Share

Ijinkan Aku Untuk Memutuskanmu

Penulis: Naomi Fa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat Anna membuka mata, hal pertama yang ia lihat adalah kursi Elsie yang sudah kosong. Dengan panik, ia membangunkan Nia yang masih tertidur nyenyak dan bergumam. 

"Di mana Direktur Elsie? Di mana Direktur Elsie?"

Dengan sangat bingung, lantaran masih setengah terbangun. Nia menjawab, "Bukankah dia sedang tidur?"

"Tidak. Dia tidak ada di kursinya." ujarnya yang membuat mata Nia sontak terbuka lebar dan dengan tubuh yang belum siap, dia berjalan dengan gontai dan terjatuh. 

"Di mana Elsie? Di mana Elsie?" Nia menggumamkan hal yang sama dengannya. 

Masih dengan bertelanjang kaki, Anna mendatangi ruangan Direktur Eizel. Ia kira Direktur Eizel masih tidur sehingga dirinya harus menyampaikan kabar menghilangnya Elsie dengan membangunkannya, tapi Direktur Eizel ternyata ada di kursi kerjanya sambil melihat ke arah komputer dengan wajah serius.

"Direktur." panggilnya dengan terengah-engah. "Direktur Elsie menghilang."

Anehnya, tidak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Kebimbangan Yang Telah Kusebabkan

    ~Empat jam sebelum perpisahan Selagi menunggu pagi terbit, Eizel bekerja semalaman. Dengan ditemani lampu meja yang menjadi satu-satunya lampu paling terang di ruangannya, ia meninjau dokumen yang harus diperiksa olehnya baik dalam bentuk kertas maupun dalam bentuk file di komputernya. Hingga matanya yang tadinya tidak mengantuk, kini mulai merasa lelah, dan demi untuk menyegarkan diri, ia keluar dari ruangannya untuk membuat secangkir kopi. Entah ikatan batin atau hanya kebetulan, ia bertemu dengan Elsie ketika ia membuka pintu kantornya. Sama seperti dirinya, wanita itu juga sedang keluar dari ruang kantornya, entah apa yang akan dia lakukan. "Kau sudah bangun?" tanyanya pada wanita yang sudah membuat semua orang merasa khawatir dengan tangisannya. Dengan senyum lemah, wanita itu mengangguk, "Ya." "Mau minum kopi bersama?" tawar Eizel pada Elsie yang dijawab dengan anggukan setuju wanita itu. Seperti yang di ajark

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Kebenaran Yang Terendap Dalam Kerinduan

    Alvan masuk ke dalam rumahnya dengan langkah yang terasa kosong dan menutup pintu secara perlahan.Seperti biasa, semua orang sudah tertidur dan ketika ia memasuki ruang tengah rumahnya, ia hanya bisa merasakan rasa sepi yang tersisa di sana.Perlahan ia menanggalkan tas ringannya, yang terasa berat. Lalu ia melemparkan tubuhnya ke atas sofa sambil mendesah samar di tengah ke pencahayaan ruang yang redup. Apa yang baru saja tadi terjadi di kehidupannya? Ini mimpi, kan?Berulang kali ia menanyakan hal yang sama dalam satu hari ini, tapi air matanya hanya dapat menitik dan seperti terjebak dalam mimpi buruk, ia merasa sangat putus asa.Dengan menutup mukanya dengan kedua tangannya, ia sedang berusaha untuk menutupi luka yang ada di hatinya. Namun dengan ia menutupinya seperti ini, akankah luka itu tetap tertutupi. Dapatkah lukanya sembuh dan berapa lama luka hatinya akan mengering. Karena yang dirasakannya saat ini hanyalah sakit, sakit dan sakit. Mul

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Tempat Untuk Beristirahat Sejenak

    Tidak seperti biasanya yang selalu berjalan bolak-balik ke ruangan direktur utama. Kali ini Anna dengan kedua kakinya, melangkah masuk ke ruangan lain yang ada di lantai itu, yang adalah ruangan Direktur Eizel. Bukan karena ia salah masuk ruang atau bagaimana, ia hanya ingin menyandarkan kepalanya di sofa dengan tenang sambil bernapas lega.Pria yang empunya ruang, kini menaikkan alis ketika melihat kedatangannya dan meletakkan dokumen yang diperiksanya."Ada apa?" tanya Direktur Eizel sambil meninggalkan kursi kerjanya dan meniru gaya Anna yang menyandarkan kepala ke sandaran sofa. "Tidak biasanya kau kemari.""Maafkan aku, tapi bisakah aku di sini sebentar? Aku juga manusia, aku perlu istirahat jadi biarkan aku menyandarkan kepalaku sejenak." ujar Anna dengan nada datar bak mayat hidup.Direktur Eizel mendengus geli dan memberikan persetujuannya dengan nada ringan. "Tentu tidak apa-apa. Kau bisa masuk dan memakai ruangan ini jika kau mau."

