Home / Romansa / METAMORFOSA-2 (DWILOGI) / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of METAMORFOSA-2 (DWILOGI): Chapter 11 - Chapter 20

43 Chapters

11 - Flasback; Mengungkap Kebenaran

Flasback on.Prita sengaja mendatangi sekolah Nusa Bangsa hari ini untuk bertemu dengan Shelka. Saat sudah jam sekolah berakhir, Prita melihat Shelka yang sedang berjalan bersama dengan teman-temannya menuju ke gerbang dan itu membuat Prita tersenyum miring.“Hei, Shelka!”Perempuan itu menoleh dan terkejut melihat kakak alumni yang sedang berdiri di dekat pos satpam. “Iya, Kak. Ada apa?”“Gue mau ngomong sama lo. Bisa ikut gue ke mobil?”Tergambar jelas keraguan di wajah Shelka. Bahkan perempuan itu menoleh kepada teman-temannya untuk meminta pendapat meski hanya dengan tatapan wajah dan semua temannya mengangguk secara serentak.“Gue enggak bakalan apa-apain lo. Jadi tenang aja.” Prita yang tahu isi kepala Shelka langsung menyemburkan ucapannya langsung.“Iya, Kak. Mau kok.”Dan pada akhirnya Shelka ikut Prita menuju ke mobil honda jazz yang terparkir di luar gedung
Read more

12 - Flasback; Cinta, Dendam, Pengorbanan

Merasa ucapan yang akan disampaikan ini penting membuat Rendi mengajak Prita untuk keluar kampus dan mencari tempat lain.“Enggak di sini ngomongnya,” ujar Rendi.Prita mengerut bingung, namun ia pun mengangguk dan mengikuti ke mana arah Rendi pergi. Prita akhirnya mengikuti motor yang dikendarai Rendi keluar area kampus.“Mau kemana, sih, tuh anak!” dumel Prita.Tak lama Rendi berhenti di sebuah kedai kopi starbucks yang tidak jauh dari area kampus. Prita sendiri langsung mencari tempat parkir untuk mobilnya, dan segera menghampiri Rendi yang memang menunggu di depan pintu starbucks.“Lo tinggal ngomong alasan aja pakai bawa gue ke starbucks.” Prita terus menerocos kesal, tapi tidak ditanggapi oleh Rendi. Laki-laki itu justru langsung berbalik badan dan masuk ke kedai kopi.Setelah memesan dua kopi, Rendi dan Prita segera duduk saling berhadapan. Prita masih menunggu penjelasan dan alasan Rendi melakukan
Read more

13 - Mencoba Move On

Akhirnya mereka berdua sampai di sebuah mall Grand Indonesia. Bagus dan Jelita pun memilih untuk berjalan-jalan terlebih dulu di area mall sambil menunggu jadwal film yang akan mereka tonton dimulai nantinya. Mereka memanfaatkan waktu tiga puluh menit ke depan untuk melihat-lihat buku di toko buku.Saat sedang memilih beberapa buku novel, tiba-tiba Jelita dikejutkan oleh seseorang yang menepuk bahunya.“Apaan, sih, Gus.”Tidak ada respon membuat Jelita merasa curiga, dan membuatnya berbalik badan. Jelita terkejut saat melihat orang yang berdiri di depannya ini. Ternyata yang menepuk-nepuk bahunya itu Sasha.“Sasha.”“Hehe, Kak Lita sama siapa?” tanya Sasha, langsung tengok kanan kiri mencari orang yang dikenalnya.“Sama—““—Buku ini cocok deh buat lo, Ta.”Sasha langsung menoleh ke belakang dan terkejut dengan kehadiran sosok Bagus. Sasha tersenyum tipis me
Read more

