacarita: Boleh ngobrol?Cacarita: Udah tidur, ya?Cacarita: Btw ceritamu laris. Selamat, ya.Bulu kuduk Reza meremang. Bagaimana mungkin orang yang sudah berada dalam kubur bisa melakukan chatting? Jantungnya berpacu cepat. Keringat dingin membulir di kening dan kedua telapak tangan.Matilah gue! Dia siapa? Bianca, Nita, Boni? Hiiiihhhhh!Reza bergidik berkali – kali. Akhirnya, ia menderap keluar dari ruang kerja, lalu menyalakan semua lampu. Secangkir kopi diseduh untuk menenangkan diri. Untuk sesaat, Reza berpikir keras. Sayang, otaknya buntu sehingga ia masuk ke kamar dan bergulung di bawah selimut. Bahkan komputernya di ruang kerja masih menyala. Hanya setelah matahari terbit ia berani masuk kembali ke sana untuk mematikan benda itu.***

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Simpan Pinjam Istri   Klarifikasi

    Ken meraih pinggang Cella. Lantai empat woskshop-nya kembali menjadi tempat pertemuan mereka saat Cella tidak sedang kegiatan syuting di siang hari. Selama sandiwara berlangsung, wanita itu harus berhati-hati, jangan sampai keberadaan mereka terendus wartawan, kemudian menyebar ke media massa. Berkat kejelian dan kehati-hatian, mereka aman.“Gue udah nggak sabar nunggu elo cerai, Cel.” Ken berbisik sembari menyibak anak-anak rambut Cella. Sesudah itu, jemarinya turun untuk menelusur tubuh indah yang tergolek tanpa busana.Cella mengecup bibir kekasihnya dengan lembut. “Reza udah nyiapin berkasnya, tinggal dimasukkan ke pengadilan. Tapi masalahnya, Rayyan lambat. Dia malah minta penangguhan sampai nyokapnya keluar dari rumah itu.”“Bocah itu! Selalu aja duduk di ketiak mamanya! Mau bikin kita semua sengsara, kali.”“Aku kasihan sama Syifa. Kamu perhatikan dia waktu sarapan tadi?”Ken berusaha mengingat. Selama perempuan itu berada di rumahnya, ia memang

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Simpan Pinjam Istri   Godaan

    Ken menatap kacau pada Cella. Sebentuk penyesalan mulai tumbuh di dalam hati. Kata -kata Arya tadi benar. Demikian pula teguran Cella. Walau bukan istri sesungguhnya, ia tetap berkewajiban memperhatikan Syifa karena wanita itu tinggal serumah, bahkan istri sahabatnya.“Syifa masuk rumah sakit, Cel,” ujarnya. “Pingsan di sekolah.”“Hah? Sakit apa? Gimana kondisinya sekarang?”“Belum tahu. Tapi udah sadar sewaktu sampai di rumah sakit. Ada kakak angkatnya nemenin dia.”“Kamu harus—” Hampir saja Cella keceplosan mengatakan, Kamu harus menghubungi Rayyan. Untung ia segera sadar ada Jonathan dan Nara di situ. “Kamu harus segera ke rumah sakit.”Ken termangu. “Iya, gue berangkat sekarang,” ujarnya lirih. Kepada Jo dan Nara, ia pamit, “Kalian kalau masih mau di sini, silakan. Ada Cella. Bisa nemenin ngobrol.”“Oh, enggak usah. Kami ikutan pam

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Simpan Pinjam Istri   Feromon