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Hati Lain Yang Menginginkannya

    Eizel menggigit kukunya ketika mendadak ia teringat pada kondisi mengejutkan tadi. Kenapa Elsie mendadak masuk seperti itu dan mendapati mereka dalam posisi semacam itu? Wanita itu tidak akan menyadari apa yang terjadi kan? Elsie tidak akan tahu kalau ia menyukai Anna, kan?Jika dia tahu, maka akan jadi masalah besar. Dia akan menggoda kami dan bisa-bisa ia akan mengatakan perasaannya pada Anna, sebelum ia dapat mengungkapkan perasaannya sendiri pada Anna.Jika itu yang terjadi, Anna nanti akan memandangnya dengan buruk dan dia akan menjauhinya tanpa Eizel membuat langkah awal untuk mendekatinya. Tidak! Itu tidak boleh terjadi.Namun, lupakan sejenak mengenai Elsie. Sebelum ia menyalahkan Elsie atas terbongkarnya perasaannya, ia harus marah pada dirinya sendiri terlebih dulu. Apa yang ia lakukan tadi? Kenapa ia mendorong kepala Anna untuk ke arah bahunya dan membuat wanita itu bersandar di lengannya? Bagaimana jika wanita itu yang akan menyadari terlebih dahulu

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Pria Yang Kubutuhkan

    Elise menatap Eizel yang bolak-balik di depannya dengan ragu. Entah apa yang dipikirkannya dan apa yang direncanakannya, dia tampak tidak tenang dan gelisah. Hingga perlu bagi Elsie untuk bertanya padanya, agar kepalanya tidak merasa sakit melihat gerakannya yang sangat aktif."Ada apa?" serunya keras yang membuat Eizel dan Anna terperanjat bersama."Emm ..." Lagi-lagi dia ragu untuk mengatakan apa yang ingin diucapkannya dan hanya menatap Elsie yang tengah sibuk dengan setumpuk dokumen di sisi mejanya.Brak.Dengan sangat lancang, Eizel menggebrak meja kerjanya dan mengagetkannya sehingga ia mengangkat wajahnya dan menunjukkan emosi kemarahannya."Ada apa? Cepat katakan sekarang dan pergi dari kantorku." geramnya yang seharusnya terdengar sangat mengerikan.Eizel mengangkat tangannya dan memberinya sebuah peringatan yang tidak perlu. "Jangan marah. Berjanjilah kau tidak akan meneriakiku dan memecatku setelah mendenga

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Secangkir Ingatan Cinta

    Meskipun kemarin terjadi sedikit perang bicara antara Direktur Elsie dan Direktur Eizel, sekarang keduanya akur kembali dan bekerja dengan sangat baik. Begitu pula dengan Anna, seperti biasa, ia bekerja sangat keras di bawah tekanan pekerjaan atasannya atau Direktur Elsie. Sudah tiga hari ia menginap di ruang kantornya hingga ia merasa ingin tumbang sewaktu-waktu. Namun selama ia ada di mejanya, Direktur Elsie terus menambah beban pekerjaannya dan membuatnya tidak memiliki waktu untuk tertidur. Hingga dalam mengerjakan tugasnya, ia ingin melarikan diri. Namun ia akan melarikan diri kemana? 'Kalau begitu beristirahatlah di sini. Datanglah kemari setiap kali kau lelah.' Suara Direktur Eizel mendayu masuk ke dalam telinganya dan membuatnya terayu untuk menerima tawaran tersebut dan berlari ke kantor kerjanya untuk mengistirahatkan tubuh. Namun baru saja ia bangit berdiri untuk menjalankan rencananya, kejadian hari itu ketika ia bersandar di b

