Bryan tersenyum penuh misteri di atas tubuh perempuan yang telah ia baringkan di tempat tidur. Ia tidak menindih perempuan yang terlihat seperti kelinci kecil di matanya, melainkan ada sebuah kesenangan tersendiri untuk menggodanya. "Hei, apa yang mau kau lakukan?" tanya Kimberly sekali lagi dengan pertanyaan yang sama. "Melakukan apa? Melakukan hal yang sewajarnya suami istri lakukan, dong! Apa lagi? Salah? Bukankah kita sudah sah di mata hukum agama dan negara? Hem?" balas Bryan dengan alasan logis. 'Oh my goodness! Aku melupakan itu!' "Eh, eh, eh, maksudku, aku.. Aku belum siap…" jawab Kimberly terbata-bata. "Apanya yang belum siap?" tanya Bryan mengundang makna ambigu. "Tubuhku yang belum siap! Oke, pernikahan kita memang bukan untuk main-main. Bukan setahun, dua tahun atau berapa pun. Kata Papa, hanya mautlah yang memisahkan kita. Kau berhasil mengantongi restu dari Papaku. Tapi, b
Last Updated : 2021-06-29 Read more