“Ja—jadi, mulai senin besok, saya enggak jadi sekretaris Pak Revan lagi?” tanya Venca lagi, tentu saja dia tak percaya dengan jabatan ini.“Ayolah, Ca, jangan panggil ‘Pak’” Revan kesal mendengarnya, sungguh!“Panggil mas aja,”celetuk Gibran. Dia lantas meminum air mineral yang ada di sampingnya.Revan mendengkus, tentu saja makin kesal dalam hati.“Menurut Ayah, apa yang kamu putuskan ini sudah benar, Re,” tuturnya lelaki tengah baya itu. Mulutnya dia elap dengan serbet yang ada di pangkuannya.“Ya, Ayah. Jadi, nanti, Gibran baru akan menyusul dua minggu kemudian. Sementara, Ca, kamu bisa masih bantuin aku selama dua minggu ini. Da dua minggu ke depan, tolong persiapkan rapat dengan semua karyawan. Aku akan mengadakan perombakan besar-besaran soal susunan karyawan.”Ayah manggut-manggut mendengar itu semua. Sementara, Revan menatap mata Ayah, seperti meminta perse
Read more