Home / Fantasi / PARANORMAL CANTIK / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of PARANORMAL CANTIK: Chapter 21 - Chapter 30

119 Chapters

RAHASIA GELANG

"Baguss….?" Teriak Alena memecah pagi membuat Bagus yang sedang memperhatikan orang lewat menjadi kaget dan tersentak.“Ada apa?!” Tanya Bagus sambal menekan rasa kagetnya."Apakah mungkin mungkin kamu mengenal pelaku pembunuhan yang sedang kita hadapi ini?" tanyaAlena menatap tajam Bagus."Maksud Non siapa?" Bagus Balik bertanya karena bingung."Apakah kamu tidak melihat tanda-tanda pembunuhan yang di lakukan ini berikut dengan bukti yang didapat di lapangan, ini menunjukan musuh yang kita hadapi berasal dari alam kamu," Alena berkata dengan pandangan mata yang tidak di alihkan dari Bagus."Aku juga sudah menduganya ke sana namun yang membuat aku bingung bagaimana dia keluar dari alam kami kecuali....." Bagus nampak ragu meneruskan kata - katanya."Kecuali apa?" Cecar Alena."Kecuali ada dukun yang mengikat sumpah dengannya melalui darah, aku harus menyelidiki ini cara menghancurkannya hanya melalui orang y
last updateLast Updated : 2021-08-06
Read more

Terjebak di alam hening

  Malam datang sangat cepat melingkupi Kota Palembang, setelah lepas magrib sebuah mobil meluncur santai menuju ke arah wilayah yang ada di luar kota Palembang bernama Sako Kenten. Begitu melewati wilayah Sako Kenten mereka keluar dari jalan besar sekarang memasuki jalanan yang berbatu. Berapa kali badan mereka terhempas bantingan mobil yang melewati jalanan berbatu itu. "Masih lamakah tempat yang di tuju?" tanya Bagus kepada Kapten Japar memecah kesunyian. "Berdasarkan informasi habis desa ini kita akan memasuki desa tempat dukun itu berada," jawab Japar dengan suara bergetar karena tegang. Jalanan yang mereka lewati belum tersentuh aspal, jalanan ini masih terbuat dari tanah yang di kasih kerikil sebagai pengerasan hal ini menunjukkan kalau mereka sudah jauh berada di luar kota Palembang.  Laju mobil tidak bisa cepat, Bagus mengemudikan mobil deng
last updateLast Updated : 2021-08-07
Read more

Jin Pembunuh

    Alena menoleh kepada Bagus yang ada di belakangnya bersama dengan Japar.   "Bagus bersiap membantu tapi jangan lupa Japar harus selalu di samping kamu," Alena berkata kepada Bagus   "Iya, aku akan selalu siap membantu," jawab Bagus sambil menganggukan kepalanya matanya sekilas melirik Japar yang bingung.   "Bagaimana kalau kita tidak selamat?" tanya Japarpenuh ketakutan.   "Maka selamanya kita akan berkubur di dalam alam ini," jawab Bagus sambil menyeringai kepada Japar.   Mendengar Jawaban Bagus membuat Japar semakin ketakutan, perlahan Makhluk tinggi besar berwarna hijau di hadapan mereka mulai bergerak. Melihat makhluk itu bergerak Japar semakin merasakan ketakutan dia makin mengkeretkan badannya di samping Bagus.   "Hoooaaammm.... Aku mencium bau bidadari dan Jin yang membuat tidurku terganggu," makhluk itu bangkit dengan bad
last updateLast Updated : 2021-08-07
Read more

Pemerkosa Gaib

Alena yang sedang santai tiba-tiba kaget begitu bagus dengan kekuatan jinnya tiba-tiba muncul di samping Alena dengan membawa kertas fotocopy yang sangat tebal. "Apa yang kamu bawa?" tanya Alena yang kebingungan melihat tingkah Bagus. "Ini kasus pemerkosaan yang menghebohkan di koran kemarin," jawab Bagus santai. "Untuk apa? dan kamu dapat dari mana?" tanya Alena lagi dengan bingung. "Tadi aku menemui Kapten Japar, aku bilang kamu menyuruhku bertanya mengenai kasus ini, makanya dia memberiku fotocopian mengenai kasus ini supaya di berikan kepada kamu," Jawab Bagus dengan enteng. Alena geleng-geleng melihat kelakuan yang Bagus tunjukkan. "Dasar jin sontoloyo," Geram Alena melihat kelakuan Bagus. Namun gerakan tangannya yang ingin menjitak kepala Bagus dia hentikan karena melihat keseriusan Bagus meneliti halaman demi halaman tentang lapora
last updateLast Updated : 2021-08-08
Read more

Tamu Alam Gaib

Melihat tangan besar itu muncul Alena segera meloncat mundur menjauh dari jangkauannya.   Suara gemboran marah juga tidak dia perdulikan dia hanya menatap tajam menuju gerbang itu yang akhirnya hilang secara sempurna.   Walaupun gerbang itu sudah hilang secara sempurna dari pandangan matanya namun Alena tetap berdiri  di sana.   "Kenapa kulitnya berbeda, suaranya juga berbeda sementara gerbang itu aku yakin merupakan gerbang kerajaan yang dia punya atau... ahhh sudahlah," batin Alena.   Kemudian dia mengajak Bagus kembali ke mobil, melihat Alena hanya berdiam Bagus tidak bertanya apapun dia tahu kelakuan majika bidadarinya ini, dengan cepat Bagus langsung duduk di kursi sopir.   "Kenapa bengong non?" tanya Bagus sambil mengemudikan mobil.   "Tidak apa-apa aku hanya memikirkan gerbang sembilan langit," Jawab Alena singkat.   "
last updateLast Updated : 2021-08-08
Read more

