Steven berlari tanpa melihat kiri kanan, air matanya terus berderai membasahi pipi. Ia cemas sekaligus khawatir.‘Sayang, tolong bertahanlah. Ku mohon. Bertahanlah untukku dan juga Kenzie.’Langkah Steven semakin berat. Kakinya kebas sesaat setelah memasuki lorong menuju IGD di rumah sakit Hospital City Center. Bibirnya kelu, hanya bergetar, tak mampu berucap.Steven pergi ke rumah sakit, setelah mendapatkan panggilan telepon dari seorang suster. Ia pergi bersama Franky, mengendarai mobil sportnya sendiri, tanpa supir. Pihak rumah sakit memberi kabar, bahwa kondisi Maria semakin menurun.Dua laki—laki beda generasi itu berbagi pandangan was—was. Mereka berdiri didepan kamar rawat Maria. Ruang intensif rumah sakit ini tidak ramai, karena harga yang
Last Updated : 2021-08-11 Read more