Home / Romansa / Bos Playboy Itu Suamiku / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Bos Playboy Itu Suamiku : Chapter 91 - Chapter 100

104 Chapters

Rahasia

Chloe mengarahkan pandangannya ke area bar di mana tempat itu memiliki jarak lumayan jauh dengan keberadaan Bryan dan dua sahabatnya. Leon dengan sengaja open table di area Vip bagian dalam, jauh dari bar. Chloe melangkahkan kedua kaki jenjangnya diikuti Kimberly. Ia melihat sasaran empuk yang bisa ia manfaatkan. "Kau tunggu di sini dulu, ya!" titah Chloe dengan senyum penuh misteri. Ia menepuk bahu seorang wanita seksi. Wanita itu tersenyum menawan dan segera meletakkan gelas wine dari tangannya ke meja bar, ia memutar pinggangnya dengan cara yang begitu sensual dan anggun. "Ya, ada yang bisa kubantu, Nona?" tanya wanita seksi tersebut pada Chloe. Kimberly yang berada di belakang Chloe terus menerka dalam hati. 'Apa yang ingin Chloe lakukan pada wanita asing ini?' batin Kimberly. Chloe tersenyum sebelum berbisik di telinga wanita yang diketahui adalah wanita penghibur di klub mal
last updateLast Updated : 2021-07-11
Read more

Menuntut Balas

Leon terkekeh mendengar pertanyaan aneh yang keluar dengan begitu konyol dari mulut Gilbert. "Bukankah sudah pernah kubilang padamu, carilah wanita yang sesuai dan menikahlah!" serobot Leon menjelaskan. Bryan tampak menyetujui kata-kata sang sahabat. Ia bisa melihat Gilbert yang masih senang bermain-main dengan para wanita dan asal membawanya ke ranjang. Meski tak jauh berbeda dengan Bryan dan Leon, tapi Gilbert adalah orang yang paling liar dalam menyikapi wanita. "Sudahlah, jangan membahas hal ini lagi! Aku belum berniat menikah dan belum memiliki calon. Semua wanita sama saja bagiku. Mereka mudah diajak tidur dan aku tak mau ada ikatan yang mengekang kebebasanku!" ungkap Gilbert serius. Tampaknya dampak masa lalu masih terbayang dalam benaknya. "Tidak semua wanita sama, Gilbert! Apa kau masih memiliki perasaan pada Nev?" tanya Leon ingin tahu. Nev adalah salah satu sahabat Milan. Dulu mereka sempat dekat dan menjali
last updateLast Updated : 2021-07-11
Read more

Mabuk

Rose menggelengkan kepalanya usai mendengar pertanyaan Violet. "Jangan banyak bertanya dulu, ya! Kau harus memulihkan fisik serta psikismu dulu. Jangan berpikiran terlalu berat, kau masih lemah!" pinta Rose mencoba mengertikan keadaan putrinya. Ia hanya menginginkan kesembuhan untuk putri tunggalnya saat ini. Tak banyak yang ia harapkan. Hanya kesembuhan dan kebahagiaan Violet yang menjadi impiannya. "Tapi Ma, aku ingin tahu bagaimana keadaan mereka sekarang!" ungkap Violet mencurahkan isi hatinya yang paling dalam. Rose menitikkan air mata. Ia merasa sesak dalam hatinya mengingat semua kejadian beberapa saat lalu. Ia menunduk lesu dan membelai lembut rambut sang putri dengan penuh kasih sayang sebagai seorang ibu. "Papamu saat ini sedang menebus kesalahannya di masa lalu. Tuan Jonathan dan nyonya Vanessa belum mencabut gugatan mereka pada Papamu. Mungkin ini adalah ganjaran dari Tuhan untuk ayahmu karena telah bermain-main serta m
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more