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Sesuatu Yang Tak Terbanding

    Seperti jadwal yang sudah ditentukan, siang ini Elsie akan makan bersama Christian di sebuah restoran mahal.Karena pakaian kusutnya tidak cocok dengan konsep mewah restoran tersebut. Elsie menanggalkan pakaian yang sudah ia kenakan selama lima hari ini dan menggunakan pakaian baru yang tampak jauh lebih baik daripada pakaiannya yang semula.Tidak hanya sampai di situ, ia menutupi wajah lelahnya yang lembur dalam beberapa hari ini, dengan riasan ringan dan menyegarkan agar tidak menunjukkan kulitnya yang menghitam di bawah matanya.Hingga setelah persiapannya selesai, ia melaju ke tempat tersebut dengan menyetir mobilnya seorang diri.Dengan mobil dan penampilannya, Elsie menunjukkan kesannya yang kuat dan menawan. Lalu ia berjalan menuju ke meja tempat Christian sudah memesan untuk makan siang mereka bersama.Sayang sekali, di saat ia datang dengan tepat waktu, pria yang katanya tertarik padanya itu, dia belum tiba ditempat dan E

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Seberapa Besar Dia [Tidak] Mencintaiku

    Sejak hari itu, Alvan terus-menerus bekerja tanpa henti. Ia pikir dengan tubuhnya yang kelelahan, ia bisa menyingkirkan kesedihannya. Namun ternyata itu adalah pemikiran yang salah, karena ia masih tetap merasa sedih, hanya saja ia langsung tertidur pulas ketika tubuhnya menyentuh kasur. Sehingga ia bisa terbebas dari kesedihannya di saat malam.Setelah perpisahannya, Profesor Nia juga tidak mengatakan apapun. Dia tidak membicarakan mengenai Elsie dan hanya berbicara tentang pekerjaan saja. Meskipun Alvan tahu bahwa alasan kebungkamannya itu bukan karena kemarahan, melainkan kecanggungan.Jadi mengikuti tindakannya, Alvan pun melakukan hal yang sama dan mendadak mereka menjadi asing satu sama lain, bahkan melebihi saat ia bertemu Elsie."Kerjakan ini dan perbanyak dokumen ini sebanyak mahasiswa yang ada di kelas." ujar Profesor Anna selagi keluar tanpa mengatakan alasannya meninggalkan ruangan.Lantaran merasa bahwa ia juga tidak memilik

Bab terbaru

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Epilog

    Nia, Elsie dan Alvan naik ke panggung untuk foto bersama kedua mempelai.Namun entah hanya perasaanya saja atau memang seperti itu adanya, Nia merasakan ada yang ganjal dengan hubungan Nia dan Alvan. Memang ia tahu kalau mereka berdua berpandangan dengan tidak ramah di ruang pengantin, tapi ia tidak menyangka kalau masalah itu akan bertahan hingga acara pernikahan hampir selesai.Kini acara yang tersisa adalah pelemparan bunga.Semua orang bersiap di posisi dan Nia pun sedikit menyingkir ke sisi panggung untuk memberi Elsie ruang untuk dapat menangkap bunga.Satu. Dua. Tiga.Bunga pun terlempar dengan sangat anggun, tapi semakin dilihat, ada yang aneh dengan arah pelemparan bunga. Hingga tiba-tiba bunga itu mendekatinya dan jatuh di tangannya.Sontak hal tidak terduga itu membuat semua orang gempar dan bingung.Merasa dia bukan seharusnya yang berhak menerima bunga itu, Nia menatap Elsie yang seharusnya m

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Kelelahan [Kebahagiaan] Yang Tidak Berakhir

    Ketika matahari mulai bergerak turun dan perlahan berjalan meninggalkan langit yang terang. Elsie duduk seorang diri di salah satu bangku rumah makan yang dibawah naungan perusahaannya, sambil menatap semburat warna jingga yang memenuhi langit. Sudah beberapa hari ia menetapkan untuk lembur beberapa hari di kantornya dan kini ia akhirnya keluar dari persembunyian setelah ia mengurung diri di dalam tembok kantornya. Semua ini karena bunga itu. Sungguh bunga yang sial. Bersamaan dengan kemarahannya yang kembali bangkit dari dalam hatinya, seorang pria yang ia benci selama beberapa hari ini malah muncul di depan wajahnya. Tidak perlu ditanya, Elsie pasti merasa marah. Dia sangat kesal hingga ketika Alvan mengambil duduk di depannya, ia berpaling ke arah lain seperti anak kecil. Namun masalahnya, ia tidak bisa menerima kekalahannya. Terlebih itu lantaran sebuah bunga sial yang malah terbang ke tempat yang salah. "Kenapa tidak pulang se

