Semua Bab Brondong, I'm in Love: Bab 11 - Bab 20

21 Bab

Melampiaskan Kekecewaan

Elang merasa sangat kesal dan sekaligus marah terhadap Ayla. Dia memang tidak bisa melupakkan Ayla, namun ia harus menerima kenyataan bahwa Ayla mencintai orang lain. Sebenarnya Elang masih menginginkan kegiatan panas mereka, namun keinginannya tersebut tertunda. “Halbert … Halbert ….,” panggil Ayla. Di saat itu pula Elang tersenyum kecut dan benar-benar pergi meninggalkan Ayla yang masih telanjang bulat. Ayla yang masih dalam keadaan mabuk pun tertidur kembali. Dia sama sekali tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Entah ia akan menyesal ketika terbangun, atau tidak menyesal sama sekali. Elang pergi menuju kamar mandi terlebih dahulu untuk membersihkan badannya yang sangat lengket. Dia sangat menikmati tetesan-tetesan air shower yang mengguyur tubuh atletisnya. Dan Elang menikmati sensasi air hangat yang terpancur dari shower untuk merileksasikan pikiran. Namun, bayangan Ayla selalu muncul dalam pikirannya. Kedua tangan
Baca selengkapnya

Selalu Tentang Dia

Setiap pagi ART yang disewa oleh Elang datang ke apartementnya. Ia ditugaskan untuk membangunkan Ayla yang masih tertidur. Tujuan Elang menugaskan ART untuk membangunkan Ayla adalah supaya wanita itu cepat pergi dari apartementnya. Karena, Elang akan pulang jika wanita itu tidak ada di apartementnya. Terdengar seseorang yang sedang membuka tirai jendela. Ayla mengerjapkan kedua matanya ketika ada cahaya yang membuatnya merasa silau. Namun, ia membalikkan tubuhnya dan tertidur kembali. “Non, bangun non,” ucap seorang ART yang berada di kamar Elang. Seorang ART tersebut membangunkan Ayla tanpa melihat ke arah Ayla. Ia membangunkannya sambil membuk tirai jendela. Karena, ia merasa bahwa tidak sopan melihat seorang wanita yang sedang telanjang bulat. Ya… walaupun sesama perempuan. Kemudian ia pun pergi keluar dari kamar Elang. Ayla mengerang saat kepalanya merasa pening efek pengar karena mabuk berat. Ayla bingung saat diriny
Baca selengkapnya

Gagal Menghindar

Ayla masih ingin menikmati waktu berendamnya di dalam bathtube lebih lama lagi, namun karena Bi Tijah sudah memberitahu bahwa sarapannya sudah siap, ia pun mau tak mau harus menyelesaikan proses berendamnya. Ayla membasuh setiap anggota tubuhnya perlahan. Ia tidak lupa untuk menggosok giginya dan mencuci muka, lalu membalut tubuh indahnya dengan handuk yang lembut. Ayla langsung menuju walk in closet dan mengambil pakaian formal yang biasa ia pakai untuk kerja. Setelah memakai pakaian formal yang rapi, ia pun merapihkan rambutnya dan merias wajahnya yang eksotis. Perut Ayla berbunyi pertanda minta jatah makanan. Ayla langsung menuruni tangga dengan terburu-buru dan bergegas menuju ruang makan. Ia langsung melahap makanan yang telah disediakan di atas meja makan. Semalam ia tidak menyantap makanan sama sekali, ia hanya meminum rose wine dengan jumlah yang sangat banyak. Setelah menghabiskan makanannya, ia langsung memakai pantofel heel
Baca selengkapnya