    Ken terbengong sendiri. Tubuh ringkih yang terbaring lemah itu sukses mengambil perhatiannya. Iba hatinya. Sudah kecil, ringan, kurus, kini Syifa demam tinggi pula. Wajah putih wanita itu semakin tirus. Kedua lingkar matanya cekung dan agak menghitam. Memandang raut memelas itu, Ken berharap Rayyan bisa meluangkan waktu untuk menjenguk dan menemani. Ia sudah menelepon lelaki itu, namun tidak diangkat. Kata Dita operasinya sambung – menyambung. Ya, ampun, seberat itu menjadi dokter kandungan!“Pusing banget, Fa?” tanya Ken.Syifa berusaha tersenyum. “Udah berkurang.”Ken mengangguk. “Kalau perlu apa- apa, jangan sungkan. Gue bukan orang lain.”Ken tulus menghibur agar perempuan ini memiliki seseorang untuk bersandar. Ia sudah mendengar kisah hidupnya yang memilukan. Arya memang sangat perhatian dan setia menjenguk. Akan tetapi, Ken yakin dalam hati terdalam Syifa hanya Rayyan yang diharapkan.“Rayyan p

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Simpan Pinjam Istri   Maaf

    Malam itu, Syifa terbangun karena bermimpi buruk. Ia seperti tergelincir dan terjatuh ke dalam jurang. Saat terjaga, ia melihat notifikasi ponselnya bertambah banyak. Sebagian adalah pesan teks. Dengan menahan kepala pening, ia membaca satu demi satu.Ada beberapa pesan dari Rayyan menanyakan kabar dan mendoakan agar cepat sembuh. Lelaki itu minta maaf karena hari itu tidak bisa menjenguk akibat operasi yang sambung - menyambung. Ia berjanji akan datang secepatnya esok hari.Masa iya sesibuk itu, Mas? Biasanya juga operasi banyak tidak sampai membuatmu menghilang seperti ini, batin Syifa.Syifa: Nggak pa-pa. Aku udah baikan kok.Pesannya sampai namun tidak dibaca. Syifa merasa hatinya teriris. Padahal, kemungkinan Rayyan tidak membaca pesan karena telah tertidur. Kembali hatinya tertoreh. Bukankah Rayyan terpaksa satu kamar dengan Dita saat ini? Dirinya saja tidak pernah punya kesempatan untuk sekamar dengan Rayyan walau mereka serumah. Ah!Syifa b

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Simpan Pinjam Istri   Pergi

    Rayyan dan Dita duduk di kamar dengan wajah tegang. Mata mereka terpaku satu sama lain. Emosi terpancar dari netra keduanya."Gimana bisa berkas perceraian kita sampai ke tangan Mama?" cecar Rayyan."Mana gue tahu! Berkas itu kemarin gue taruh di kamar. Gue juga nggak tahu gimana Mama bisa menemukan berkas itu," jawab Dita dengan ketus.Ray menghembuskan napas dengan kasar. "Udah tahu itu berkas sensitif. Harusnya kamu simpan baik- baik, Dit!""Elu jangan nuduh sembarangan, Mas!""Aku nggak nuduh! Tapi lihat, apa hasil keteledoranmu! Semua orang menyalahkan aku!"Telinga Dita memanas. "Ya, gue tahu! Maaf banget kalau gue membuat Mas repot. Dari dulu gue memang cuma bisa bikin Mas Ray susah. Gue nggak ada artinya buat Mas Ray!"Kontan Rayyan mengerutkan kening, bingung dengan arah pembicaraan mereka."Kok jadi begitu ngomongnya? Kita ngomongin berkas perceraian, Dit. Lama-lama aku jadi mikir kalau kamu sebenarnya nggak mau berce

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26
  • Simpan Pinjam Istri   Tidak Bisa Tidur Nyenyak

