"Nindy, bangun, Nindy." Kutepuk pelan wajah itu untuk membangunkan Nindy dari keadaannya. Dia tak bergeming, masih setia menutup mata. Kakiku mulai gemetar merasakan takut luar biasa yang kian mendera. Dia hanya pingsan, kan? Aku harap dia hanya merasa sedikit terkejut dan nanti akan kembali bangun. Lantas aku berlari ke arah dapur meraih segelas air untuk kubawa ke ruang tengah. Dengan tangan yang semakin gemetar, kubasuh wajah wanita yang membuatku terusir dari rumah itu, penuh dengan kekhawatiran. Jika dia kenapa-kenapa, aku yakin tak akan ada yang mau percaya padaku. Semua orang pasti menuduhku membunuhnya demi mendapatkan Ferdy lagi. Tak diragukan lagi tuduhan itu.Ya Tuhan ... tolong selamatkan dia dan bayinya. Hatiku berdoa untuk perempuan yang membuatku menjadi janda ini. Meski aku sangat membencinya, tetap saja, aku berharap dia segera pulih. "Nindy, bangun. Tolong bangun, Nindy," bisikku, masih dengan menepuk pelan wajahnya. Aku se
Last Updated : 2021-05-12 Read more