Terngiang-Ngiang

Selama proses bimbingan, Ayla berusaha untuk fokus supaya bisa langsung memberikan laporan kepada Bu Monika dengan tepat waktu. Namun, berbeda dengan Halbert yang menjadi mahasiswa bimbingannya, ia sangat terlihat tidak seperti biasanya. Ia biasanya terlihat sangat cuek, cool, sibuk sendiri dengan laptopnya. Kini, Halbert sesekali menyindir Ayla, namun Ayla tidak memberi tanggapan. “Sepertinya wanita itu bermuka dua,” sindir Halbert sambil melihat ke arah Ayla dan tangannya bertopang di dagu. Ayla hanya fokus dengan proposal yang Halbert telah selesaikan. Sesekali ia mencatat poin-poin yang akan dijadikan bahan laporan untuk diserahkan kepada Bu Monika. Biasanya, Ayla lah yang selalu menatap Halbert. Namun, kini malah sebaliknya. Ayla sama sekali tidak berani untuk menatap Halbert. Tanpa Halbert ketahui sebenarnya Ayla menyembunyikan salah satu tanggannya yang sedang gemetar. “DIa sangat berbeda seka
Baca selengkapnya

Wanita Sempurna

Tidak hanya Ayla yang selalu memikirkan Halbert. Di saat yang bersamaan, Halbert pun memikirkan Ayla. Dia selalu terbayang akan sosok Ayla. Rasa penasaran menggelayuti pikirannya. Halbert semakin ingin mengetahui bagaimana kelakuan Ayla di luar sana ketika Ayla tidak sedang menjalankan tugasnya sebagai dosen. Halbert memberanikan diri untuk mencari-cari informasi tentang Ayla kepada teman-teman mahasiswanya. Teman-teman yang diminta untuk memberikan informasi tentang Ayla pun ada yang malah penasaran sama Halbert. Karena, dia tiba-tiba meminta informasi seorang wanita. Sedangkan selama ini, Halbert tidak pernah meminta informasi tentang wanita manapun  selain Ayla. Namun, Halbert sama sekali mengabaikan rasa penasaran mereka. Tetapi ada juga yang langsung dengan semangat memberikan informasi tentang Ayla. Kebanyakan dari teman-teman Halbert yang memberikan informasi mengatakan bahwa Ayla adalah seorang wanita y
Baca selengkapnya

Hot Stalker

Warna langit mulai berubah menjadi jingga. Ayla sudah selesai mengajar di kampus. Ketika sedang bersiap untuk pulang, terdengar suara notifikasi pesan masuk. Ternyata ia mendapatkan pesan dari salah satu temannya. Pesan tersebut berisi tentang mengingatkan Ayla bahwa hari ini akan ada perayaan ulang tahun di pub. Ayla pun ingat kalau ia memiliki janji dengan teman-temannya untuk berkumpul di sebuah mall dan berangkat menuju pub bersama-sama. Tanpa Ayla sadari, Halbert sedang mengikutinya dari belakang. Ayla sebenarnya melihat sebuah mobil yang berada di belakang mobilnya. Namun, Ayla tidak tahu kalau itu adalah mobil milik Halbert. Dia sama sekali tidak ambil pusing. Sedangkan Halbert yang berada di dalam mobil pun menerka-nerka tempat yang akan dituju oleh Ayla. Namun, kemanapun Ayla pergi, Halbert akan terus mengikutinya. Halbert masih mengikuti Ayla yang sedang berada di mall. Ternyata tujuan Ayla it
Baca selengkapnya

Menyulut Api Cemburu

Ayla merasa bersyukur bisa menikmati kebahagiaan bersama teman-teman terdekatnya. Namun, entah mengapa ia tidak bisa melupakan Halbert dalam satu detik saja. Ia merasa bahwa Halbert selalu menghantui pikirannya. Ia merasa gengsi jika menceritakan hal yang sedang dialaminya kepada teman-temannya. Mereka pasti akan mentertawakannya.   Jika mengingat tentang Halbert, ia pun jadi teringat dengan Elang. Apakah Elang sekarang sudah baik-baik saja? Ia tidak berani untuk menghubungi Elang terlebih dahulu semenjak kejadian di malam itu. Saat malam itu, ia sama sekali tidak bisa mengontrol dirinya. Memang dari dulu juga ia tidak bisa menghargai perasaan Elang. Ia yang meminta bantuan Elang, namun ia juga yang menghancurkannya dalam satu waktu. Seharusnya dia berterima kasih karena Elang selalu ada saat ia sedang membutuhkan bantuannya.   Untuk meminta maaf pun Ayla merasa malu. Ayla bisa tertawa bahagia, namun kedua matanya ti
Baca selengkapnya