    Reza sebenarnya tidak dapat tidur nyenyak. Baru terlelap sedikit, ia kembali terjaga karena desahan – desahan Cella. Wanita itu tidak tahu bahwa sebuah hati ikut memanas. Dalam keremangan kamar dan kesunyian malam, sayup – sayup suara cumbuan itu menembus pendengaran Reza. Tanpa melihat dengan mata kepala sendiri, otaknya dapat menggambarkan dengan gamblang seperti apa Cella di ranjang. Gesekan – gesekan tubuh di seprei meyakinkan Reza bahwa wanita itu merayap menuju puncak kenikmatan.Betapa berbahagianya Ken. Dari jarak jauh pun lelaki itu sanggup melambungkan wanitanya ke kenikmatan. Hanya dengan menguping saja Reza ikut horny. Sambil berpura-pura tidur, ia menangkap segenap momen itu dan membentuknya menjadi imajinasi. Saat Cella melenguh panjang, tubuh Reza ikut mengejang beberapa saat hingga akhirnya melemas kembali.Kamar menjadi lengang. Cella rupanya terlelap setelah aksi jarak jauh itu. Kini, hati Reza seperti ditusuk sembilu karena teringat

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-26

Bab terbaru

  • Simpan Pinjam Istri   Berbahagia

    Setahun kemudian.Cella menjerit kesakitan. Tangannya memukul – mukul paha suaminya berkali-kali.“Cel, jangan keras - keras mukulnya. Lu lupa, paha gue bekas patah tulang?”“Bodooooo amaaatt! Sakiiiittt!” Cella menjerit saat kontraksi rahimnya mencapai puncak.Reza terpaksa menyembunyikan paha yang sempat dipasang pen akibat perbuatan Dita dan membiarkan lengannya menjadi sasaran cubitan sang istri.Sebenarnya bukan mobil Dita yang membuatnya patah tulang karena ia tahu kapan bunyi gemertak itu terdengar. Ia terlempar, lalu jatuh menghantam pot semen sebesar gentong yang menghiasi halaman toko pernak - pernik. Pot itu hancur, begitu pula tulang pahanya.Beruntung Reza hanya patah tulang, tidak seperti Rayyan yang terpaksa koma tiga hari karena benturan kepala dengan lantai paving. Sampai saat ini ia masih terheran, bagaimana mereka berdua bisa lolos dari moncong mobil Dita.“Nah, udah

  • Simpan Pinjam Istri   Pembalasan

    Reza melihat wajah sahabatnya memucat saat menerima telepon. “Dari siapa, Ray?”Rayyan menoleh dengan manik mata bergulir gelisah. “Dita tahu kita di sini.”“Hah? Kok bisa? Dia buntuti elu?”Rayyan menggeleng. “Kalau itu aku yakin enggak. Soalnya si Bibik di rumah bilang Dita keluar agak lama setelah aku.”“Kali dia udah curiga sebelumnya jadi jaga- jaga lalu mengintai tempat ini. Waah, gue nggak sangka orang stres bisa mikir sampai sejauh itu.”Rayyan menghela napas dengan pedih. Sakit hatinya sang istri disebut ‘orang stres’.“Maaf, Ray. Gue nggak menghina Dita. Tadi tuh cuma keceplosan.”“Dita tuh sakit, Za. Aku tahu kamu dendam karena ditinggalin, tapi jangan melecehkan orang kayak gitu, dong?”“Maaf sekali lagi. Gue udah keterlaluan. Tapi, Ray, jujur gue enggak dendam sama Dita. Enggak sama sekali. Gue udah ikhlasin dia pe

  • Simpan Pinjam Istri   Menderita

    Jauh dari saat yang dijanjikan, Rayyan telah pamit untuk keluar kepada istrinya. Ayah dan ibunya berada di rumah mereka. Dengan demikian, terbuka kemungkinan bagi Dita untuk keluar."Aku harus mengambil data untuk penelitian," ujar Rayyan, berusaha membual senatural mungkin. "Kamu nggak pa-pa ditinggal sendiri?"Seperti dugaan Rayyan, Dita mengangguk. Padahal biasanya perempuan itu langsung panik bila tahu Rayyan akan pergi. Kali ini, sang istri malah tersenyum."Mas Ray bukannya cuti? Masa masih harus mengurus tugas juga?"Biar jiwanya terganggu, logika Dita ternyata masih bisa berfungsi."Aku cuma cuti tidak masuk ke rumah sakit. Tapi penelitian harus tetap jalan supaya nggak ketinggalan terlalu banyak."Rahang Dita langsung terkatup. Sadar benar bahwa dirinya penyebab keterlambatan kelulusan Rayyan."Maaf. Gue istri yang ngerepotin.""Dit, bukan gitu maksudku. Aku cuma—""Iya, iya, Mas! Gue nggak pa-pa kok. Perg

