Home / Fiksi Remaja / Aparecium Love / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Aparecium Love: Chapter 1 - Chapter 10

17 Chapters

01 - Preman Pasar

Ada begitu banyak jenis kisah hidup di dunia ini. Dimulai dari hal kecil hingga hal yang begitu rumit, yang seolah mampu memecahkan tulang tengkorak bila memikirkannya.Tapi tidak, kisah yang akan kuceritakan ini bukanlah kisah yang begitu rumit, setidaknya tulang tengkorakku masih sanggup menampungnya meski terkadang sejumlah asap tak kasat mata siap mengepul kapan saja dari sana.Dan semuanya bermula saat aku masih berusia belia, tepatnya ketika aku masih berada di tingkat kedua sekolah menengah atas—Golden High School di London. "Saya mohon.. Tolong jangan rusak dagangan saya.."Langkahku terhenti sejenak mendengar suara itu. Dengan penasaran, aku menoleh ke asal suara dan melihat pria paruh baya—salah seorang pedagang yang berjualan di pasar tengah berlutut memohon pada seorang bocah lelaki yang masih berseragam sekolah lengkap. Ah tidak, bocah itu tidak sendirian, melainkan bersama tiga kawannya.Siang itu aku memang memin
Read more

02 - Sebuah Misi

Jenna's POVKeesokan harinya.."Jennaaaaaaa!"Aku sedikit terkejut ketika mendapati dua orang gadis tiba-tiba datang berlarian menuju ke arahku saat aku baru tiba di halaman sekolah."Apa? Ada apa? Apa Kristy berbuat ulah lagi, huh? Di mana? Kristy di mana?" tanyaku bertubi-tubi.Tentu saja aku panik, mengingat Kristy—salah satu sahabat baikku memang kerap berbuat ulah dengan mengerjai para guru di sekolah.Yah, kami berempat—aku, Maggie, Jessie dan Kristy memang terkenal bandel, tapi Kristy-lah yang paling bandel di antara kami. Meski begitu, kami pun tak jarang mengikuti permainannya sehingga setiap kali mendapatkan hukuman, kami bertiga pasti ikut terkena imbasnya.Belum sempat Maggie dan Jessie menjawab, seorang gadis lain yang sangat kami kenal muncul di kejauhan, berlari menuju ke arah kami. Aku menghela napas lega melihatnya. Itu Kristy."Jennaaa!" ia berteriak dan langsung memelukku erat-erat."Ada apa,
Read more

03 - The Jackals

Jenna's POV"Astaga.. Aku lelah sekali.. Hei, tak bisakah kita berhenti dahulu sebentar?" Kristy terdengar mengeluh saat baru beberapa kilometer kami berjalan."Tidak. Kau harus terbiasa hidup seperti kami jika masih ingin bersahabat dengan kami. Mengerti?" ucap Jessie sengit disusul dengan gerutuan lirih dan cemberut dari mulut Kristy.Sementara aku dan Maggie hanya menahan tawa geli melihatnya.Tentu saja kami tahu, Kristy jarang bahkan hampir tak pernah keluar dengan berjalan kaki. Setiap hari ia selalu pergi kemana-mana dengan diantar oleh sopir pribadinya. Tapi semenjak ia bersama kami, kehidupannya nyaris berubah 180 derajat dan harus ikut merasakan pahitnya hidup sebagai orang biasa.Tapi meski sering mengeluh, dia tak pernah mencoba meninggalkan kami. Dia sahabat kami yang baik dan tak pernah perhitungan dengan kami bertiga."Oh! Bukankah itu Kak Jason?" seru Maggie tiba-tiba membuat atensi kami sepenuhnya tersita olehnya."
Read more