Tamu di Pagi Hari

Raut wajah lelaki itu datar. Tatapan matanya begitu dalam yang tampak dari pantulan spion tengah. "Bryan tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita mana pun. Karena baginya, wanita hanyalah bidak yang bisa dipermainkan layaknya pakaian sekali pakai. Dia tidak pernah mencintai seseorang. Jadi bisa dibilang, kau adalah wanita satu-satunya yang bertahta di hatinya. Hanya kau!" jelas Leon. Kimberly mengernyit heran. Pikirannya setengah teralih saat Bryan yang bersandar di bahunya kembali meracau tak jelas. "Aaaaaaarrggg! Pergi kau, jangan menggangguku lagi!" racau Bryan dengan mata yang masih tertutup. Leon menghela napas panjang mendengar hal itu. Ia geleng-geleng kepala saat melihat Bryan dan Kimberly yang duduk di belakangnya. "Apakah Chloe dan Bryan pernah menjalin cinta?" tanya Kimberly tiba-tiba. Hal itu sontak membuat Leon tertawa konyol. Susah payah Leon menghentikan tawanya. Setelah tawa itu mereda,
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more

Cerita Masa Lalu

Bibi Jules tampak bingung merangkai kata. Ia merasa dilema yang berasal dari dalam hati. Bryan menyipitkan mata hingga dorongan pelan dari telapak tangan istrinya menggerakkan kakinya ke depan. "Kau lihat saja di depan! Kasihan Bibi Jules, biarkan beliau mengerjakan tugas yang lain. Jadi kau bisa mendapatkan jawabannya dengan mata kepalamu sendiri!" usul Kimberly dan memilih berdiri di belakang suaminya. Bryan tak mau membantah hingga anggukan kecil menjadi jawabannya. "Baiklah, ayo, apa kau mau menemaniku?" tanya Bryan pada istrinya dengan lembut. Kimberly mengangguk mantap. Pandangan Bryan teralih pada bibi Jules. "Bibi, kerjakan tugasmu yang lain! Aku akan ke bawah sebentar lagi!" titah Bryan sembari menjelaskan. Bibi Jules segera berlalu dari hadapan Kimberly dan Bryan. Bryan menatap bibi Jules yang sudah pergi dengan tatapan kosong. Lelaki itu mengetukkan jari-jari rampingnya
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more

Pantaskah Aku?

"Ya, aku berjanji!" jawab Kimberly lantang tanpa meragu sedikit pun. Bryan membuka memori lama yang masih tersimpan jelas di dalam otaknya. Semua itu tak bisa menghilang begitu saja meski waktu terus berjalan. Waktu pun bergulir mengikuti ritme kisah yang terjadi di masa lalu. Kimberly menyeka cairan yang masih merembes dari pemilik iris biru di sampingnya. Cairan itu telah berhasil membasahi kedua pipi suaminya. "Kau memiliki aku! Aku tak bisa berjanji akan selalu bersamamu hingga kita tua nanti. Aku hanya bisa menjalani setiap detik waktu yang berjalan bersamamu. Usia manusia tidak ada yang tahu. Benar, kan? Aku akan meminta pada Tuhan agar memberi kita usia yang panjang dan berguna bagi semua makhluk di sekitar kita. Bukan aku yang menentukan lama atau singkatnya hidup kita, semua tergantung sang Pencipta. Kita jalani saja semua proses hidup bersama-sama. Setelah aku dan kau menjadi satu dalam ikatan pe
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more

Bebas

Luke tersenyum penuh arti. "Semua orang punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Papa mendengar kau mau meminta maaf atas segala kesalahan yang pernah kau perbuat saja, Papa sudah merasa bangga. Kau sudah dewasa, Jenica. Belajar dan berpikir lebih baik ke depan. Perbaiki segala kesalahan yang dulu pernah terjadi. Papa yakin Kimberly akan memaafkanmu asal kau berjanji untuk tidak mengulang perbuatan yang sama. Kimmy adalah gadis yang baik dan sopan. Dia selalu menyayangimu. Papa pun bisa merasakannya. Hanya karena iri semata, kau bisa melakukan segala perbuatan itu. Papa yakin kau pun bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Percayalah!" yakin Luke menyemangati dan menyadarkan sang putri. Jenica mengangguk mantap. "Aku akan menemui Kimmy dan meminta maaf padanya!" tegas Jenica penuh semangat. "Ya! Papa akan selalu mendukungmu menjadi pribadi yang lebih baik! Semoga Kimmy memberikanmu kesempatan untuk berproses ke
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Lihat Saja Sendiri!

