Home / Romansa / Dinikahi Berondong Kaya / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Dinikahi Berondong Kaya: Chapter 41 - Chapter 50

55 Chapters

39. Kita Udah Pacaran

Ternyata makan malam bersama keluarga Papa tidak semenakutkan yang ia bayangkan.Papa menyambut ramah kedatangan Erik, Beliau menanyainya banyak hal seperti yang kebanyakan orang tua lainnya tanyakan kepada lelaki yang menyukai Putri mereka. Seperti... Sekarang kerja di mana? Bagaimana keluarga kamu? Kalian awal kenal dari mana? dan sebagainya.Bahkan Mama yang biasanya judes pun kini ikut berpura-pura bersikap ramah karena ada Erik di sini."Maaf, ya, Nak Erik kalau masakan Tante sederhana banget.""Ah, nggak pa-pa, kok, Tante. Ini hitungannya udah mewah banget, kok, Tante bagi Erik," jawab Erik dengan senyum ramah, seolah ingin memberikan kesan pertama yang baik kepada keluarga April. Dan ya, Erik berhasil memenangkan hati semua orang yang ada di sini.Monna yang duduk di sebelah April tiba-tiba bergelayut manja di lengannya seolah mereka dekat saja.“Kak April pinter banget, ya, nyari calon suami. Kok, bisa, sih, Kak April
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

40. Selalu Mencintaimu

"Memangnya kita bisa, Marah dengan orang yang kita cinta?"-Sean***Sejak kejadian waktu itu di mana Sean mendapati Erik yang berusaha menciumnya. April merasa sampai sekarang Sean masih marah kepadanya. Hal itu bisa dilihat dari saat mereka tidak sengaja berjalanan berpas-pasan, maka Sean akan berpura-pura masuk kembali ke dalam kamarnya. Hal itu benar-benar membuat April merasa tidak nyaman.Kalau boleh jujur, April rindu dengan senyuman tengil Sean, rindu candaannya yang terkadang membuatnya naik darah.Benarkah kini mereka seolah menjadi orang asing?April merasa harap-harap cemas. Sesekali dia mengusap peluh di pelipisnya yang hampir menetes ke bawah. April memegang erat-erat buket snack serta kado sepesial yang sudah ia siapkan dari rumah untuk nantinya ia berikan kepada Sean di hari spesialnya ini.Yaitu hari wisudanya.Dari kejauhan April dap
last updateLast Updated : 2021-07-14
Read more

41. Putusin Erik Saja

Kaki Sean tertekuk, mencoba menyesuaikan tinggi dari wanita yang sedang duduk di kursi roda di depannya.Hati Sean bergemuruh. Terakhir kali dia melihat Mamanya waktu masih kecil. Sean ingat betul dulu rambut Mama dulu pendek, hanya sebahu. Tapi kini rambut Mama sudah panjang. Kecantikannya tidak luntur sama sekali meskipun Mama yang sekarang terlihat agak kurusan. Sebelum ke sini April sudah merias Mamanya Sean supaya terlihat segar dan ayu."Mama... Ini beneran Mama?"Tangan Sean terulur mengusap pipi mamanya, hatinya masih bertanya-tanya apakah ini semua nyata?Jika ini semua mimpi, tolong hentikan waktu di dunia ini meski sekejab."Mama...." ucap Sean terdengar getir. Tercekat hilang di penghujung suara.Semua ini sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ibunya, yang dulu dibawa paksa oleh orang-orang berbaju hitam ketika Sean pulang dari sekolah, kini berada di depannya lagi. Padahal sudah puluhan tahun Sean mencari."Tante... Ini Sea
last updateLast Updated : 2021-07-15
Read more