Gerbang Sembilan Langit

Mendengar suara keras dari pintu Alena berjalan menuju pintu kamar dan mengintip di luar pintu. Kelihatan di pintu Bagus berdiri tegang sambil menendang-nendang pintu kamar tempat Alena berada. "Ada apa malam-malam menggedor-gedor pintu kamar?" tanya Alena sambil melotot melihat kelakuan jin itu. "Ada keanehan yang terjadi," Bagus menjawab dengan rasa tegang. "Masak jadi jin penakut amat," Omel Alena kepada Bagus. "Tapi non, ini benar-benar aneh," Jawab Bagus masih tegang "Temui aku di ruang tamu, tapi bikin kopi dulu," Jawab Alena santai sambil melangkah menuju ruang tamu. Bagus yang selesai membuat kopi berjalan terburu-buru menuju ruang tamu sambil tangannya menenteng kopi yang dia buat. "Kenapa kau datang dengan raut muka tegang seperti itu?" Alena bertanya begitu Bagus datang meletakan gelas kopi di atas meja.
last updateLast Updated : 2021-08-09
Read more

Buyut Cendana

Mendengar bentakan menggelegar itu Alena langsung melompat mundur bersiaga. Di hadapan Alena kini berdiri makhluk tinggi besar wajahnya sama persis dengan Raja Negeri Gending Selaka namun yang berbeda hanya pada kulitnya. Jika warna kulit Raja Negeri Gending Selaka berwarna kuning namun sosok yang berdiri di hadapan Alena sekarang ini berwarna putih agak pucat. Melihat sosok di depannya Alena tersenyum menyeringai namun tatapan matanya tetap tajam mengarah ke sosok di hadapannya. "Buyut Cendana walaupun kamu sudah dinkurung penjara sekian lama namun kamu belum juga sadar, seharusnya dewa yang dulu menangkapmu langsung membunuhmu atau menyeret kamu ke penjarah dewa bukan di kembalikan ke Negeri Gending Selaka," Alena berkata santai kepada Makhluk itu. "Hahaha.... Dewa yang dahulu mengalahkanku itu karena keberuntungan, walaupun kamu berasal dari alam dewa jangan harap bisa mengalahkanku s
last updateLast Updated : 2021-08-09
Read more

Arwah Di Tempat Rekreasi

"Apakah non bidadari yakin dengan apa yang non lihat?" tanya Bagus Kepada Alena ketika sore hari Alena menceritakan yang dia lihat kepada Bagus. "Aku sangat yakin dan sudah dua kali aku merasakan energi yang tersimpan di badannya, energi yang dia miliki adalah energi bidadari namun aku belum terlalu yakin sebab kekuatanku tidak bisa menembusnya," jawab Alena dengan serius. "Apakah kamu menyadari sesuatu yang lain dari dalam tubuhnya?" Alena bertanya lagi kepada Bagus. "Waduh non kalau dia mempunyai kekuatan bidadari sangat tidak mungkin kekuatan alam jin bisa menjangkaunya," Jawab Bagus sambil celingukan menggaruk kepalanya. "Kalau begitu kita harus menyusun rencana supaya pemilik kekuatan bidadari itu bisa muncul" Alena berkata untuk kepada Bagus. "Tapi bagaimana caranya non," Bagus balik bertanya dengan bingung. "Nanti pasti ada jalannya" Jawab Alena penuh
last updateLast Updated : 2021-08-09
Read more

Dendam Dasar Danau

Sekelebat bayangan putih keluar dari dalam danau itu dengan mata merah nampaknya Arwah yang menunggu danau itu seperti seorang perempuan. Begitu melesat ke atas danau dan posisi tubuhnya mengambang di atas air, Arwah itu langsung terbang dengan ganas menerjang Alena. Alena yang sudah maklum akan hal itu segera mengibaskan tangannya yang sudah berisi kekuatan berbentuk cambuk. Ctasss.... Suara kekuatan Alena membentur udara membuat makhluk putih yang menyerangnya merasa terintimidasi. Setelah gema suara tersebut hilang di udara arwah itu tetap meneruskan terjangannya. Namun sebelum dia sampai ke dekat Alena kembali kekuatan berbentuk cambuk di tangan Alena membelit kaki makhluk itu. Begitu cambuk dari kekuatan di tangan Alena sudah membelit kaki makhluk itu, Alena langsung menyentak tangannya yang membuat makhluk itu terjatuh di depan kaki
last updateLast Updated : 2021-08-09
Read more

Guci Cahaya Dewa

Alena yang melihat tatapan mata Bagus dan Sutarjo tertuju kepadanya menjadi serba salah apalagi ketika memperhatikan pandangan mereka di sana seakan meminta penjelasan maksud dari perkataan Alena. "Sebelum aku menjawabnya aku mau bertanya kepada Sutarjo selain guci yang dipajang di sini apakah ada guci lain yang di simpan di sini?" Alena bertanya sambil menatap kepada Sutarjo. "Aku juga tidak tahu namun ada sebuah brankas kuno yang aku pindahkan ke sini dari rumah, brankas ini merupakan warisan turun temurun dari kakek buyut kami namun selama brankas ini diwariskan kepadaku aku sama sekali tidak pernah membukanya jadi aku tidak tahu apa isinya," jelas Sutarjo dengan polos. "Apakah boleh kami membukanya?" tanya Alena kepada Sutarjo. "Tidak masalah silakan di buka," Sutarjo berkata sambil menuju ke pojokan ruangan, tangannya menyentuh sebuah tombol di sana begitu tombol itu di buka
last updateLast Updated : 2021-08-09
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status