Home / Romansa / Aku yang tak mengerti cinta / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Aku yang tak mengerti cinta: Chapter 11 - Chapter 20

25 Chapters

Doa melepaskanku begitu saja

Pemahamanku tentang fakta bahwa ada perbedaan yang jelas terlihat antara aku dan Leo. Seks di luar nikah sudah terjadi. Pada kesempatan yang tidak diharapkan, berhenti sekolah, lalu perut semakin hari semakin membesar, itu yang ada dibenakku. Mengingat pada usia belasan tahun masih layak bermain dan bercanda di sekolah. Aku tidak polos, Itu semua sangat kututup rapat, dan semuanya biar waktu yang mengungkap.Ironisnya, aku sekarang menghabiskan banyak waktu dengan orang yang tidak kusuka, sebagai seorang anak, aku selalu menjadi orang yang yang tidak berguna sekali dan tidak menunjukkan tingkat sensitifitas yang tinggi. Terlalu ada perubahan hormon, pemalu hamil, mungkin faktornya.Menjadi siswi pensiun dini bukan suatu keharusan, tetapi, untuk mempertimbangkan berbagai hal.Aku melihat lampu kamar ibu nampak gelap, dari halaman terlihat seperti bia
Read more

Dia pergi?

Salah satu dari banyak sore hari ketika aku menolak di antar ke tempat les-private oleh ibu. Dalam perjalanan pulang, aku telah bertemu dengan seorang Deep yang usianya lebih dari dua tahun mudanya dari usiaku yang menurutku adalah kandidat setelah aku tiada di sekolah lagi. Dia bercerita tentang sekolah: “Oh Leo, dia hebat. Dia selain pintar, dia anak kepala sekolah dan ternyata anak pemilik yayasan juga, aku serasa bertemu dengan idola—dan dia punya pacar ...,” bicaranya terhenti.“Tunggu!” aku memotong ucapannnya. “Kamu pernah bilang, cewek yang kutampar adalah pacaarnya anak pemilik Yayasan, berarti Leo dong pacaranya?”“Hem, keren ya ... satu tampan satu cantik.”“Kenapa tidak bilang dari awal?” aku berteriak, “cih ... cantik apanya, genit baru iya.”
Read more

Aku bingung

Seks sekarang menjadi aktivitas yang sangat menyakitkan. Yang kuharap tidak akan ada lagi anak-anak di luar sana masuk dalam perangkap seks bebas atau pergaulan bebas dan sejenisnya, berakhir secepatnya dan membuat moral setiap anak lebih baik. Satu kali pemakaian kondom secara cepat kemudian, mungkin bisa tanpa, beberapa dorongan napsu, lagi dan lagi akan menjadi pecandu. Cukup aku yang menjadi anak bodoh.Aku tahu ibu sudah mengetahui bahwa aku sangat menyukai Leo, tetapi aku jelas mengalami masalah menduga seseorang, tidak mahir berasumsi tanpa fakta. Dia memelukku dari belakang dan mengelus rambutku, "dia harus tanggung jawab, membunuh masa depanmu itu menyakitkan bagiku, Nak. Tidak seharusnya kamu di perlakukan seperti ini."“tidak usah membalas, biarkan! Aku hanya mau fokus sekolah.”“Ibu, nanti menghadap kepala sekolah, soal kamu harus tet
Read more

Masih ada sahabatku

“Jika banyak orang mengatakan hari ulang tahun adalah spesial, baginya mungking iya, tapi tidak untukku. Menjijikan dan aku benci hari ulang tahun.” Tidak pergi ke mana pun selain ke taman yang berada di belakang rumah dan kembali, dan hubunganku dengan ibu terhenti denga di jalur yang berbeda, tidak ada hubungan harmonis. Mendemonstrasikan semangat sejati dari persahabatan, Deep dan Kribo adalah kesempatan untuk bisa membuat bibir senyum sebentar. Begitu mereka menyebutkan bahwa aku telah tertutup, itu benar dan aku menyadarinya.Malam sebelumnya, aku tahu tanpa keraguan bahwa ibu pasti telah berhubungan seks. Aku tidak terlalu keberatan karena aku merasa memenjarakan diri di dalam kamarku sendiri. Memang terasa sedikit tidak nyaman ketika mereka mengadakan pertemuan, aku telah menilai kinerja ibu luar biasa: dia punya sepuluh t
Read more

Aibku terbuka

Memahami dari ketakutan berasal, sudah diketahui, tetapi aku bersama sahabatku ingat satu kejadian masa di sekolah tentang kotak misterius. Kanak-kanak yang mungkin belum memahami apa itu prank? Tidak bisa disalahkan karena memang hanya keisengan.“Bom,” celetuk Deep.“Bukan,” balas Kribo langsung.“Ini mainan anak kecil, khusus buat anakku kelak,” aku mungkin berusaha menetralisir suasanan yang kacau akan kejadian masa lalu.Kotak dibuka.“Ya Tuhan, ini popok bayi, haha ini lucu sih, kenapa kita harus takut?” aku menghela napas bertanda kelegaan. Kami sangat tidak cerdas, merasa berasal dari generasi yang pendidikan berada di luar kemajuan, terlalu percaya tahayul. Berakhir tawa dengan penuh kepuasan.Ruang kelua
Read more

