Home / Romansa / DALAM DEKAPAN WANITA MALAM / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of DALAM DEKAPAN WANITA MALAM: Chapter 11 - Chapter 20

53 Chapters

Bimo dan Keyra

Di sisi lain, Bimo yang merasa kehilangan sosok Keyra semakin tersakiti. Hatinya penuh akan penyesalan, mengutuk diri sendiri karena tak pernah menyampaikan perasaannya pada Keyra. Siang itu, Bimo meminta izin pada Damar untuk bolos kerja, sesuatu yang sangat jarang Bimo lakukan.“Ngapain? Tumben?” tanya Damar penasaran. Sebenarnya hanya pertanyaan basa-basi karena dirinya pun sedang disibukkan dengan pikiran berkecamuk atas perubahan sikap Keyra pagi tadi.Bimo tahu itu hanya pertanyaan basa-basi, dia hanya melambaikan tangan ringan sebelum meninggalkan ruangan Damar. Bergegas menuju mobil yang terparkir di halaman kafe, meluncur sesegera mungkin menuju tempat yang dulu sering dia habiskan bersama Keyra.Turun dari mobilnya, Bimo segera menuju bar tempat dia biasa memesan minuman sebelum menikmati hari bersama Keyra.“ Jo, ada kabar dari Keyra?”tanya Bimo kepada Johan yang mengantar minuman.Johan menatap sedih kemudian men
last updateLast Updated : 2021-06-07
Read more

12. Dalam Hening Malam

Part 12.Hening malam kian memamerkan romansa pada dua insan yang tengah dirundung gulana. Ruang tamu rumah besar itu seolah meneriakkan bujukan hasrat dalam sepi dan dingin yang tiada berjeda. Keyra masih menangis di dada bidang Damar. Sementara itu, perlahan tangan kokoh Damar membalas pelukan Keyra, mengusap lembut bahu Keyra yang terguncang pelan.Keyra berhenti menangis meski masih menyisakan isakan lirih, perempuan itu mengangkat wajahnya, membuat dua pasang pata itu beradu, terbuai dalam rayuan hati yang bergejolak menuntut hangat. Perlahan Damar mendekatkan wajahnya, membuat keduanya bertukar embusan napas, hingga dua bibir manusia itu tiada lagi bersekat, terbuai dalam gerak nafsu yang semakin bergejolak.Entah bagaimana adegan itu bermula, kedua insan itu sudah berakhir di sofa empuk ruang tamu besar itu tanpa busana, tanpa sehelai benang pun yang menempel pada raga. Desah lelah itu berlagu, menambah nafsu bagi dua manusia yang lalai pada nurani, kalah
last updateLast Updated : 2021-06-07
Read more

Part 13. Ragu

Part 13 . sekeping hati yang terlukaPerlahan memudar, keraguan Keyra terhadap keputusannya semakin menghilang. Senja itu, berteman rinai hujan dan dingin udara, Damar mengajaknya ke kafe dan mengenalkan Keyra sebagai calon istrinya. Tak mempedulikan tatapan heran para karyawan saat menatap bocah dalam gendongan Keyra, Damar justru dengan bangga memuji kecantikan hati sang calon istri.Hampir semua karyawan sudah bertemu dengan Keyra kecuali Bimo. Pemuda itu meminta izin untuk istirahat di rumah sejak seminggu lalu keluar dari rumah sakit. dia beralasan masih butuh waktu untuk memulihkan tubuhnya. Meski alasan sebenarnya adalah karena hatinya patah, remuk, terluka oleh fakta yang teramat menyayat sekeping hatinya. Damar tahu jika Bimo sedang berusaha berdamai dengan keputusannya menikahi Keyra. Meski tak bisa mendengar isi hatinya, Damar bisa membaca sorot mata Bimo saat dia membahas pernikahannya dengan Keyra.“Mas, aku pulang duluan, ya? Nai
last updateLast Updated : 2021-06-08
Read more