14 - Matheo; Diomeli Sang Adik

Melihat nama sang adik yang menelepon membuat Matheo mengesah dalam. Matheo berpikir kalau sang adik sudah tahu berita putus dirinya dengan Jelita. Sebab, tidak biasanya Sasha akan menelepon dirinya seperti ini. Membombardir terus menerus tiada henti.Sambil membuang napas panjang, Matheo meraih ponselnya yang tergeletak, dan segera menggeser icon tombol hijau ke samping.“Ha—““—Dodol banget, sih!” omel Shasa cepat ketika mengetahui panggilan dirinya diangkat. “Sumpah deh aku enggak ngerti sama pola pikir Kak Mamat saat ini,” cerocosnya lagi tanpa memberikan kesempatan Matheo berbicara.Matheo memejamkan mata kuat, dan mengambil napas dalam-dalam jika dugaannya ternyata benar. Kalau adiknya menelepon pasti akan mengomeli tentang hal ini. Terlebih adiknya yang memang sangat celopar itu membuatnya bisa menebak.“Aku kecewa banget sama Kakak. Emang ada masalah apa, sih? Lagian aneh-aneh banget jad
Read more

15 - Jelita; Aku Setia Meski LDR

Saat ini Jelita tengah difokuskan dengan pembukaan kafe baru di kawasan Kemang. Jelita yang mendapat kepercayaan dari Gilang tidak ingin mengecewakan laki-laki itu sedikit pun meski dulunya mereka berdua pernah menjalin kedekatan.Jelita tampak sibuk membantu membuat minuman di counter depan. Karena ia tidak menyangka akan serame ini pengunjung yang datang.Di saat sedang membuat kopi expresso matanya terkejut dengan kedatangan Sasha yang memasuki kafe, dan memilih duduk di meja paling pojokan yang terhalang pilar. Jelita pun segera menyelesaikan dan menyuruh pelayan untuk mengantar ke nomor meja yang memesannya. Jelita langsung segera berjalan menuju ke arah Sasha yang tampak tersenyum semringah.“Sha, kamu sendirian aja ke sini?” tanya Jelita saat sampai di depan meja Sasha.Gadis itu mengangguk pelan, dan tersenyum lebar. “Tadi ke Dharmawangsa, dan tanya orang sana kalau Kak Lita dipindah ke sini.”Jelita terseny
Read more

16 - Matheo; Cara Melupakan Mantan

 Los Angeles, California, Amerika Serikat.Matheo kini tengah asyik bersama teman-temannya. Terlebih statusnya yang jomlo membuat dia menjadi sangat tidak karuan. Urakan. Bebas.Yang dulunya tidak suka merokok kini Matheo mulai mengenal benda sialan itu. Dan, dia kini tengah asyik merokok sambil memegang bir kaleng.Cup.“Aku mau kau selalu bahagia seperti ini babe.” Suara serak nan seksi itu begitu menggoda hatinya. Matheo yang laki-laki normal pun merasa bergairan mendengar suara serak-serak basah yang membuatnya langsung on.“Shit!” umpatnya. Tangan Matheo langsung mematikan batang rokok itu di asbak yang memang tersedia di meja. Mata sayunya menatap perempuan yang selalu berada di kehidupannya ini. Matheo sudah tidak peduli dengan mantan-nya yang berada di Indonesia. Matheo butuh bahagia saat ini.Dan, berakhirlah sudah Matheo mencium Jessie dengan begitu menggebu-gebu. Matheo mencium perempuan itu karena mer
Read more

Jelita; Perhatian Seorang Bagus

Hari ini seperti biasa seperti hari-hari kemarin kalau Jelita akan dijemput oleh Bagus jika pulang bekerja. Bibir ranum perempuan itu tersenyum lebar saat melihat Bagus sudah berada di parkiran—menunggunya.“Udah lama?” tanya Jelita, basa basi.“Lima belas menitan yang lalu lah kurang lebihnya.”“Hehehe, sorry, ya, tadi rame banget, Gus.”“Santai aja kali, Ta.”Bagus langsung menyodorkan helm ke arah Jelita yang langsung diterima oleh gadis itu dengan senang hati.Kini mereka berdua mulai membelah jalanan kota Jakarta yang selalu ramai meski sudah larut sekalipun.“Lo udah makan?”Jelita menggeleng cepat.“Makan dulu yuk. Ada penjual nasi kucing yang katanya enak banget gitu.”Jelita langsung terkekeh dan menabok helm milik Bagus. “Lo mah kalau masalah makanan kayaknya paling juara deh.”“Maklum pecinta kuliner,
Read more

