Pagi-pagi sudah gusar! Bagaimana tidak gelisah, tidak resah? Bukan hanya Devan yang membuat suasana hati Dewi berantakan tapi sebuah kenyataan yang harus di terima, malaikat maut lebih awal ketemu Dr. Haris ketimbang dirinya, meskipun Dewi sudah janjian lebih dulu bahkan siap membayar dua kali lipat. “Dr. Haris meninggal baru saja,” ucap Dewi pada Devan. “Kita cari dokter lain.” Dewi tertunduk. “Dokter kandungan mana yang buka di hari libur jika belum janjian.” Devan kembali terdiam, memilih tak banyak bicara dari pada salah berucap karena saat ini wanita di sebelahnya sedang kacau. “Apakah aku akan jadi satu-satunya atau madu?” terdengar ucapan Dewi halus dan sangat berhati-hati dengan pandangan ke arah kertas di tangan. Devan menoleh kemudian tersenyum manis. “Kamu memang satu-satunya dan kamu maduku, manisku.” Tangan Devan mencoba menyentuh pipi Dewi, merayu sekuat tenaga. Kata-kata Devan seperti palu yang jatuh tepat di ubun-ubun Dewi, sangat menyakitkan. Devan berkata san
Last Updated : 2021-07-25 Read more