~Empat jam sebelum perpisahan Selagi menunggu pagi terbit, Eizel bekerja semalaman. Dengan ditemani lampu meja yang menjadi satu-satunya lampu paling terang di ruangannya, ia meninjau dokumen yang harus diperiksa olehnya baik dalam bentuk kertas maupun dalam bentuk file di komputernya. Hingga matanya yang tadinya tidak mengantuk, kini mulai merasa lelah, dan demi untuk menyegarkan diri, ia keluar dari ruangannya untuk membuat secangkir kopi. Entah ikatan batin atau hanya kebetulan, ia bertemu dengan Elsie ketika ia membuka pintu kantornya. Sama seperti dirinya, wanita itu juga sedang keluar dari ruang kantornya, entah apa yang akan dia lakukan. "Kau sudah bangun?" tanyanya pada wanita yang sudah membuat semua orang merasa khawatir dengan tangisannya. Dengan senyum lemah, wanita itu mengangguk, "Ya." "Mau minum kopi bersama?" tawar Eizel pada Elsie yang dijawab dengan anggukan setuju wanita itu. Seperti yang di ajark
Baca selengkapnya