part 14. Joya

 Bimo berbaring di ranjang kamarnya. Menatap gawai yang tak lelah menyala, satu per satu menampakkan gambar Keyra dengan berbagai gaya. Ada sebait sesal yang menjalar menjumpa sesak, memukul relung hatinya dengan telak. “Key, harusnya aku yang mendapatkanmu, kan? Harusnya aku yang memilikimu, kan?” bisik Bimo di sela memandangi gambar Keyra penuh kekaguman. Matanya menyala penuh luka. Duhai, wajah sayu itu kian menggambarkan nelangsa tak berkesudahan. Bimo lelah. Matanya hendak terpejam saat dering panggilan di ponselnya berbunyi. Pria itu mengernyitkan dahi saat melihat sebuah nama yang berpendar di layar. Joya. Ragu namun Bimo tetap menekan ikon telepon berwarna hijau. “Halo ….” Terdengar suara isakan di seberang. “Mbak … Mbak Joya, kenapa?” Bimo bertanya khawatir. Tentu saja, meski sangat jarang bertukar kabar, tapi Joya masih sosok yang Bimo segani. Di masa lalu, juga kini. “Bim … kamu tahu, kan, kalau Damar mau nikah?” Joya m
last updateLast Updated : 2021-06-10
Read more

15. Keputusan

Awalnya Keyra ragu untuk mempersilakan Bimo masuk. Selain karena Damar sedang tidak ada di rumah, masa lalu keduanya membuat suasana tak nyaman. Namun, pada akhirnya pria yang dulunya sering menggunakan jasanya untuk melepas hasrat itu sudah duduk d sofa ruang tamu mewah itu. Sofa empuk yang beberapa waktu yang lalu digunakan Keyra untuk bergumul mesra dengan Damar. “Silakan, Mas.” keyra meletakkan camgkir berisi teh di meja. Keyra kemudian duduk menunduk, menatap takut-takut kaki-kakinya yang bergoyang karena gugup. “Key, setakut itu kamu sama aku?” tanya Bimo tak nyaman, matanya terfokus pada sosok Keyra yang masih enggan menatapnya. Tampak jelas sendu dan terluka di kilatan netra miliknya. “Mas Bimo kemari ada apa? Kenapa nyari Keyra?” keyra memberanikan diri mengangkat wajahnya. Bimo terdiam cukup lama, meraih cangkir teh di atas meja kemudian menikmati manis pahit yang tersaji di dalamnya. Pria itu tersenyum, meski dalam suasana tak nyama
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more

16. Jangan pergi, Mas

Joya menanti dengan tak sabar. Dia tersenyum sepanjang penantian. Gadis itu duduk di sofa ruang tamunya, berkali-kali melirik jam di ponsel, kemudian kembali tersenyum bahagia bak remaja yang kasmaran. Setengah jam berlalu dan Damar tak kunjung datang. Senyum bahagia yang semula menghiasi wajahnya perlahan sirna. Berganti tatapan gelisah yang terpancar nyata. Wajahnya sendu, joya kembali menampakan gelagat seperti orang gila. Tangannya menyambar vas di atas meja, melemparkannya ke sembarang arah, membuat benda itu pecah berantakan. Belum puas melampiaskan emosinya, Joya berlarian mengelilingi ruang tamunya, melempar, menendang apa saja yang dia jumpai. “Mas Damar! Aku nggak bisa hidup tanpa kamu,” teriak Joya, tangannya menjambak rambutnya sendiri, membua rontok beberapa helai. Namun, dia masih tak merasakan sakit. Luka di hatinya jauh lebih hebat terasa. Joya melirik pecahan kaca dan vas yang berserakan di lantai. Seperti tatapan serigala yang menggi
last updateLast Updated : 2021-06-12
Read more

Part 17. Pertentangan

  Keyra mengerjapkan mata mendengar kebisingan di kamarnya. Hampir saja dia berteriak andai saja tidak melihat Damar berdiri dengan wajah bingung di dekat pria tua itu. Keyra buru-buru bangun dan menghampiri kedua lelaki di sana. “Ada apa, Mas?” Keyra menatap Damar, menagih penjelasan. Damar menghela napas, mencoba menetralkan hatinya. “Key, ini Ayahku. Yah, ini Keyra … calon istriku.” Keyra mengulurkan tangan hendak menyalami pria tua itu, akan tetapi bukan sambutan ramah yang dia peroleh. Ayah Damar menghempaskan tangan Keyra yang hendak mencium punggung tangannya. “Jadi kamu perempuan yang menggoda Damar?” hardik lelaki berwajah tegas itu. Garis wajahnya mirip sekali dengan Damar, membuat Keyra justru fokus membayangkan gambaran masa tua sang kekasih nantinya. “Yah, kita bicara dulu di luar. Kasihan Naina, nanti rewel.” Damar berkat penuh permohonan. Darmawan, pria tua yang berharap damai menikmati sisa hidupnya itu men
last updateLast Updated : 2021-06-13
Read more