  • Simpan Pinjam Istri   Tanggung Jawab Suami

    Rayyan sangat kecewa mendengar penuturan Wulan. Benarkah Syifa sudah akan menikahi Ken secara resmi? Itu artinya cinta Syifa telah berpaling kepada Ken. Rayyan tidak percaya. Gadis lugu itu ternyata bisa meninggalkannya dengan cepat.Ah, salahnya sendiri, mengapa tidak sedari awal tegas menolak keinginan orang tua untuk meninggalkan Syifa. Sekarang Dita sakit pula. Mengapa harus ada pernikahan sandiwara yang membuatnya terjebak dengan perempuan ini?Rayyan menatap istrinya yang duduk tercenung di sudut kamar. Matanya kosong, menerawang keluar jendela. Memang benar pengobatan telah membuat Dita tenang, akan tetapi efek sampingnya membuat lesu dan seolah kehilangan nyawa.Rayyan terpaksa melupakan soal perceraian. Sangat tidak mungkin melakukannya di saat seperti ini. Semua orang akan menuduhnya suami yang egois. Di atas alasan nama baik, Rayyan masih cukup waras untuk mendengarkan hati nurani. Dita adalah adik kelas dan sahabat sejak dulu. Sudah seharusnya Rayyan

  • Simpan Pinjam Istri   Kembalikan Dia

    Wulan duduk dengan tegak di seberang Ken dan Syifa. Iya agak heran melihat kedua orang itu duduk berdampingan cukup berdekatan. Bahasa tubuh mereka menunjukkan bahwa mereka nyaman satu sama lain. Akan tetapi, Wulan lebih memilih memikirkan masa depan Rayan sehingga tidak memedulikan fakta tersebut."Ken, Tante boleh ngomong berdua sama Syifa?"Kan sudah mengenal Wulan sejak masih remaja. Ia tahu benar sifat ibunda Rayyan tersebut. Karena itu, sebenarnya ia mencemaskan nasib Syifa."Elu mau ngomong sendiri atau gue temenin, Fa?"Syifa berpikir sejenak, kemudian mengangguk. "Nggak papa kok, aku ditinggal aja."Ken pun meninggalkan kedua wanita itu dengan masuk ke kamar. Dalam hati ia bertanya-tanya apa yang akan dibicarakan Wulan. Ia sudah mendengar bahwa Dita menderita gangguan kejiwaan. Apakah mungkin Wulan datang karena hal tersebut?Sementara itu di ruang tengah, Syifa dengan berdebar menunggu sang tamu berbicara. Terus terang, ia masih me

  • Simpan Pinjam Istri   Rumah

    Dugaan Rayyan tidak meleset. Mata ganas Dita berubah seketika menjadi kepanikan yang nyata. Bibir wanita itu memucat.“Bohong! Kamu bohong, Mas!” pekik Dita sambil berdiri dan mundur ke arah tembok.Melihat reaksi itu, hati Rayyan antara puas telah menemukan pelaku dan miris karena tidak menduga Dita bisa berbuat keji.“Kamu sendiri, apa buktinya kalau nomor itu bukan punyamu?” tantang Rayyan.Dita kebingungan. Hatinya kacau. Kepalanya terasa penuh dan sudah beberapa hari kesulitan berpikir. Ada yang mendengung di dalam otak. Apalagi bila berada bersama orang lain. Semakin banyak orang, semakin kacau benaknya. Karena itu, ia lebih senang menghindar dan menyendiri.“Mana? Mana bukti kamu, Dit? Kasih aku sini!” Rayyan semakin mendesak.Kepala Dita kini pening berdenyut. Ada yang bergerak di dalamnya, seperti ribuan semut yang tengah menggerumuti otak. Digaruknya kepala agar kesadarannya pulih. Namun sia-sia,

