Beranda / Romansa / Lima Pengawal / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Lima Pengawal: Bab 11 - Bab 20

52 Bab

Pengakuan

Keesokan harinya, Sam dan Fabio sedang mengobrol sembari menikmati sarapannya. Andien keluar dari kamarnya dan turun. Fabio terdiam, kemudian segera menyeruput kopi pahitnya dan segera beranjak pergi dengan terburu-buru. Samuel, hanya diam memperhatikan gerak-gerik keduanya yang aneh."Selamat pagi, Sam," ucap Andien sembari tersenyum."Pagi, Sweety," balas Sam."Aku duluan," ucap Andien."Kau akan ke kampus sekarang?" tanya Sam."Ya!" sahut Andien singkat."Mark, sedang cuti hari ini. Sopir akan mengantarkan aku dan Fabio ke kantor cabang yang di luar kota. Kau akan ke kampus naik apa?" ucap Sam."Leo akan menjemputku," jawab Andien."Leo?""Ya, kau ingat dengan pemuda yang menolongku saat di mobilku di hadang itu kan?" kenang Andien."Ya, aku ingat," sahut Sam."Dia sekarang satu kampus denganku, jadi ....""Ah, baiklah. Aku mengerti." Sam menganggukkan kepalanya.Tidak lama kemudian terdeng
Baca selengkapnya

Tanda Kepemilikan

"Maafkan aku," ucap Andien terisak menahan tangis.Fabio menoleh dan ia melihat Andien sedang menunduk dengan tubuh bergetar, kerena menahan tangis. Ada rasa sesal di hati Fabio, ia segera menghampiri Andien dan memeluknya."Aku minta maaf, Sweety," bisik Fabio, sembari mengecup puncak kepala Andien. Tangis Andien pun pecah, saat Fabio memeluknya erat."Aku minta maaf, karena aku tidak pernah mengerti akan perasaanmu," lanjut Fabio.Andien melepas pelukannya dan menangkup wajah tampan Fabio."Tidak, tidak ada yang perlu minta maaf. Sebab, kita sama-sama bersalah dalam hal ini. Seandainya, kita bisa sama-sama saling jujur dan mengakui, mungkin tidak akan terjadi kesalah pahaman diantara kita," ungkap Andien."Aku memang memiliki rasa itu. Tapi, aku terlalu takut untuk mengatakannya padamu. Takut, kalau saat kau tau. Kau akan menjauhiku dan tidak mau lagi bicara padaku. Karena aku tau siapa aku," ucap Fabio lirih."Aku tidak akan pernah bisa jauh da
Baca selengkapnya

Rencana Leo

Fabio segera mengumumkan berita gembira kepada ke tiga saudaranya yang lain. Mereka begitu antusias saat mendengarnya, mereka juga turut bahagai. Sebab, mereka semua tahu, jika Fabio dan Andien sama-sama saling memendam perasaannya. Mereka berbincang bersama, saat Fabio melakukan panggilan video pada ketiga. Samuel di buat muak melihat kemesaraan yang ditunjukkan keduanya."Aku akan keluar," seru Samuel."Kau mau kemana, Sam?" tanya Fabio."Aku akan keluar, mencari udara segar," jawab Samuel."Hari telah larut, lebih baik kau istirahat dan tidur," sambung Andien."Aku tidak mau menjadi patung, yang pura-pura tidak melihat, kemesraan yang kalian tunjukkan," sindir Samuel."Kalau begitu, sebaiknya kau mencari seseorang yang mau menjadi wanitamu," sambung Andien polos.Samuel hanya terkekeh mendengar perkataan Andien."Sweety, asal kau tau. Mungkin, banyak perempuan yang menginginkan aku, tapi mereka hanya ingin sesuatu dariku. Lagi
Baca selengkapnya