Terjerat dalam Perangkapnya

Pucuk di cinta, ulampun tiba. Begitulah istilahnya, Halbert berpura-pura kesakitan usai kepalanya membentur lantai karena Ayla. Ayla yang tadinya tidak peduli pun langsung mendekati Halbert. “Duh, bagaimana ini?” tanya Ayla kepada dirinya sendiri yang dilanda kepanikan. Dia yang merasa bersalah dan parnoan pun segera membawa Halbert keluar dari pub. Ayla dan Halbert berjalan perlahan diantara para muda-mudi yang sedang berdansa. Ayla sebenarnya merasa berat ketika tangan Halbert berada di pundaknya. Namun, dia tetap berusaha semampunya demi yang terbaik untuk Halbert. Karena ini semua salahnya. Ayla dengan sabar memapah Halbert. Sedangkan tanpa Ayla sadari, Halbert sebenarnya sedang tersenyum kemenangan. ‘Ternyata begitu mudahnya untuk mempermainkan wanitaku,’ batin Halbert. Halbert selalu mengatakan Ayla adalah wanitanya. Namun, ia sama sekali belum pernah meminta Ayla menjadi wani
Baca selengkapnya

Menahan Hasrat

Menahan Hasrat   Ketika mereka berdua larut dalam hasrat masing-masing, Ayla mulai bertingkah. Dia membuka bajunya. Tingkah Ayla yang seperti itu menjadi sebuah cobaan yang berat untuk Halbert. Halbert meneguk saliva dan mencoba mengalihkan pandangannya dari bagian atas tubuh Ayla yang hanya terbalut dengan bra berwarna merah. Namun, tidak bisa. Hasrat Ayla dan Halbert semakin meningkat. Halbert memejamkan matanya sejenak. Namun, suara kegelisahan Ayla terdengar oleh kedua telinga Halbert. Pengaruh dari minuman yang Ayla tegak mulai muncul. Halbert yang paham akan situasi Ayla pun langsung membuka kedua mata coklatnya. Dan menangkap kedua tangan Ayla yang sedang mencoba untuk melepas tali bra. Sesekali Halbert mengumpat dalam hatinya. Mana ada pria yang dapat menahan hasrat jika dihadapkan dengan wanita seperti Ayla. “Harusnya kamu bersikap seperti ini disaat kita sudah di a
Baca selengkapnya

Selalu Ada Dirinya

Ayla menjadi terkejut bukan main saat yang dilihatnya adalah Halbert. Ia memastikan bahwa ia masih mengenakan pakaian yang lengkap seperti semalam. Ayla merasa lega. Ia mengambil tas dan kunci mobil yang berada di atas meja. Sebelum pria itu bangun, dia kabur begitu saja. Halbert sebenarnya menyadari pergerakan Ayla. Ia tahu bahwa wanita yang tidur bersamanya sudah bangun. Namun, ia memilih untuk berpura-pura masih tidur. Mata coklatnya sedikit terbuka ketika Ayla membuka pintu dan pergi meninggalkannya. Kemudian, ia terlelap kembali. Ayla berjalan terburu-buru sambil sesekali melihat ke belakang untuk memastikan bahwa Halbert tidak mengikutinya. Ia merapihkan rambut yang berantakan. Ayla merutuki dirinya sendiri karena tidak sempat ke kamar mandi untuk cuci muka terlebih dahulu. Ketika pintu lift terbuka, ternyata sudah ada tiga orang di dalamnya. Ayla pun masuk sambil menundukkan wajah bantalnya. Dia menghiraukan tatapan mere
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status