Sepulang dari kantor April menunggu Erik menjemputnya. Sekitar lima menitan April berdiri menunggu Erik datang."Hai. Lama, ya, nunggunya?" sapa Erik sambil tersenyum kepada April. Kemudian Erik membukakan pintu mobilnya untuk April."Iya lama banget.""Lama mana sama nunggu kepastian?"April tertawa. "Apaan, sih. Nggak jelas."Selama mengenal Erik. April merasa dia lelaki yang baik. Dia juga tidak terlalu kaku. Meskipun tidak sehumoris Sean, sih.April menggelengkan kepala. Sean lagi, Sean lagi. Kenapa pikirannya selalu tentang Sean, sih? Padahal yang sedang di sebelahnya, kan, Erik."Jangan sampai magrib, ya, pulangnya, Rik."Dia tidak mau Sean khawatir."Oke."Erik merasa tadi sesi makan siang terlalu cepat karena diburu waktu. Jadi sekarang dia mengajak April untuk makan di luar lagi. April awalnya menolak karena sungkan selalu diajak makan melulu oleh Erik.Bilangnya tidak e
Read more