Gagalnya Rencana

Leonard, merasa kesal dengan semua rencananya, yang ingin memisahkan Andien dan Fabio selalu gagal. Hingga akhirnya, Leonard pun mengambil langkah. Dengan membayar seseorang, untuk membakar gudang penyimpanan senjata milik Fabio dan saudaranya.Rencana Leonar, berhasil. Fabio pun, terpaksa meninggalkan Andien. Samuel telah tiba lebih dahulu di sana. Ia menyambut Fabio dengan wajah sedikit murung."Apa yang terjadi?" tanya Fabio."Seperti yang kau lihat." jawab Samuel, mengangkat tangannya dan menunjukkan keadaan gudang mereka."Bagaimana bisa, bukannya gudang ini di jaga dengan ketat?" lanjut Fabio."Memang, tapi orang itu begitu lihai, mengelabui penjaga. Ia juga terlihat cekatan dalam melakukan tugasnya," ucap Samuel."Melakukan tugasnya?""Ya, sepertinya, dia hanya suruhan seseorang," lanjut Samuel.Fabio memicingkan matanya, menatap ke arah Samuel. Pemuda itu hanya menganggukkan kepalanya."Leonard?" tebak Fabio."Bisa
Baca selengkapnya

Kisah Fabio

Fabio telah kembali, ada rasa lega di hati Andien saat melihat kedatangannya. Namun, Andien berpura-pura marah padanya, sebab ia tidak memberi kabar pada Andien. Fabio berusaha membujuk Andien dengan berbagai cara. Hingga akhirnya, Fabio memutuskan untuk mengajak kekasihnya untuk liburan berdua. Andien pun menyambutnya dengan gembira. Keduanya memutuskan untuk berangkat lusa.Keduanya telah bersiap untuk berangkat liburan, dengan menggunakan jet pribadi milik keluarganya. Fabio membawa Andien ke negara tempat asalnya. Fabio ingin memperkenalkan Andien pada keluarganya.FlasbackFabio adalah sulung dari lima bersaudara. Ibunya seorang buruh cuci dari rumah ke rumah, sedangkan Ayahnya seorang buruh pabrik yang gemar mabuk, berjudi dan main perempuan. Fabio juga tinggal di pamukiman padat penduduk, yang mayoritas di huni oleh para wanita penjaja cinta dan penjahat.Fabio tumbuh menjadi sosok tulang yang mandiri. Ia terpaksa putus sekolah, di karenakan, ia harus mem
Baca selengkapnya

Pulang

Leonard berang, saat ia tahu, jika Fabio membawa Andien berlibur. Hingga saat ini, rencananya untuk memisahkan keduanya selalu saja gagal. Fabio dan Andien semakin tambah mesra, setelah terjadi kesalah pahaman diantara mereka. Itu membuat Leonard tidak habis pikir, bagaimana cara keduanya menjalaninya. Namun, Leonard tidak akan mudah menyerah dengan begitu saja. Ia akan mencari cara lain, yang akan bisa langsung membuat keduanya langsung terpisah.Leonard pun, kembali menjalani kehidupannya seperti semula. Ia kembali menjadi dirinya lagi, hingga Andien kembali.****Fabio dan Andien tiba di sebuah kota kecil, mobil yang membawa mereka memasuki sebuah pemukiman sempit yang padat penduduk. Saat mereka turun dari mobil dan melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki. Sebab, jalan menuju ke arah rumah orang tua Fabio, tidak bisa di masuki kendaraan."Ini tempat apa?" tanya Andien mengenggam tangan Fabio erat.Fabio tersenyum. "Nanti juga kau aka
Baca selengkapnya

Kebersamaan.

Fabio terbangun dan perlahan beranjak dari peraduannya. Ia mengangkat pelan, tangan sang kekasih yang memeluk perut ratanya. Fabio menatap sejenak, wajah polos Andien saat gadis itu masih pulas di alam mimpinya. Fabio kembali, mengingat kejadian kemarin malam, dimana, keduanya menghabiskan malam yang panas dengan penuh gairah.Fabio membelai rambut Andien dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantiknya. Mengecup puncak kepalanya. Saat ia hendak beranjak, tidak sengaja matanya melihat bercak darah di sprei. Fabio tersenyum, kemudian kembali berbaring di sisi Andien, seraya berkata."Aku berjanji, aku akan selalu ada dan akan selalu menjagamu. Aku tidak akan pernah pergi darimu, hingga nyawa terpisah dari jasadku." Fabio kembali mengecup puncak kepala Andien. Ia pun kemudian turun dari ranjang dengan hati-hati. Tapi, sebelumnya, ia merapikan selimut yang menutupi tubuh polos Andien.Fabio keluar dari kamarnya dan bertemu dengan keluarganya, yang sedang
Baca selengkapnya