Mastur caraku

Cinta pertama, membuatku gila. Kata gila hanya istilah, aslinya aku masih waras. Sejak masa remajaku yang paling awal, saat aku menyadari dan merasakan perasaan yang sangat menyenangkan pada Leo, jika saja tidak ada kebohongan, maka hubunganku masih berlanjut dengannya. Saat memikirkannya, aku menggoyangkan jari-jari dengan cara yang benar, semakin tertarik masturbasi dengan caraku, kulakukan saat rumah kosong.Video yang sedang kusaksikan terdapat musiknya sangat romantis dan gambar majalah dewasa menghiasi meja di sebelah ranjang. Aku menemukan bahwa pikiran sedang bertransformasi oleh gambar seks pada sampul majalah. Tampak jelas diriku sudah tertarik dengan materi fetish semacam itu meski tidak pernah terpikir untuk bertanya mengapa. Aku bukan orang yang analitis dengan cara itu sebenarnya, tapi, entahlah.Seleraku sendiri tidak terbatas pada apa yang mampu membuatku menaikan libido, ya
Read more

Aku dipermalukan

Mengecek penglihatan dari kontak lensa dengan kacamata minus, ibu sejak tadi berdiri di ambang pintu, itu meskipun akan keadaanku selalu menganggap dunia di luar sana tidak asyik. Ibu juga membantuku memcahkan masalah dari pikiranku yang sudah terpenuhi hal-hal negatif, dengan wejangan-wejagan, langsung aku mengangguk saat menyuruhku bersiap untuk makan.Namun, dari ucapannya awal sampai akhir, aku tidak menemukan caranya intropeksi atas semua salahnya, tetapi setidaknya itu bisa memberiku kelegaan untuk berpikir baik pada sahabatku. Ibu memang membantuku, dalam hal lain, dengan sejumlah pembayaran kebutuhan kandunganku yang sudah semakin membesar. Aku memang beberapa hari melakukan aktivitas dengan membuat sebuah anyaman di paruh waktu sekaligus, meringankan beban ibuku untuk tidak selalu menerima uang darinya.Kadang-kadang tanpa aku memintanya, ibu memberikanku dengan menaruhnya di atas meja
Read more

Aku merasa sendiri

Rindu sekolah, sekitar paruh hari dengan sabar membawa perutku yang besar dan menunggu setiap anak berhamburan masuk kelas, kuintai dari sebelah gerbang. Perhatianku semula pada kelas Deep dan Kribu, berubah ke objek yang lain. Di mana manita cantik dan anggun sedang saling menyapa sahabatnya, adalah kandidat musuhku, pacar bagi Leo. Tidak mungkin untuk melakukan aksi saat kondisiku tidak memungkinkan lagi.Rupanya posisiku diketahui olehnya. Dia hanya tampak begitu tidak normal saat menatapku dari kejauhan, berpakaian rapi dalam setelan putih abu-abu dan rambut cepol menjadi sensasi wanita seksi setiap inci mata para pria memandang. Tampak sedang mendekatiku, yang menyebalkan, kenap benar-benar mendatangiku lebih dekat. Tetapi, langkahnya terhenti di depan pagar bagian dalam. Terjadi saling tatap, agak lama.Menghindar salah satunya, setidaknya bertekad untuk tidak bereaksi bodoh atas ego. Dan
Read more

Jujur, takut sekali

Melayani dengan hati, kalimat untuk itu moto bekerja dari Rumah Sakit, itu kami lihat ketika baru sampai lobi. Telepon berdering yang menggema dengan orang-orang yang ingin memesan layanan, dan satu sama lain berhubungan antara pasien dan perawat, serta aktivitas masing-masing. Aku bisa merasakan betapa sibuknya mereka.“Apa kita cari Rumah Sakit yang lain?” tanyaku langsung.“Jangan ... kita harus bisa kuat di antara mereka,” kata Deep.“Tapi antrian panjang.”“Ya, sabarlah sebentar, Ibumu akan membawa nomor dan kita segera bertemu Dokternya!” kata Deep. Dan lagi, “mana Ibumu dan Kribo lama sekali, mereka mendaftar atau meminta sumbangan, lama sekali?”“Ya, sabarlah!”“Ei ... ka
Read more

Perjuangan menjadi ibu

Situasi sedang tidak baik, sudah larut malam di rumah, aku disandera oleh sakit tak tertahan, yang tidak terkendali dan memegang perut beberapa kali untuk menahannya. Di depan tidak ada seorang pun yang bisa kuandalkan. Aku ketakutan dan kehilangan kata-kata, serta di sisi lain dari pintu depan terkunci, ya seperti itu saat ibu pergi, menggedor-gedor dengan benda tumpul dalam upaya meminta pertolongan juga sia-sia karena tidak ada yang datang menyelamatkanku.Malam itu kurasa dengan sangat berbeda. Telah menerima telepon dari ibu bahwa menginformasikan tidak bisa segera pulang karena ada suatu kendala dan membutuhkan perawatan di Rumah Sakit. Dia memang ibu yang sakit-sakitan, kutahu dari setiap brosur yang dibawanya setelah dari ruamh sakit. Dan bersuara lirihku menahan rasa yang seperti sudah di ujung kehidupanku, “Tuhan ... aku tidak kuat menahannya, huh ... sabar ya Nak! Please jangan keluar dulu!”
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status