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Takdir Mereka Yang Melayang Di Udara

    Di tengah hiruk pikuk pernikahan yang meriah, Alvan dan Elsie duduk berdampingan dengan suasana kesenyapan yang mencekam layaknya yang terjadi pada pasangan yang sedang bertengkar.Hal ini dimulai lantaran Elsie melihat bagaimana Eizel sangat menyukai Anna dan tidak ragu-ragu dalam melangsungkan pernikahannya. Perasaan irinya itu pun ia sampaikan kepada Alvan, yang meskipun tampak tidak tergerak sedikitpun setelah mendengarkannya, tapi sejak mendengar Elsie menceritakannya, perlahan ia mulai mempertimbangkannya hal disebut dengan pernikahan.Namun Elsie yang tidak sabaran, merasa kode halusnya itu tidak akan mempan untu Alvan yang pada pandangannya tidak sensitif, sehingga Elsie dengan memberanikan diri mengatakan secara gamblang pada Alvan tentang keinginannya untuk menikah.Apakah itu salah? Tentu tidak. Terlebih Alvan tahu seberapa sulitnya bagi Elsie untuk memulai pembicaraan tentang pernikahan lebih dulu, dengan posisinya sebagai wanita. Itu adalah ke

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Keuntungan Menjadi Rekan Hidupku

    Alih-alih menunggu Anna di pelaminan dan melihat dari kejauhan calon istrinya yang berjalan seorang diri menghampirinya, Eizel memilih untuk berjalan bersama istrinya menuju ke pelaminan.Dengan menggandeng wanita yang dicintainya, ia mengumbar senyum yang sangat lebar nan bahagia. Lalu dengan mata yang saling berkaitan dengan Anna, ia menunjukkan kepada semua orang kalau dirinya sangat beruntung memiliki wanita ini sebagai teman hidupnya.Hingga setiba mereka di pelaminan, mereka menjalani seluruh prosesi pernikahan dan dipenghujung acara, sang pembawa acara menyatakan bahwa mereka sudah resmi menjadi suami istri.Seketika ruang pernikahan itu menjadi amat riuh. Para tamu bertepuk tangan dan tak sedikit yang memberi sorakan atas status baru mereka.Di tengah kebahagiaan yang bertaburan seperti confetti, Eizel menatap langit-langit dengan tercengang.Hidup itu sebuah misteri...****************...~Du

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Perhatianmu Dan Cinta Dariku

    Dengan gaun yang indah yang Nia kenakan di acara pernikahan, ia berjalan tergopoh-gopoh menuju ruang tunggu pengantin. Semua ini adalah salah dari dirinya yang bangun terlambat.Kemarin malam, usai mengatakan salam tidurnya, Nia lupa menyalakan alarm. Hingga, akibat dari perbuatannya, mereka pun jadi bangun terlambat. Hanya untung saja, pengantin wanita sudah bangun lebih dulu dan langsung pergi ke tempat di mana dia akan di rias.Namun di mana kawannya yang satu lagi, kalau tidak salah dia yang bertanggung jawwab dengan bunga buketnya. Lantaran dia menyekap bunga itu sejak pagi, yang katanya itu dia lakukan untuk dapat terhubung dengan bunga. Sehingga ketika pengantin wanita melemparkan bunganya nanti, dia dapat menangkapnya dan segera menikah.Baru dia pikirkan, suara temannya itu sudah terdengar dari kejauhan, meskipun di lobi itu sudah dipenuhi oleh tamu yang berbicara sendiri layaknya suara lebah."Nia."Dengan gaun merah men

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Malam Bagi Para Pemilik Perut Kosong