Matheo; Terlalu Obsesi

Jelita merasa ragu dan bimbang saat ingin mengangkat panggilan telepon dari nomor tidak dikenal itu. Perasaannya mendadak campur aduk. Padahal selama ini Jelita tidak pernah berurusan dengan yang namanya pinjaman online atau sejenisnya. Semisal iya pun rasanya tidak etis menelepon di tengah malam seperti ini.Dengan degupan hati yang begitu kencang, Jelita mulai menyapu tombol hijau ke samping dan segera menempelkan benda pipih itu ke daun telinganya.“Ha-halo,” sapa Jelita, lembut.“Hai, Ta. Gimana kabar lo?”Mata Jelita langsung membola begitu sempurna kala mendengar suara yang sangat tidak asing untuknya. Suara itu—suara yang pernah membuatnya bahagia sekaligus sakit hati dalam waktu yang bersamaan—dia Matheo—suara yang dulu selalu Jelita rindukan, namun kini sangat ia hindari.“Ma-mamat?”“Iya, ini gue. Bersyukur lo masih ingat suara gue.”Jelita masih bingung harus
Read more

Kalian Pasti Pernah Merasakan

Merasa bingung harus menjawab apa atas pertanyaan Matheo soal perasaannya, kini Jelita mengambil jalan tengah. Mematikan telepon dengan cepat.Baru saja ia bernapas lega karena panggilan itu sudah tidak tersambung lagi dengan Matheo. Tiba-tiba ponselnya bergetar yang menandakan adanya pesan chat masuk.[Sesuai ucapan gue tadi. Kalau lo matiin teleponnya tandanya kita balikan!] Read.Jelita hanya membaca pesan itu tanpa berniat membalas ataupun menjawab. Ia benar-benar merasa lelah menghadapi sikap Matheo yang gampang sekali berubah.[Chat gue bukan koran, Ta.] Read.[Enggak jawab lo utang ciuman sama gue] Read.Merasa ancaman yang dikirimkan oleh Matheo makin ngawur saja membuat Jelita terpaksa membalas chat itu dengan perasaan yang sangat kesal.[Lo maunya apa, sih, Mat?][Gue maunya lo.][Sinting.]Buru-buru Jelita mematikan ponselnya agar Matheo tidak bisa mengganggunya. Rasa kantuk dan lelah pun kini tergantik
Read more

Sebaiknya Cepat Cari Pengganti

Jessie langsung tersenyum semringah kala melihat Matheo sangat begitu antusias atas ide yang akan ia berikan nanti. Semoga saja laki-laki itu akan menyetujui idenya.Kini Jessie sengaja menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan Matheo. Tak lupa juga ia mencondongkan kepalanya agar lebih dekat dengan telinga laki-laki itu. Jessie bahkan sudah menyiapkan suaranya yang begitu seksi agar Matheo merasa tergoda.Sebelum mengucapkan usulan idenya, Jessie tersenyum senang bisa sedekat dan seintim ini dengan Matheo. “Aku sarankan kau memanasi Jelita dengan tidur denganku. Dengan begitu kau akan tahu reaksi dia masih menyukaimu atau tidak. Jika dia tampak biasa saja itu tandanya—““Kau gila, Jess!” potong Matheo cepat. Ide yang diberikan oleh Jessie sangatlah gila menurutnya. Kalau ia sampai tidur dengan perempuan lain itu sama saja bunuh diri. Yang ada Jelita akan semakin membencinya nanti. “Ini semua pasti hanya akal-akalanmu
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status