Siera

"Kalian akan keluar?" tanya Emma."Ya, Mama. Kami akan ke pantai hari ini," jawab Fabio."Ayo, sarapan dulu, Nona," lanjut Emma mempersilahkan Andien untuk duduk.Andien mengangguk dan duduk, setelah Fabio menarikkan kursi untuknya. Mereka menikmati sarapan dengan hangat, layaknya sebuah keluarga. Canda tawa menyertai obrolan kecil mereka."Baiklah, kami pamit dulu," ucap Fabio."Hati-hati, apa kalian akan pulang untuk makan siang?" tanya Emma."Mungkin tidak, Mama. Kami akan menginap beberapa hari disana," jawab Fabio."Baiklah," sahut Emma tersenyum."Semua yang kau kau perlukan, sudah lengkap, Nona?" tanya Emma pada Andien.Andien mengangguk dabln tersenyum. Kemudian melirik ke arah Fabio dan menatapnya."Mama, mulai sekarang, Andien meminta kalian untuk berhenti memanggilnya dengan sebutan Nona," ucap Fabio."Lalu kami harus memanggilnya apa?" tanya Emma."Cukup panggil Andien, Nyonya," jawab Andien.E
Baca selengkapnya

Mulai Menjalankan Rencana

Fabio dan Andien masih berada di negara S, di kediaman keluarga Fabio. Saat ini, Fabio sedang sibuk dan terlihat terburu-buru. Ia akan menghadiri rapat di luar kota. Andien membantunya menyiapkan semua berkas yang ia perlukan."Sudah selesai, Sayang?" tanya Fabio mendekati Andien."Sudah," jawab Andien.Fabio tersenyum dan memeluk Andien."Terima kasih, Sweety," bisik Fabio.Andien tersenyum dan membalas pelukannya."Sama-sama. Cepat bersiap, nanti kau akan terlambat," seru Andien.Keduanya beriringan keluar dari kamar dan menyapa kedua orang tua. Selesai sarapan, Fabio segera berangkat dan meninggalkan Andien bersama kedua orang tuanya. Tapi, hari ini, Andien beruntung. Sebab, Betty datang mengunjunginya.Andien pun menghabiskan waktu seharian bersama Betty dan Charlote putrinya.**** Di rumah sakit, Siera kembali menemui Megan dan mengatakan jika ia belum bisa mengumpulkan uang, untuk biaya operasi dan pengobatan Mamanya. Si
Baca selengkapnya

Rencana Baru Telah Di Mulai

Fabio membuka matanya, kepalanya masih terasa pening. Akibat hentaman benda tumpul. Samar pandangannya, mengitari tempatnya berada saat ini. Fabio melihat beberapa orang berpakaian hitam duduk mengitarinya. Fabio menggerakkan sedikit tubuhnya yang terikat di kursi."Siapa kalian?" tanya Fabio."Kau tidak perlu tau siapa kami, yang pastinya kami harus menjalankan perintah boss kami. Untuk membuatmu tersingkir," jawab salah satu dari mereka yang berbadan besar.Fabio pun teringat akan Siera. Di mana dia, saat terakhir kali, gadis itu bersamanya. Membantu mencari Andien."Dimana Siera?" tanya Fabio lagi."Maksudmu, gadis itu?" tunjuk yang lain.Mata Fabio menangkap sosok Siera yang pingsan di ranjang, dalam keadaan terikat."Apa yang kalian lakukan padanya?" seru Fabio."Kami hanya bermain-main dengannya sebentar," jawab mereka tertawa.Fabio berusaha keras untuk melepaskan diri. Sampai akhirnya, ia berhasil melepaskan diri. Ia menghajar mer
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status