42. Beda Usia Beda Kedewasaan

Jika dihitung-hitung lagi, sepertinya April sudah berpacaran dengan Erik kurang lebih sekitar setengah tahun.Selama ini mereka berpacaran seperti kebanyakan orang di luar sana. Makan siang bersama, menonton bersama, jalan-jalan ke suatu tempat ketika libur kerja.Padahal dulu Papa pernah mengatakan kepadanya, cinta itu datangnya karena terbiasa. Nyatanya sampai saat ini April belum juga jatuh cinta kepada Erik.April merasa hubungan mereka diam di tempat. Tidak ada perkembangan sama sekali. Erik memang sering menyinggung soal pernikahan, bolak balik malahan, tapi nyatanya itu semua hanya dianggap Erik seperti angin lalu.Sampai sekarang April belum pernah diajak ke rumah Erik untuk dikenalkan dengan kedua orang tuanya secara langsung."Ya, sabar aja, Pril. Nanti kalau udah waktunya juga bakalan aku kenalin sama mereka," Begitulah kiranya Erik berkelit.Masalah yang ke dua... entah mengapa sampai saat ini April sama sekali tidak merasakan ge
last updateLast Updated : 2021-07-16
Read more

43. Berengsek!

"Pokoknya jangan pulang malem-malem!" teriak Sean mengingatkan lagi ketika motor Mang Ojek melaju beberapa meter dari tempatnya berdiri."Iya bawel!" balas April berteriak tak kalah kerasnya membuat Sean terkekeh.April sampai di tempat Erik dan temannya berada pukul tujuh malam."Serius ini tempatnya, Mas?" tanya April dengan ragu setelah motor Mang Ojek berhenti di tempat tujuan."Serius, kok, Mbak. Sesuai aplikasi."April meneguk salivanya, merasa ngeri.Tempat karaoke?Memangnya pesta apa yang hendak dilakukan seseorang di tempat karaoke? Iya, sih, tempat ini tidak semengerikan kelab malam. Hanya saja April belum pernah ke tempat seperti ini sebelumnya."Hay. Udah dateng?" sapa Erik dengan senyum mengembang menyambut kedatangan April. Ternyata Erik sudah menunggunya di ruang tunggu lobby dari tadi.Di sana April berbasa-basi menyalami teman Erik, keduanya saling memperkenalkan diri satu sama lain. Ternyata Erik datan
last updateLast Updated : 2021-07-17
Read more

44. Salah Paham

"Uh...."April mengerang sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit.Terik matahari menyusup masuk dari luar jendela, terang-benderang seolah membangunkannya dengan paksa dari alam mimpi yang indah.Ya, Tuhan, apa yang sebenarnya terjadi?"Ugh... Ini jam berapa?" gumam April lagi.April berusaha duduk di tepian ranjang. Mencoba mengumpulkan nyawanya yang belum genap.Sekarang yang ada di pikirannya adalah dia ingin sesegera mungkin berangkat ke kantor agar tidak telat bekerja.Namun mata April melotot, rasa kantuknya menguap di langit-langit kamar ketika melihat jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh.Ah, dia terlambat ke kantor! Tidak-tidak, bukan hanya terlambat lagi melainkan kali ini hitungannya dia bolos kerja tanpa alasan.April merutuki kebodohannya sendiri. Lagi pula kenapa bisa dia tepar seperti orang mati semalaman!Padahal seingat April, kemarin malam dia pergi menemani Erik ke tempat karao
last updateLast Updated : 2021-07-18
Read more

45. Kamu Kenapa, Pril?

"Mo-Monna!"April benar-benar tidak percaya saat ini ia melihat saudara angkatnya sedang berada di rumah Erik dengan tubuh terbungkus selimut putih yang April yakini pasti di baliknya Monna tidak mengenakan pakaian sama sekali."Ini maksudnya apa, Rik?" ucap April menuntut jawaban kepada Erik yang hanya diam di depannya."Kamu main gila sama adik sepupuku sendiri?!"Napas April memburu, tangannya mengepal erat-erat.Dia seolah tidak dapat membedakan apakah ini semua nyata atau tidak."Yaudahlah, Beb. Dia udah telanjur tahu sekalian aja kamu jelasin ke dia kalau kita udah pacaran," sela Monna dengan sambil melenggang mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu Erik."Kalian bener-bener selingkuh di belakang aku?!"April tak habis pikir. Kalau Erik niat berselingkuh kenapa tidak dengan wanita lain saja selain Monna? Sampai-sampai adik dari pacarnya diembat juga.Erik mengusap pelan tengkuk belakangnya. Dari
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