04 - Insiden Tak Terduga

Author's POV"Argh!! Kak.. Aku sudah hampir keluar.. Ohh..""Memangnya kau pikir aku tidak? Aku juga sama, bodoh!""Tapi aku lebih parah, Kak..""Dengar! Kau ini hanya orang luar yang meminjam. Si pemilik yang lebih berhak masuk dulu! Kubilang minggir!""Tidak, Kak.. Aku sudah tidak tahan, kumohon biarkan aku masuk dulu..""TIDAK BOLEH!""AAARRGGGHH..!!"BRAKK!!Jenna membuka kedua kelopak matanya perlahan-lahan. Suara gaduh itu sukses mengganggu tidur paginya."Ugh.." gadis itu menggerutu kesal.Ya, ini memang bukan kali pertamanya mimpi indahnya terusik oleh suara semacam itu—suara yang ditimbulkan oleh Sarah kakaknya dengan Yoshua, tetangga sekaligus teman sekolahnya.Yoshua memang hampir setiap pagi selalu datang ke rumah untuk sekedar menumpang toilet. Alasannya sederhana, toilet di rumahnya rusak dan tak lagi bisa digunakan
Read more

05 - Tamu Tak Diundang

Jenna's POVSungguh. Aku merasa seolah tengah bermimpi saat itu. Sammy—dia menciumku? Di bibir? Demi apapun ingin sekali rasanya aku mendorong tubuhnya dan membogem wajah laki-laki kurangajar itu, tapi entah kenapa aku justru merasa tubuhku kaku saat itu juga.Ya Tuhan, ini—ini adalah ciuman pertamaku. Dan laki-laki ini—berani-beraninya dia merebutnya dariku begitu saja.Aku terus terpaku diam, hingga beberapa saat kemudian ia melepaskan tautan bibir kami. Tak ada yang bisa kukatakan saat itu kecuali tatapan penuh kebencian yang kini memenuhi rongga dadaku terhadapnya. Kedua tanganku mengepal kuat. Entah kenapa sakit rasanya mengetahui laki-laki seperti dirinyalah yang telah mengambil ciuman pertamaku tanpa ijin.Entahlah, sepertinya aku ingin menangis saat itu juga.Sammy POVAku menatap gadis yang baru saja kucium itu dengan lekat. Kuberikan smirk andalanku padanya."Sudah ku
Read more

06 - Sebuah Teka-teki

Author's POVSenyum gadis cantik itu mengembang saat melihat Sammy. Sedangkan Sammy yang masih terkejut, hanya mampu terpaku di tempat tanpa ekspresi."Kenapa? Kau tidak suka aku datang?" gadis itu memasang wajah cemberut.Sammy sedikit tersadar karenanya, "Ah, tidak, aku hanya terkejut karena kau datang secara tiba-tiba. Tapi, kapan kau sampai di London? Kenapa tidak mengabariku terlebih dahulu?"Bukannya menjawab, gadis itu justru mendekat dan langsung memeluk Sammy erat."Aku merindukanmu, Sam.." gumamnya.Sammy hanya tersenyum tipis dan membalas pelukan gadis tersebut, "Aku juga."Gadis itu melepaskan pelukannya sejenak dan menatap Sammy seksama dengan senyum manis yang tak lepas dari wajahnya."Wah.. Kau jauh lebih tampan dari terakhir kita bertemu. Hei, apa mungkin—kau sudah memiliki kekasih lagi di sini dan selingkuh dariku, huh?"Sammy tergelak kecil, lantas beranjak masuk ke dalam kamar dan melepaskan t
Read more

07 - Pembalasan

Jenna's POVCk, yang benar saja aku harus keluar malam-malam dingin begini hanya untuk membeli makanan. Grr.. Kak Sarah sangat keterlaluan.Aku melangkah sambil merapatkan mantelku mengatasi rasa dingin yang menusuk kulitku. Kalau saja Yoshua tidak datang ke rumah dan mengambil jatah makan malam Kak Sarah, tidak mungkin aku disuruhnya membelikan makanan untuknya sekarang.Grr.. Bocah pendek itu lama-lama ikut membuatku kesal juga. Yang benar saja, masa aku harus menanggung dampak dari perbuatannya itu?Hufh..Aku hampir sampai di depan toko makanan langgananku ketika tanpa sengaja nyaris bertabrakan dengan seorang pria paruh baya yang sepertinya juga baru keluar dari toko tersebut."Ah, maaf.." ucapnya padaku.Aku tertegun sejenak melihatnya dan seketika teringat sesuatu."Oh! Paman?" ucapku kemudian.Benar. Aku ingat orang ini. Dia adalah salah satu pedagang
Read more