  • Simpan Pinjam Istri   Rasa Takut

    Dita menatap nanar layar komputer. Percakapan pribadi melalui sebuah akun kepenulisan dengan pemilik bernama Dragonisme membuatnya berdebar tidak karuan.-------------------Dragonisme: Kok kasar gitu? Asal lo tahu, ya. Gue udah tahu identitas lo tuh siapa. Kenapa sih elo mesti memaksa kakak sendiri? Salah apa dia sama lo sampai elo bakar dia hidup-hidup?-------------------Dita mengusap kening yang mulai basah oleh keringat. Siapa sebenarnya Dragonisme? Apakah ia memang benar seorang penulis yang kebetulan mampir ke akunnya atau seorang mata-mata yang tengah mengintai aktivitasnya? Astaga, bila benar seperti itu, apa yang harus dilakukan? Siapa dalang dari tindakan itu?Otak Dita mulai panas saat memikirkan siapa yang berniat menjatuhkan dirinya. Tak perlu waktu lama, sederet nama terkumpul. Dengan tangan gemetar, Dita menuliskan nama- nama tersebut dalam buku kecil.Orang yang berada di urutan teratas tentu saja Syifa. Bagi Dita, Syifa ad

  • Simpan Pinjam Istri   Terkuak

    Sepulang dari rumah Ken, Reza terus terpikir tentang sikap sang sahabat. Sambil berbaring dan mengelus dada Cella yang penuh, ia mengingat-ingat detail kejadian.“Kok Ken nggak marah, ya, Cel? Padahal waktu gue mau makan malam sama lu, dia sewot berat, loh.”“Za, kamu nggak mikir? Kita bisa begini gara-gara satu kamar. Kurasa Ken dan Syifa juga begitu. Apalagi Syifa sakit sebelumnya. Pasti Ken pernah nyentuh-nyentuh. Mungkin bantuin ke kamar mandi, nyuapin, atau malah menyeka badannya.”“Bener juga. Gue juga lihat Syifa nyaman sama Ken dan sebaliknya. Elu lihat mata Ken nggak?”“Lihat. Nyata banget, ya, ada sesuatu di antara mereka.”“Menurut lu Ken udah kumpul sama Syifa apa belum?” Reza sengaja bertanya begitu untuk meyakinkan diri bahwa Cella benar-benar telah melepaskan Ken.“Menurutmu gimana? Kalau aku lihat pas Ken pegang bahu Syifa tadi, aku yakin 90% udah, Za. Mereka p

  • Simpan Pinjam Istri   Kesepakatan Tanpa Kata

    Reza dan Cella berdiam diri selama perjalanan menuju workshop Ken. Sengaja mereka menjumpai Ken, selain untuk menjenguk Syifa yang baru pulang dari rumah sakit, juga untuk membicarakan hubungan mereka. Pasalnya, sepulang dari Bandung, mama dan papa Cella berkeras mengajak pasangan itu tinggal di rumah mereka selama sebulan.“Papa kalian baru seneng - senengnya punya menantu. Bolehlah kami ikut melihat kebahagiaan kalian. Masa habis nikahan, tidak pakai madu, langsung pindahan ke rumah baru. Tidak elok, dong! Rumah kami sepi banget nggak ada Cella.” Paula berargumentasi yang langsung diamini oleh suami dan besannya.“Habis sebulan di tempat Cella, sebulan lagi di tempat kita. Ya, kan, Ma?” Hardiman tidak mau kalah.“Bah! Malas aku kalau di rumah Papa. Ada Sinta. Ngeganggu aja ntar anak itu,” sanggah Reza yang langsung menyebabkan papanya memelotot. Mulutnya saja yang protes keras. Dalam hati, ia berharap sang ayah melakukan pem

DMCA.com Protection Status