Dua detik kemudian, Gabriella keluar dengan tampang tanpa dosa. Sudut bibirnya sampai berkedut karena menahan tawa. “Ada apa, Tuan?” tanyanya sambil menaikkan alis.“Air! Berikan saya air!” pinta pria yang masih kewalahan dengan sensasi terbakar di dalam mulutnya.“Air? Bukankah saya sudah menyediakan segelas air?” timpal gadis yang hendak berjalan mengambilkan gelas.Belum sempat Gabriella melangkah, tangannya sudah lebih dulu dicengkeram oleh sang CEO. “Berhenti mempermainkan diriku! Sekarang juga, cepat berikan saya air murni! Bukan air garam!”Tanpa terduga, gadis bertampang lugu itu mulai tertawa. Ketika ia berhenti, ketegangan langsung melapisi wajahnya.“Maaf, Tuan, tapi hanya itu yang bisa saya sajikan untuk Anda. Kalau Tuan ingin meminum air segar, sebaiknya Anda cepat pergi dari rumah ini dan belilah air di warung terdekat. Ck, andai saja warung di ujung gang itu masih ada, Anda dapat membeli air minum di sana. Sayang sekali, warung itu sudah
Last Updated : 2021-05-05 Read more