08 - Sakit Tak Berdarah

Author's POVSetelah sepersekian detik tenggelam dalam pikiran masing-masing, layaknya dikomando, Jenna, Jessie dan Kristy pun serempak berlarian menuju lapangan basket."SAMMY!! AKU AKAN MEMBUNUHMU!!" Jenna terdengar berteriak."HARRY! MAAFKAN AKUU!!" susul Jessie."HEI, MATA EMPAT! RASAKAN PEMBALASANKUU!" Kristy pun tak ketinggalan."HEI, TUNGGU! KALIAN MAU KEMANA??" sambung Maggie ikut berlari mengejar pula.Hanya dalam hitungan detik, ketiga gadis itu pun kompak memukuli target masing-masing.The Jackals yang tak siap atas serangan mendadak itu terkejut bukan main dan hanya mampu mengaduh seraya menghindari setiap pukulan dari ketiga gadis yang sudah seperti kesetanan itu.Sementara Yoshua, satu-satunya anggota The Jackals yang tak mendapatkan pukulan, beralih menatap Maggie yang kini sama-sama terpaku dengan wajah penuh keheranan."Kau—tidak mau memukulku juga?" tanyanya entah polos entah b
Read more

09 - Berkunjung

Author's POV"Kekasih? Wah, sulit dipercaya.. Rupanya kekasih Sammy sama sangarnya seperti dirinya." ucap Kristy ketika keempatnya sama-sama mengisi perut di kantin."Tapi apa benar dia itu kekasihnya Sammy? Kenapa kita baru mendengarnya sekarang? Kupikir dia tak pernah mengencani siapapun." Jessie menyahut sambil menyeruput minumannya."Nancy. Namanya Nancy. Dia murid pindahan dari New York dan baru pindah kemari hari ini." Maggie turut menyambung seraya menyuapkan ramyun ke dalam mulutnya.Jenna menghela napas panjang, "Tidak kusangka dia akan menamparku begitu. Sakit sekali.""Apa begitu sakit? Jenna, sepertinya kau harus ke rumah sakit.." ucap Kristy khawatir."Hei, apa aku baru saja tertabrak mobil?" Jenna kembali menghela napas lalu menyentuh dadanya, "Di sini.. Rasanya sakit di sini." lanjutnya lirih, membuat ketiga sahabatnya menatapnya heran."Kenapa? Apa Sammy membalas memukulmu saat kau memukulinya? Cih!
Read more

10 - Rasa Yang Aneh

Author's POV"Maggie. Apa masih belum selesai? Aku benar-benar sudah tidak tahan lagi ingin buang air." Jenna tampak mendesis dengan merapatkan kedua kakinya saat mereka sedang berada di minimarket."Kau keluar saja dulu. Aku akan menunggumu di depan nanti."Tanpa menyahut, Jenna langsung melesat bagaikan kilat keluar dari minimarket untuk mencari toilet umum. Beruntung, tak jauh dari minimarket terdapat toilet umum yang cukup bersih.Dengan segera gadis cantik dengan surai panjang sebahu itu pun kembali berlari dan langsung masuk ke dalam. Namun, di tengah-tengah buang hajat kecilnya itu, tiba-tiba saja ia mendengar suara minta tolong dari luar."Tolong!Copeeett!!""Heh? Jaman sekarang masih ada pencopet berkeliaran di sore hari? Sulit dipercaya.." gumam Jenna seorang diri.Namun tak urung ia merasa penasaran sekaligus entah kenapa hatinya jadi tergerak ingin membantu menangkap pencuri itu. Ia ingin mempraktekkan taekwondo
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status