18. Mengalah

Keyra menatap dua bola mata Naina yang bersinar. Gadis kecil dalam pelukan itu seolah mengerti keresahan yang dirasakan sang ibu angkat. Naina tersenyum menggemaskan, berkali-kali terkekh hanya karena pipinya disentuh oleh jemari Keyra. Kebahagiaan itu rupanya tak berlangsung lama. Kehangatan antara Naina dan Keyra terganggu oleh kedatangan Joya. “Key, lagi sibuk, nggak?” tanya Joya kemudian duduk di sisi ranjang tanpa meminta persetujuan. Keyra yang masih merasa canggung itu mengangguk.  “Nggak kok, Mbak. Ada yang bisa kubantu?” Joya menggeleng. “Cuma mau ngomong aja. Duduk, Key.” Joya menepuk tempat di sebelahnya, menyuruh Keyra duduk di sana. Keyra menurut. Dua wanita itu duduk berhadapan. Keyra masih menggendong Naina dalam pelukan. “Key, ini.” joya mengulurkan selembar kertas berisi sebuah alamat. “Apa ini, Mbak?” keyra bertanya tak paham. Joya meraih sebelah tangan Keyra, memaksa perempuan yang dianggapnya sa
last updateLast Updated : 2021-06-16
Read more

Part 19. Pergi

Keyra memicingkan mata demi melihat lebih jelas siapa yang turun dari mobil pick up di depannya. Perlahan sosok itu pun mendekat, membuat jantung Keyra berdetak semakin cepat.“Key, kamu Keyra kan?”Keyra hendak menggeleng, akan tetapi pria asing ituterlihat tidak membahayakan. Anggukan samar Keyra membuat ppria itu tersenyum lega.“Kamu nggak inget sama aku?” tanya pria yang masih belum Keyra ingat itu.“Enggak, maaf, ya. Apa … apa kamu salah satu pelanggan aku?” Keyra mengigit bibirnya, entah mengapa pertanyaan itu kini terasa mengandung banyak luka.Pria itu justru mengernyitkan dahi, tak mengerti dengan apa yang Keyra maksudkan. “Langganan? Kamu jualan apa sekarang?”Keyra menyesal menanyakannya, kemudian menunduk dalam lalu menjawab penuh keraguan,“Iya, sebelumnya aku jualan, jualan badan.”“Astaghfirullah, sekarang sedang apa kamu di sini? Hujan-hujan, send
last updateLast Updated : 2021-06-18
Read more

KENYAMANAN BARU

Menanti Damar kembali ke rumah besar itu pagi-pagi sekali setelah menginap semalaman. Membawa serta ibunya tercinta bersamanya. Sepanjang perjalanan Damar disiksa oleh rindu pada Keyra dan Naina. Pun disergap rasa cemas dan gelisah, takut jika Joya dan ayahnya akan membuat Keyra tidak nyaman. Damar membuka pintu dengan tergesa, segera merangsek ke dalam rumah, menuju ke kamar belakang tempat seharusnya Keyra berada. Namun, alangkah terkejutnya pria itu saat tak didapatinya Keyra di sana. Pun dengan barang-barangnya. Bahkan aroma wangi bayi yang seharusnya mengiasi ruangan itu pun ikut sirna. Damar berlari segera, hendak bertanya tentang keberadaan Keyra pada siapa saja. di ruang tamu, Damar berpapasan dengan Joya yang baru saja memberikan teh panas untuk ibu Damar. Pria itu menatap Joya penuh kebencian, tatapan yang selama ini tak pernah dia tampakkan d hadapan Joya. “Kemana Keyra?” kalimat tanya itu mengalir penuh penekanan
last updateLast Updated : 2021-06-27
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status