"Gue mau kita liburan bulan depan," kata Ardzan."Tapi Zan, kerjaan aku numpuk," balas Dinda.Ardzan menggebrak meja, "Gue gamau tau!"Dengan deru nafas yang berhembus dengan kasar Ardzan menatap Dinda dengan membulatkan matanya, Ardzan tidak boleh dibantah!"Tapi, Zan-" ucapan Dinda Terpotong.Ardzan menarik degan paksa rambut Dinda, dengan sangat keras, ia tak peduli Dinda meringis kesakitan, yang terpenting tidak ada yang berani terhadapanya."Zan--sakit..." rintih Dinda kesakitan.Ardzan semakin kencang menarik rambut Dinda, "Gue gak peduli!"Ardzan selalu saja seenaknya, seolah-olah Dinda tidak punya perasaan, tidak punya rasa sakit, Ardzan selalu mementingkan dirinya sendiri, ia tidak peduli bagaimana hati dan pikiran Dinda.Ardzan melepas tarikannya dari rambut Dinda, kali ini ia beralih ke rahang Dinda, ia mencengkram dengan kasar dan sangar kencang rahang milik Dinda.Ardzan membulatkan matanya, menatap Dinda denga
Last Updated : 2021-04-28 Read more