    ~Lima bulan Kemudian."Untuk pernikahan besok. Bersulang.""Bersulang.""Bersulang."Tiga wanita itu pun saling menyatukan kaleng soda mereka, hingga berbunyi suara 'ting' dari permukaan kaleng mereka yang saling bersentuhan.Namun ketika mereka hendak meminumnya bersama, Elsie langsung mengurungkan niatnya dan meletakkan soda itu dengan tatapan sia-sia."Kenapa?" tanya Nia pada Elsie yang tampak kesal lantaran tidak dapat meminum sodanya.Selagi melihat tubuhnya, ia pun mengeluhkan lemaknya yang bertumbuh pesat. "Akhir-akhir ini berat badanku banyak naik. Jadi aku tidak bisa meminum ini dan membuat gaunku kekecilan."Mendengar alasan Elsie, membuat Anna dan Nia menghentikan aktivitas mereka. Hingga satu per satu mulai meletakkan kaleng sodanya."Benar juga." gumam Anna dengan menatap sedih minuman soda itu.Seusai kaleng soda, kini mata mereka tertuju pada makanan melimpah yang ditaruh di

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Hampir Saja Kekasihku Menjadi Kekasih Orang Lain

    "Kau sudah sampai kantor?" tanya Eizel pada Anna, setelah mereka berhasil masuk ke dalam kantor Direktur Eizel yang berdekatan dengan kantor direktur utama. "Kapan? Aku tidak melihat tasmu ketika datang ke kantor Elsie?""Sudah dari tadi." Anna tersenyum getir dan dia mengungkapkan fakta yang terjadi tadi pagi saat ia datang ke kantor. "Sebenarnya aku sudah sampai di kantor satu jam yang lalu."Mendengar kata satu jam, membuat Direktur Eizel mendelik tidak percaya. Namun memang begitulah faktanya, ia sama sekali tidak mengubah kebenaran yang ada. "Jika memang satu jam yang lalu, kenapa aku tidak melihatmu saat datang tadi? Bahkan aku tidak melihat tasmu di meja.""Itu, itu." Dengan terbata-bata Anna mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya tadi terjadi. "Saat aku datang, ternyata di dalam sudah ada Direktur Elsie dan Alvan di ruangan. Lalu karena tak ingin aku mengganggu mereka, Direktur Elsie menyuruhku untuk pergi berjalan-jalan selama beberapa menit. Jadi itul

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Alur Kehidupan

    Kenapa dari semua hal, peribahasa menggambarkan keterkejutan dengan 'sambaran petir'? Dulu Eizel sering mempertanyakannya. Namun pagi ini akhirnya ia pun tahu dengan sendirinya, betapa sangat mengejutkannya petir.Dari awal ke kantor, Eizel tidak mendapatkan firasat apapun. Hingga ketika ia hendak menyerahkan beberapa dokumen untuk di tinjau ulang oleh Elsie, ia merasa baru saja melihat adegan yang tidak pantas di ruangan wanita itu.Eizel melihat sepasang kekasih yang sedang menjalin asmara dengan berbicara manja satu sama lain. Ada kalanya Elsie mendadak mejaruk dan bersikap seolah akan mengakhiri hubungan, tapi dengan sikap yang sama kekanak-kanakannya, Alvan meredakan kekesalannya dan dua orang yang sedang kasmaran itu kembali mesra dengan berpelukan satu sama lain.Hingga karena ia berdiri mematung di depan pintu dalam jangka waktu yang cukup lama, pria dan wanita itu pun menyadari kehadirannya dan tersenyum lebar."Selamat pagi."

  • Searching a Commoner Husband (Mencari Seorang Suami Jelata)   Sekali Lagi Dan Terakhir Kalinya

    Sesuai janjinya, Alvan akan mendatangi Elsie untuk menyatakan perasaannya untuk terakhir kalinya. Namun lantaran selama beberapa hari ini Elsie tidak datang ke kantornya, Eizel —selaku orang yang membantunya—, dia memberikan alamat rumah Elsie padanya.Ternyata lokasi rumah Elsie tidak jauh dari kantor, dan begitu sampai di sana, Alvan tidak melihat tempat tinggal Elsie sebagai sebuah rumah, melainkan sebuah istana. Sangat besar dan megah. Namun apakah wanita itu tidak kesepian, tinggal di rumah sebesar itu untuk dirinya.Setelah membunyikan bel berkali-kali dan tidak mendapat tanggapan, serta menyadari tidak adanya satu mobil kesukaan wanita itu di halaman parkirannya. Alvan pun mengerti kalau wanita itu kini sedang tidak ada di rumah.Jadi dengan sabar dan jantung berdebar, Alvan menunggu wanita itu di depan rumahnya yang ternyata memakan waktu yang cukup lama.Hingga perlahan hari menjadi semakin malam, dan ketika jam menunjukkan bahwa hari

DMCA.com Protection Status