Home / Romansa / Slave / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Slave: Chapter 21 - Chapter 30

53 Chapters

21.

Hasan terbangun dengan tubuh dan kepalanya yang terasa sangat sakit. Punggung yang terasa begitu pegal akibat terlalu lama tidur dalam posisi duduk membungkuk, dan kepala yang bersandar ke meja menghadap arah kiri terlalu lama.Jelas ini namanya Hasan salah tidur, pantas paginya ia mendapati seluruh tubuhnya tak nyaman. Hasan bangkit berdiri dan mencoba untuk menggerakkan badannya guna merilekskan seluruh otot-otot tubuhnya.Dan hasilnya lumayan, Hasan sudah tak terlalu merasakan pegal yang terlalu seperti tadi. Hasan kembali duduk dan mencoba membuka berkas-berkas yang belum selesai ia kerjakan. Namun sebelum itu terjadi Hasan mencium bau tak sedap yang menguar dari tubuhnya. Hasan pun mencoba mengendus-endus tubuhnya dan benar saja jika tubuhnya yang ternyata bau asem.Hasan malas sekali untuk mandi ataupun sekadar berganti pakaian, hingga pada akhirnya ia memutuskan jalan pintas saja yaitu menyemprotkan parfum favoritnya k
Read more

22.

"Kenapa kamu tidak mengangkat panggilan teleponku ataupun membalas pesan dariku?" tanya Adnan menatap lekat Ayesha yang sejak tadi malah terus menundukkan kepalanya.Siang hari ini mereka berdua tengah berada di cafe, sejak malam dimana Adnan mengantarkan Ayesha pulang yang berakhir kesalah pahaman akibat dari sudut pandang Ayesha mengenai perbedaan status derajat mereka berdua. Sejak itulah Ayesha tak mau mengangkat panggilan telepon Adnan maupun membalas setiap pesan yang Adnan kirimkan. Hingga hari libur ini Adnan memberanikan diri untuk langsung mendatangi rumah Ayesha, Adnan butuh bicara dengan wanita itu sebab ia merasa tak tahan jika Ayesha tak mengacuhkan dirinya.Tentu saja kehadiran Adnan ke rumah Ayesha di sambut baik dan hangat oleh bapak Ridwan. Tak mungkin bagi Ayesha untuk menolak bertemu dengan Adnan.Adnan sendiri yang merasa mendapatkan respon positif dan baik dari bapaknya Ayesha, mengambil kesempatan ini u
Read more

23.

Ayesha merasa bahagia setelah mendengar kabar Davira yang kembali pulang ke rumah, tentu hal itu menjadi kabar yang membahagiakan untuk seluruh keluarga.Senyuman tak pernah luntur menghiasi wajah cantiknya yang alami tanpa polesan riasan sedikitpun. Ayesha jarang memakai riasan terkecuali jika ada acara-acara keluarga penting saja yang harus membuatnya tampak lebih cantik dan berbeda dari biasanya."Kapan kita akan mengunjungi kediaman keluarga Atmadja?" tanya pak Ridwan menatap Ayehsa yang masih tersenyum,"Bapak ingin kesana?" "Tentu saja, ini kabar bahagia nak."Ayehsa mengangguk setuju, "Bapak saja yang kesana.""Kamu tidak ikut, nak?"Ayesha menggeleng. "Tidak Pak.""Kenapa kamu tidak mau ikut? Apa alasannya?""Davira, gadis itu tidak menyukaiku Pa
Read more

24.

Sepasang manik mata hitam itu menatap lurus ke depan dengan tatapan hampa, tubuhnya terasa kaku seolah mati rasa setelah beberapa menit yang lalu mendengar pengakuan putrinya.Ayesha sendiri terisak pelan setelah ia berhasil mengungkapkan rahasia buruknya yang selama ini ia simpan rapih. Tapi, tak di pungkiri jika Ayesha merasa lega setelahnya. Dan hal ini juga Ayesha pastikan akan menjadi akhir dari segala keburukan yang pernah ia alami, menjadi akhir dari segala hubungan tak sehat antara ia dan Hasan."Sudah berapa lama?" tanya Ridwan tiba-tiba mengaggeti Ayesha. "A-apanya?""Hubungan gila yang terjalin antara kamu dan Hasan?" Ridwan lebih memperjelaskan pertanyaannya. "Jawab dengan jujur!"Ayesha menggigit bibirnya seraya menundukkan kepalanya, "kurang lebih dari dua tahun yang lalu." jawab Ayesha lirih.Ridwan memejamkan matanya sembari terisak, hatinya begitu sakit da
Read more

25.

"Mas," panggil Kia."Ya, sayang?" Kia menyerahkan ponsel Nando yang tadi berbunyi saat pria itu ke kamar mandi."Mas Ridwan tadi menelpon," beritahu Kia."Lalu, kamu tidak mengangkatnya?"Kia menggeleng, "aku mengangkatnya.""Oh ya? Lalu dia bilang apa?""Mas Ridwan bilang, ada hal penting yang sangat ingin dia katakan pada Mas. Dia juga menyuruhku untuk menyampaikan pesannya ini, dan meminta Mas untuk segera menghubunginya kembali."Nando mengangguk mengerti, "baiklah, terima kasih Sayang." ucap Nando mengecup kening istrinya."Aku akan menelpon Ridwan di ruang kerjaku, oke." Kia mengangguk.Di tatapnya punggung sang suami yang perlahan menjauh dan menghilang di balik pintu kamar yang tertutup. Sebenarnya ada rasa penasaran dan
Read more

26.