Nick terkesiap. Sumpah demi apa pun ia tak pernah membayangkan bahwa dirinya akan kembali berurusan dengan suami mantan kekasihnya. Langkah kaki orang itu berhenti tepat di hadapannya. Dengan senyum yang melengkung jelas dari kedua sudut bibirnya, pria itu tampak begitu menawan. Pantaslah ia bersanding dengan Kimberly. Mereka adalah pasangan yang cocok satu sama lain. Tampak solid dan membuat iri jutaan pasang mata yang melihat keduanya bersisian. Nick mengenyahkan pikiran itu. Ini bukan saatnya memuji mereka. Tanda tanya besar berkumpul di pikirannya. Apa yang membuat pebisnis terkenal se-Edensor ini mendatanginya? "Ke-kenapa kau ada di sini?" tanya Nick terbata-bata. Pria itu gugup hanya karena disambangi Bryan. Bukannya menjawab, Bryan malah tersenyum penuh misteri. Nick mengambil napas dalam-dalam, berusaha menjernihkan suasana hatinya yang memendam banyak pertanyaan di sana. Kedua pria de
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Rencana Terselubung

Kimberly tersenyum senang saat mendapati sepasang mata peraknya menangkap jelas sebuah kotak pizza favorit ada di kursi belakang. Wajahnya berubah begitu sumringah. Ekspresi yang bertolak belakang dengan beberapa detik lalu. Tanpa sadar ia mengguncang pelan lengan sang suami yang tengah mengemudikan mobil. Bryan yang mengetahui hal itu spontan kembali terkekeh. Ia senang jika bisa membuat Kimberly bahagia seperti ini. Saat ini ia meyakini ucapan Kimberly beberapa saat lalu… 'Kebahagiaan seseorang itu berbeda-beda, bisa datang dari makanan, seseorang yang kita suka, kesehatan dan masih banyak lagi. Tapi, kalau buat aku, makanan adalah mood booster terhebat yang tidak pernah bisa kutolak. Makanan kesukaan bisa membuatku bahagia. Bahagia itu bisa didapatkan dengan cara sederhana, asal diberikan dengan penuh keikhlasan dan ketulusan.'Kata-kata itulah yang menjadi dasar Bryan memberikan makanan yang berasal dari Italia itu pada Kimberly. 
last updateLast Updated : 2021-07-13
Read more

Aku Takut!

Kita tinggalkan sejenak Kimberly dan Bibi Jules di dapur. Saat ini Bryan sudah berada di kamar. Ia baru saja keluar dari kamar mandi. Selembar handuk berwarna putih menutupi tubuh bagian bawahnya dari pinggang hingga mencapai tempurung lututnya. Ia merasa malas dan kesal usai membenamkan diri di dalam bath tub selama beberapa saat, tapi ia tidak tahu apa penyebabnya. Segera, ia mengambil satu setel piyama tidur guna memberinya rasa nyaman saat sebentar lagi ia memejamkan mata barang sejenak. Kantuk mulai menyapa kedua kelopak matanya, yang tanpa sadar membuatnya berat untuk tetap terjaga. "Badanku lelah sekali! Aduh!" keluh Bryan sembari memijat lengannya sendiri. Ia melangkah maju ke atas pembaringan. Perlahan, ia melepas sandal yang membalut telapak kakinya. Bryan sudah merasakan nyaman saat ia meletakkan kepalanya yang berat di atas bantal. Matanya secepat kilat terpejam. Sepuluh menit kemu
last updateLast Updated : 2021-07-14
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status