46. Tidak tahu terima kasih

Jangan karena aku mudah memaafkan. Lantas kau bisa seenaknya menyakitkan.-Sean***"Pril. Jawab aku, Pril! Siapa yang udah ngelakuin ini semua ke kamu?!"Sean menangkup wajah April yang berlinang air mata.April menggeleng pelan, tidak mau menjawab. Dia takut apabila masalah ini menjadi panjang jika Sean tahu Eriklah yang telah melakukan ini kepadanya.Akhirnya April memilih membuang muka ke samping untuk menghindari Sean."Kamu pergi aja, Sean. Aku pengin sendiri dulu," ucap April lirih, suaranya tercekat di tenggorokan, teredam tangisan.Bagaimana Sean bisa membantu jika April tidak mau memberitahunya?"Pril. Jawab aku, siapa yang ngelakuin ini," ulang Sean lagi, tidak gencar, bedanya kali ini nada bicara Sean terdengar penuh penekanan, menuntut jawaban.Sean tidak akan memaafkan siapa pun yang sudah menyakiti April. Cukup sebutkan satu nama, pasti Sean akan membalas orang itu
last updateLast Updated : 2021-07-20
Read more

47. Benarkah Itu Kamu?

April melihat ulang jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya sebelah kiri.Tes pertama yaitu psikotest baru akan dimulai sekitar kurang lebih empat puluh menitan lagi.Masih agak lama, mungkin Aprilnya saja yang datangnya kepagian karena takut terlambat.April menengok ke sekitar, di sini juga baru ada satu dua pelamar kerja yang lain.Bosan menunggu, Dina yang perutnya sudah keroncongan sejak tadi pun merengek mengajak April untuk pergi ke kantin mencari camilan."Kamu kenapa, sih, Pril? Kok, dari tadi kelihatannya lesu banget. Kamu sakit?" tanya Dina sambil memasukkan makanan ke dalam mulut.Malas menjawab, April hanya menggelengkan kepala."Kalau kamu sakit, kita pulang aja. Nggak usah maksain diri. Kesehatan kamu lebih penting tahu.""Nggak, kok. Aku baik-baik aja. Kamu nggak usah khawatir. Mungkin karena semalem aku kurang tidur aja," ucap April sembari menghela napas pelan."Masa, sih? Orang wajahmu puc
last updateLast Updated : 2021-07-21
Read more

48. Kau Berubah

Beberapa menit lagi tes psikotes akan segera dimulai. Sebagian pelamar bahkan sudah berdiri di depan pintu ruangan untuk bersiap-siap. Sedangkan April dan Dina masih duduk di salah satu kursi."Udah, Pril. Jangan nangis lagi, ya."Dina mengusap punggung April berusaha menenangkan sahabatnya.Huh, keponakan Pak Hans itu sungguh sangat menyebalkan!Mentang-mentang sekarang dia sudah menjadi orang penting, bukan berarti dia bisa memperlakukan April seenaknya, bukan!Apa bocah itu tidak ingat kalau bukan karena April, mana mungkin Bu Linda bisa ditemukan!Dina menggerutu dalam hati.Seorang staf keluar dari dalam ruangan, menyuruh para pelamar kerja untuk masuk ke dalam.April berdiri kemudian mengusap air mata yang tersisa di pipinya membuat Dina mengernyit.Kenapa April berdiri? Apa dia akan masuk ke dalam?"Kamu serius masih mau ngelamar kerja di sini?! Pulang aja, deh, Pril!"Dina tidak dapat memba
last updateLast Updated : 2021-07-22
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status