Dua pasang mata itu saling menatap satu sama lain, menikmati keheningan yang menemani mereka."Ternyata benar sesuai dugaan kita," ucap salah satu diantara kedua orang itu. "Benarkah? Kau yakin?""Tentu saja, putriku sendiri sudah mengatakannya secara jujur. Ayesha sudah mengakuinya, bahwa selama ini ia memang mempunyai hubungan khusus dengan Hasan, putramu." tukas Ridwan dengan raut wajah datar. "Hubungan khusus seperti apa?" tanya Nando penasaran. "Apakah mereka berdua berpacaran," sedikit senyum terbit menghiasi wajah tampan Nando.Ridwan menggeleng lemah, "lebih mengerikan dari itu."Mendengar itu dalam sekejap senyuman Nando luntur. "J-jadi apa? Ridwan, katakan yang sebenarnya?!" pinta Nando menuntut jawaban. "Aku telah hancur sebagai orangtua," lirih Ridwan berubah murung.
Read more

27.

Baca ya 😘***"Bapak!" panggil Ayesha ketika melihat Ridwan baru pulang ke rumah setelah langit menggelap. Dari tadi siang Ayesha mencari keberadaan sosok Ridwan yang tak terlihat di setiap sudut rumah. Cukup kecewa lantaran Ridwan tidak berpamitan padanya, tak seperti biasanya Ridwan akan selalu berpamitan pada Ayesha jika ia ingin pergi dalam jangka waktu sebentar maupun lama. Hal itu Ridwan lakukan agar sang anak tidak khawatir, tapi sekarang?Ayesha cukup mengerti, jika perubahan sikap bapaknya itu tentulah karena dirinya. Wajar bila Ridwan marah dan kecewa pada Ayesha. "Cepatlah kemasi barang-barangmu," titah Ridwan menatap sekilas sang anak, lalu melangkah cepat dan lebar ke arah kamarnya. Tentu saja ucapan Ridwan tadi mampu membuat Ayesha dilanda kebingungan dengan lipatan kerutan di dahinya yang tampak nyat
Read more

28.

"Apa Ayah sudah mengetahuinya?!" tanya Hasan dengan air mukanya yang terlihat memucat."Ya!" sahut Nando lantang."Darimana? Darimana Ayah mengetahuinya?"Nando tersenyum sinis, "kau tidak perlu tau itu.""Apakah Ayesha yang mengadukan hal ini pada Ayah?""Bukankah sudah ku bilang, kau tidak perlu tahu!" cengkeraman tangan Nando di kerah baju Hasan bertambah kuat.Cengkraman yang kuat itu membuat Hasan susah bernafas, Nando seakan kehilangan kendali dalam dirinya sehingga tak memperhatikan kesakitan Hasan yang tampak jelas dari raut wajah sang anak yang memerah.Seperti apapun rasa sakitnya Hasan sama sekali tidak memohon pada Nando untuk melepaskan cengkraman tangannya. Hasan jutsru terlihat santai walau merasa tercekik sekalipun, bahkan tatapan Hasan seakan menantang Nando.Beruntung Nando tersadar dengan apa yang dilakukanya, ia melepaskan ceng
Read more

29.

Tap!Ayesha tak bisa mengelak dari rengkuhan hangat kedua tangan kekar Hasan yang saat ini tengah mendekap tubuhnya erat. Perasaan hangat dan nyaman langsung mengaliri diri keduanya."Lepas!" rontahan Ayesha menampik hal itu dan berusaha melepaskan diri dari kungkungan tubuh Hasan yang memeluknya erat."Ssstt," desis Hasan menahan segala pergerakan Ayesha dan memintanya untuk diam. "Biarkanlah tetap seperti ini, please!"Ayesha diam tak berkutik, meskipun hari ini Hasan bersikap lembut tapi tetap saja aura menakutkan dari pria itu masih terasa dan terpancar jelas.Ayesha menurut bukan berarti ia masih ingin di perbudak dan di kendalikan oleh Hasan. Hanya saja Ayesha tak ingin membuat keributan di rumah ini, karena sejauh yang ia tahu bahwa sosok yang tengah memeluknya saat ini adalah orang yang tidak suka penolakan.Ayesha pun tak menampik jika ia merasaka
Read more

30.

Waktu terasa berputar begitu cepat, entah sudah berapa lamanya Hasan tak pernah bertemu dengan sosok Ayesha dan Bapaknya. Selama itu pula banyak hal dan masalah yang terjadi, dimulai dari dirinya sendiri sampai permasalahan sang adik tercinta, Cavia.Hasan tak pernah menyangka jika adik kesayangannya bisa bertindak melakukan percobaan bunuh diri. Hasan yang semenjak hari dimana Ayesha datang ke rumahnya waktu itu, sempat merasakan semangat hidup. Tapi, semangat itu kian redup dan perlahan menghilang saat mengetahui jika Ayesha dan Ridwan sungguh benaran pergi dari kota ini.Terbukti saat Hasan tak bisa menahan rindunya lagi pada Ayesha, dia memutuskan untuk menemui Ayesha di rumahnya. Namun alangkah terkejutnya saat Hasan menemukan rumah Ayesha yang di gembok menandakan jika rumah itu kosong tak berpenghuni.Dugaannya semakin kuat saat keesokan harinya dan seterusnya Hasan datang kembali ke rumah Ayesha, rumah itu tetap masih
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status